27
sistem informasi manajemen dalam suatu instansi dapat meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai
sistem, menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis, dan dapat mengindentifikasi kebutuhan-kebutuhan
akan keterampilan pendukung sistem informasi manajemen.
2.3 Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan
Sistem informasi manajemen perpustakaan menurut Royandiah 2007 adalah:
Suatu sistem yang memberikan kemudahan bagi manusia berupa data atau informasi yang berhubungan dengan tugas operasional suatu perpustakaan.
Sistem informasi manajemen mendukung aktivitas manusia dalam lingkungan organisasi seperti perpustakaan dengan menyajikan suatu data
secara efektif dalam waktu yang singkat sehingga memudahkan pengambilan keputusan bagi kepala perpustakaan.
Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan menurut Hakam 2006 adalah:
Bisnis business process yang ada di perpustakaan, yang terintegrasi mulai dari sistem pengadaan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka,
sistem pencarian kembali bahan pustaka, sistem sirkulasi, membership, pengaturan denda keterlambatan pengembalian, dan sistem reporting
aktifitas perpustakaan dengan berbagai parameter pilihan. Sistem ini disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan dari bagian-bagian yang ada di
perpustakaan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
manajemen berguna untuk meningkatkan mutu manajemen dan pengelolaan perpustakaan, sehingga memudahkan pengelola dan anggota untuk menggunakan
layanan perpustakaan. Pada dasarnya sistem informasi manajemen pada perpustakaan
dikembangkan dari pemikiran dasar bagaimana melakukan otomatisasi terhadap berbagai business process dalam suatu perpustakaan.
28
Menurut Saputra 2010 bahwa penerapan sistem informasi manajemen pada perpustakaan:
Diperlukan software perangkat lunak yang didesain khusus untuk mempermudah pendataan koleksi perpustakaan, katalog, data
anggotapeminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan. Software yang akan di gunakan harus yang bermanfaat, ekonomis, handal,
kapasitas, sederhana, fleksibel dan user friendly. Penerapan teknologi sistem informasi dalam perkembangan perpustakaan dapat
mempermudahkan pustakawan dalam mengelola sistem dalam perpustakaan.
Contoh penerapan sistem informasi manajemen perpustakaan adalah perpustakaan Universitas Sumatera Utara USU. Salmi 2012 menyebutkan
bahwa: Perangkat lunak aplikasi SIM yang tersedia pada Perpustakaan USU
dikelompokkan ke dalam 4 empat kategori yaitu Sistem Manajemen Akademik, Sistem Manajemen Pengetahuan, Sistem Manajemen
Sumber Daya, dan Sistem Manajemen Hubungan Komunitas yang keseluruhannya terdiri dari 14 modul subsistem.
Untuk menjalankan kegiatan-kegiatan atau sistem kerumahtanggaan perpustakaan library housekeeping dibutuhkan suatu perangkat lunak SIM.
Perangkat lunak SIM perpustakaan saat ini sudah semakin mudah ditemukan dan banyak tersedia baik dari luar maupun dalam negeri dengan berbagai keunggulan
yang ditawarkan dan harga yang bervariasi. Secara umum, perangkat lunak aplikasi perpustakaan dapat dikelompokkan menjadi 2 dua bagian, yaitu
perangkat lunak komersial dan perangkat lunak gratis freeware. 1.
Perangkat Lunak Komersial Commercial Software Perangkat Lunak Komersial Commercial Software menurut Sonhaji
2012 adalah perangkat lunak hak beli, karena mempunyai hak cipta. Setiap orang yang bermaksud menginstalnya harus membelinya. Jika
tidak membayar berarti melakukan pembajakan. Perangkat lunak ini juga disertai lisensi yang melarang pembeli menyalin perangkat lunak
untuk diberikan kepada orang lain ataupun untuk dijual kembali. Perangkat lunak komersial terdiri atas beberapa jenis, antara lain
adalah:
29
1 NCI BookMan.
NCI BookMan menurut Ipuin 2011 adalah ”otomasi perpustakaan yang bersifat komersial yang dilengkapi dengan web dan fasilitas
administrasi web”. Keunggulan NCI BookMan menurut Ipuin 2011 adalah:
a. Teknologi Barcode RFID.
b. Web OPAC. c.
