instansi terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan pemangku kepentingan lainnya terkecuali menyangkut hal yang patut dirahasiakan yang tidak perlu
diberitahukan.
80
2. Penerapan Pedoman Teknis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit
Penerapan teknis budidaya termasuk di dalamnya adalah pembukaan lahan yang memenuhi kaidah-kaidah konservasi tanah dan air. Konservasi terhadap sumber
dan kualitas air. Pengelola perkebunan dalam menghasilkan benih unggul bermutu harus mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku dan baku teknis
perbenihan.Pengelola perkebunan harus melakukan penanaman sesuai baku teknis.Penanaman kelapa sawit pada lahan gambut dapat dilakukan dengan
memperhatikan karakteristik lahan gambut sehingga tidak menimbulkan kerusakan fungsi. Pengelola perkebunan juga harus memelihara tanamannya, mengendalikan
Organisme Pengganggu Tanaman OPT dengan menerapkan sistem Pengendalian Hama Terpadu sesuai Pedoman Teknis. Apabila akan memanen kelapa sawit maka
pengelola perkebunan harus melakukan panen tepat waktu dan dengan tata cara yang benar.
81
Dalam menerapkan pedoman teknis pengolahan hasil perkebunan, pengelola perkebunan harus memastikan bahwa TBS yang dipanen harus segera diangkut ke
tempat pengolahan untuk menghindari penurunan kualitas TBS. Penerimaan TBS di
80
Kriteria 1.4 sampai dengan 1.9 Persyaratan Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia Indonesian Sustainable Palm Oil – ISPO, Lampiran II Peraturan Menteri Pertanian No.
19PermentanOT.14032011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia Indonesian Sustainable Palm Oil – ISPO.
81
Kriteria 2.1 sampai dengan 2.1.8 Persyaratan Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia Indonesian Sustainable Palm Oil – ISPO, Lampiran II Peraturan Menteri Pertanian No.
19PermentanOT.14032011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia Indonesian Sustainable Palm Oil – ISPO.
Universitas Sumatera Utara
Pabrik pengelola pabrik juga wajib memastikan bahwa TBS yang diterima sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Selanjutnya, pengolahan pabrik harus
merencanakan dan melaksanakan pengolahan TBS melalui penerapan praktek pengelolaanpengolahan terbaik GHPGMP. Mengenai limbahnya, pengelola
pabrik harus memastikan bahwa limbah pabrik kelapa sawit dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Begitu juga dengan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
B3 yang merupakan limbah yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan konsentrasinya dan atau jumlahnya dapat mencemarkan dan
atau merusak lingkungan hidup, oleh karena itu harus dilakukan upaya optimal agar kualitas lingkungan kembali.Gangguan sumber yang tidak bergerak berupa baku
tingkat kebisingan, baku tingkat getaran, baku tingkat kebauan dan baku tingkat gangguan lainnya ditetapkan dengan mempertimbangkan aspek kenyamanan
terhadap manusia danatau aspek keselamatan sarana fisik serta kelestarian bangunan.Pengelola perkebunanpabrik harus memanfaatkan limbah untuk
meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan.
82
3. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan