agar dapat menjalankan perusahaan dengan baik dan patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dengan tercapainya hukum sebagaimana disebutkan di atas, maka akan tercapai tujuan hukum dalam pembangunan ekonomi yang tidak lain adalah
kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat yang merata akan menciptakan negara yang makmur welfare state.
42
Apabila negara makmur maka akan mengangkat harkat dan martabat bangsa kepada negara lain. Dengan demikian,
investasipun akan meningkat pula.
2. Kerangka Konsep
Dalam melakukan penelitian ini, perlu dijelaskan beberapa istilah di bawah ini sebagai definisi operasional dari konsep-konsep yang dipergunakan untuk
menghindari kesalahan dalam memaknai konsep-konsep, yaitu : 1.
Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia Indonesian Sustainable Palm Oil –
ISPO adalah sistem usaha di bidang perkebunan kelapa sawit
42
Welfare State bertujuan pada perlindungan pemerintah terhadap rakyat dari berbagai
kesulitan sebagai dampak tahap industrialisasi. Hal ini disebabkan oleh terjadinya pengorbanan rakyat dalam tahap insutrialisasi, dimana hukum sama sekali tidak berpihak kepada rakyat, dan
“pembungkaman” hak-hak rakyat. Dalam tahap ini, tujuan pembangunan adalah terciptanya keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat. Implementasinya dalam pembangunan hukum adalah lahirnya
produk-produk hukum yang lebih berpihak pada kepentingan dan kesejahteraan rakyat serta perlindungan hak-hak kaum minoritas, seperti konsumen, buruh, dan kaum perempuan. Sumber :
Wallace Mendelson, “Law and The Development of Nations”, The Journal of Politics : The University of Texas at Austin, Vol. 32, 1970, hal. 223.
Universitas Sumatera Utara
yang layak ekonomi, layak sosial, dan ramah lingkungan didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia;
43
2. Roundtable Sustainable Palm Oil RSPO adalah proses pengelolaan kebun
dan pabrik kelapa sawit untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang ditetapkan guna produksi barang dan jasa secara terus-menerus dengan tidak
mengurangi inheren dan produktivitas masa depannya, serta tanpa menimbulkan dampak yang tidak diinginkan terhadap lingkungan, biologi,
fisik, dan sosial;
44
3. Pertumbuhan Investasi adalah kondisi yang mencerminkan sejumlah faktor
yang berkaitan dengan lokasi tertentu yang membentuk kesempatan dan insentif bagi pemilik modal untuk melakukan usaha atau investasi secara
produktif dan berkembang. Dengan demikian, pertumbuhan usaha atau pertumbuhan investasi yang kondusif adalah pertumbuhan yang mendorong
investor melakukan investasi dengan biaya dan risiko serendah mungkin di satu sisi, dan dapat menghasilkan keuntungan jangka panjang setinggi
mungkin di sisi lain;
45
43
Bagian I Pengertian Umum angka 6. Lampiran I Peraturan Menteri Pertanian No. 19PermentanOT.14032011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia
Indonesian Sustainable Palm Oil – ISPO.
44
Website Resmi RSPO, “Dokumen Panduan : Prinsip dan Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan”, www.rspo.org., diakses pada 22 Juli 2012.
45
Stern dalam Shinta RI. Soekro, et.al., Sjamsul Arifin ed., Bangkitnya Perekonomian Asia Timur Satu Dekade Setelah Krisis
, Jakarta : Tim Biro Hubungan dan Studi Internasional – Bank Indonesia, 2008, hal. 172-173.
Universitas Sumatera Utara
4. Pembangunan Berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan,
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan;
46
5. Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup
untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya;
47
6. Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup
untuk menyerap zat, energi, danatau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya;
48
7. Kewajiban Hukum adalah suatu kewajiban yang diberikan dari luar diri
manusia norma heteronom. Kewajiban hukum dan kewajiban moral dapat berpadu, dalam istilah Hegel, “Sittlicheit”.
49
46
Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Dalam tataran ini kewajiban- kewajiban hukum telah diterima sebagai kewajiban-kewajiban moral. Dalam
pembahasan etika, Immanuel Kant menguraikan etika “imperatif kategoris” dimana tunduk kepada hukum merupakan suatu sikap yang tanpa pamrih, dan
tidak perlu alasan apapun untuk tunduk kepada hukum. Untuk perbandingan
47
Pasal 1 angka 7 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
48
Pasal 1 angka 8 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
49
Bryan Magee, The Story of Philosophy, diterjemahkan Marcus Widodo, Yogyakarta : Kanisius, 2008, hal. 158-160.
Universitas Sumatera Utara
adapula yang dinamakan imperatif hipotetis, dimana kewajiban dilaksanakan karena suatu alasan tertentu atau mengharapkan reward tertentu.
50
Kaitannya dengan penelitian ini adalah bahwa kewajiban sertifikasi ISPO ditetapkan
berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 19PermentanOT.14032011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia
Indonesian Sustainable Palm Oil – ISPO;
51
8. Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu
pada tanah danatau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut dengan
bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat;
52
9. Pelaku Usaha Perkebunan adalah pekebun dan perusahaan perkebunan yang
mengelola usaha perkebunan;
53
Dalam penelitian ini Pelaku Usaha Perkebunan yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah PT. Rea Kaltim
Plantation.
50
Immanuel Kant dalam Franz Magnis Suseno, Pijar-Pijar Filsafat, Yogyakarta : Kanisius, 2005, hal. 267-268.
51
Pasal 3 Peraturan Menteri Pertanian No. 19PermentanOT.14032011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia Indonesian Sustainable Palm Oil – ISPO
mewajibkan setiap perusahaan perkebunan untuk melakukan sertifikasi ISPO.
52
Bagian I Pengertian Umum angka 1. Lampiran I Peraturan Menteri Pertanian No. 19PermentanOT.14032011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia
Indonesian Sustainable Palm Oil – ISPO.
53
Bagian I Pengertian Umum angka 3. Lampiran I Peraturan Menteri Pertanian No. 19PermentanOT.14032011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia
Indonesian Sustainable Palm Oil – ISPO.
Universitas Sumatera Utara
10. Lembaga Sertifikasi adalah lembaga independen yang diakreditasi oleh
Komite Akreditasi Nasional KAN dan mendapatkan pengakuan dari Komisi ISPO;
54
11. Sertifikasi ISPO adalah suatu penetapan yang diberikan oleh Lembaga
Sertifikasi ISPO menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 19PermentanOT.14032011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit
Berkelanjutan Indonesia Indonesian Sustainable Palm Oil – ISPO, yaitu : PT. Mutuagung Lestari; PT. TUV Nord Indonesia; PT. Sucofindo; PT. SAI
Global Indonesia; PT. TUV Rheinland Indonesia. Penetapan tersebut dalam bentuk diberikannya Sertifikat ISPO kepada perusahaan perkebunan yang
memohon untuk itu;
55
G. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis normatif.
56
54
Bagian I Pengertian Umum angka 13. Lampiran I Peraturan Menteri Pertanian No. 19PermentanOT.14032011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia
Indonesian Sustainable Palm Oil – ISPO.
Dengan demikian objek penelitiannya adalah norma hukum yang berlaku dibuat dan
ditetapkan oleh pemerintah dalam sejumlah peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang terkait secara langsung dengan ”Analisis Hukum Terhadap
55
Website Resmi ISPO, “Penunjukan Lembaga Sertifikasi ISPO”, http:ispo-org.or.id., diakses pada 22 Juli 2012.
56
Adapun tahap-tahap dalam analisis juridis normatif adalah : merumuskan azas-azas hukum dari data hukum positif tertulis; merumuskan pengertian-pengertian hukum; pembentukan standar-
standar hukum; dan perumusan kaidah-kaidah hukum. Sumber : Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum
, Jakarta : Rajawali Press, 2010, hal. 166-167.
Universitas Sumatera Utara
Kewajiban Sertifikasi ISPO Indonesian Sustainable Palm Oil dalam Kaitannya Dengan PertumbuhanInvestasi di Indonesia”.
1. Jenis dan Sifat Penelitian