Fasilitas Pencetakan Lengkap. d. Laporan dan statistik.
e. Bahasa Indonesia.
f. Purna jual terjamin.
g. Jaminan produk terimplementasi dengan baik. 2
Dynix. Dynix menurut Ipuin 2011 adalah menjadi pilihan, karena untuk
mengembangkan Dynix yang sudah ada, dan pada waktu itu di dalam negeri belum banyak para pengembang software melirik
perpustakaan.
Dengan keterbatasan
SDM yang mampu mendampingi operasionalnya, Dynix ini menjadi tumpuan sekaligus
andalan dalam mengelola, pelayanan dan akses informasi. Karena disadari atau tidak, untuk mengimplementasikan aplikasi otomasi
perpustakaan ini dibutuhkan investasi yang besar dan diperlukan keuletan, kesabaran, ketelitian, ketaatan asas dan kekonsistenan
dalam mewujudkan database bibliografi dan keanggotaan. Dengan kedua database inilah transaksi peminjaman bisa dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya.
3 IBRA Advance.
IBRA Advance menurut Ipuin 2011 adalah software perpustakaan yang bersifat komersial yang dapat digunakan untuk mengelola
hampir semua jenis koleksi bahan pustaka secara terintegrasi. Software ini dikembangkan oleh Tim TLSS. Desain system IBRA
antara lain WEB Base Programming, System Client-server, dapat berjalan di semua sistem operasi, sistem barcode, dan tampilan
yang user-friendly. Dengan software ini perpustakaan akan mampu mengelola hampir semua jenis koleksi bahan pustaka secara
terintegrasi, baik pustaka tercetakmaterial, maupun pustaka non material seperti pustaka digital dan pustaka multimedia.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis perangkat lunak komersial adalah NCI BookMan, Dynix, dan IBRA advance.
2. Perangkat Lunak Freeware Gratis
Perangkat Lunak Freeware Gratis menurut Sonhaji 2012 adalah “perangkat lunak yang digunakan tanpa perlu membayar sama sekali.
30
Perangkat lunak tanpa kode sumber dan bebas digunakan oleh siapa saja tanpa perlu membayar”.
Perangkat lunak komersial terdiri atas beberapa jenis, antara lain adalah:
1 Senayan.
Senayan menurut Rasiman 2012 adalah “Open Source Software
OSS berbasis Web. Senayan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan automasi perpustakaan library automation skala kecil
hingga skala besar”. Keunggulan software Senayan menurut Rasiman 2012 dapat
dimodifikasi dan digunakan secara free dan dikembangkan lewat komunitas, dengan begitu jika ada bug dapat di share dan di
pecahkan bersama-sama komunitas, hal tersebut yang membedakan dengan aplikasi automasi berbasis bayar fee. Selain dapat
dimodifikasi, senayan memiliki fitur yang lengkap, dan sangat cocok digunakan bagi perpustakaan yang memiliki koleksi, anggota
dan staf yang banyak di lingkungan jaringan, baik itu jaringan lokal intranet maupun Internet. Keunggulan Senayan lainnya adalah
multi-platform, yang artinya bisa berjalan secara natif hampir di semua Sistem Operasi yang bisa menjalankan bahasa pemrograman
PHP dan RDBMS MySQL. Senayan sendiri dikembangkan di atas platform GNULinux dan berjalan dengan baik di atas platform
lainnya seperti FreeBSD dan Windows.
2 Athenaeum Light.
Athenaeum Light menurut Putra 2007 adalah fasilitas yang ada pada athenaeum adalah manajemen database, menu peminjaman,
menu pengembalian, menu laporan, label barcode, statistik dan stock opname.
Versi terbaru athenaeum adalah Athenaeum light 8.5. Athenaeum light 8.5 merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh komunitas
athenaeum light indonesia KALI dan memiliki forum diskusi di toolib. Aplikasi ini dibangun dari aplikasi database filemaker,
dikemas dalam bentuk free script atau opensource dan disajikan dalam bentuk portable
Aplikasi ini merupakan versi Beta permulaan, kemudian disebut dengan Athenaeum Light 8.5 v.1, dengan menu-menu fitur yang
hampir sama dengan versi sebelumnya.
Kelebihan dan kurangan Athenaeum light 8.5 menurut Putra 2007 adalah:
Kelebihan: a.
Athenaeum light 8.5 mampu menampung data hingga 8 terabyte.
31
b. Ada menu website. c.