60
b. Hambatan atau Kendala Sistem Keanggotaan
Untuk mengetahui apakah pada sistem kenggotaan pada aplikasi SIPUS memiliki hambatan atau kendala dalam menjalankannya, dapat dilihat dari kutipan
wawancara dengan informan I
5
berikut: “Kendalanya, kadang-kadang foto tidak muncul saat akan di print
sehingga dilakukan foto ulang. Kemudian data anggota baru yang sudah di entri ke dalam sistem datanya tidak muncul pada kotak pencarian.”
Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem keanggotaan pada aplikasi SIPUS di Perpustakaan Umum Kota Medan
mengalami hambatan atau kendala saat akan melakukan cetak kartu dimana terkadang hasil foto tidak keluar sehingga harus di foto ulang, dan terkadang data
anggota yang sudah dientri kedalam sistem tidak muncul pada kotak pencarian.
c. Solusi Pengembangan Sistem Keanggotaan
Untuk mengetahui apa solusi yang diharapkan untuk pengembangan sistem keanggotaan pada aplikasi SIPUS, dapat dilihat dari kutipan wawancara
dengan informan I
5
berikut: “Menurut saya sistem sirkulasi yang sedang berjalan saat ini sudah
baik.” Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem
keanggotaan pada aplikasi SIPUS di Perpustakaan Umum Kota Medan sudah berjalan dengan baik sehingga untuk saat ini belum dibutuhkan solusi tertentu
untuk pengembangannya.
61
Gambar 4.6 Fitur Sistem Keanggotaan Aplikasi SIPUS
4.3.6 Pengawasan Serial
Fitur Pengawasan serial merupakan fitur yang menyediakan untuk pembuatan pesanan, penerimaan dokumen, akses terhadap bahan pustaka,
pengarahan, pengajuan, peminjaman, penjilidan terbitan berkala atau serial. Untuk mengetahui tentang fitur pengawasan serial dapat dilihat dari penjelasan berikut:
a. Fitur Sistem Pengawasan Serial
Untuk mengetahui apakah sistem pengawasan serial pada aplikasi SIPUS sudah berjalan dengan baik dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut:
“Belum bisa dipastikan Fahma. Fitur untuk pengawasan serial sudah ada di dalam sistem, namun belum digunakan. Pengerjaan untuk mengentri
data majalah dan jurnal masih dilakukan secara manual. Karena Perpustakaan Umum Kota Medan masih fokus untuk mengentri data
buku ke dalam sistem. Hal ini dikarenakan masih banyak buku yang datanya belum dientri ke dalam sistem dan mayoritas pengguna lebih
banyak meminjam buku.”
Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi sistem pengawasan serial pada Perpustakaan Umum Kota Medan belum dapat
dipastikan karena sistem pengawasan pada aplikasi SIPUS belum dimanfaatkan. Belum dimanfaatkannya sistem pengawasan serial dalam pengelolaan bahan
62
pustaka terbitan berkala disebabkan karena pengelolaan bahan pustaka terbitan berkala ini masih dilakukan secara manual. Adapun proses yang dilakukan seperti
yang disebutkan dalam kutipan wawancara dengan informan I
6
berikut: “Langkah-langkahnya sama seperti dengan mengolah data buku.
Perbedaannya adalah data majalah dan jurnal tidak di input ke dalam sistem dan tidak ada nomor barcode. Yaitu, buku yang akan diolah
sudah ada di Perpustakaan. Kemudian buku tersebut diperiksa oleh pemeriksa barang. Setelah buku sesuai, buku diserahkan kepada
penyimpan barang. Selanjutnya buku diberikan nomor register oleh penyimpan barang. Kemudian diberikan nomor inventaris oleh bagian
koleksi. Lalu, buku tersebut diberikan nomor kelas, dikatalog, diberi label, disampul, ditempel lembar perhatian, dan ditempel slip
pengembalian.”
Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa proses yang dilakukan dalam pengelolaan bahan pustaka terbitan berkala di Perpustakaan
Umum kota Medan sama halnya dengan pengelolaan bahan pustaka buku, hanya saja data terbitan berkala yaitu majalah dan jurnal tidak di input ke dalam sistem
dan tidak memiliki nomor barcode.
b. Hambatan atau Kendala Sistem Pengawasan Serial