Keterkaitan ISPO Dengan Peraturan Lainnya

Pertanian yang mempunyai kewenangan untuk mengatur aspek-aspek yang terkait dengan tugas dan wewenang Kementerian Pertanian.

2. Keterkaitan ISPO Dengan Peraturan Lainnya

Keterkaitan ISPO dengan peraturan perundang-undangan lainnya adalah terletak dari sistem sertifikasinya. Untuk mengimplementasikan perundang- undanganitu harus dilakukan audit terhadap pemohon, yaitu perusahaan perkebunan serta industri pabrik kelapa sawit. Berbagai peraturan perundangan Indonesia merupakan landasan dalam penerapan Sistem Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia Indonesian Sustainable Palm Oil – ISPO, antara lain : 1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria; 2. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; 3. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya; 4. Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman; 5. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan; 6. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; 7. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 8. Undang-Undang No. 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan; 9. Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal; Universitas Sumatera Utara 10. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 11. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; 12. Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan; 13. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 14. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 15. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran Penggunaan Pestisida; 16. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengelolaan Pembinaan dan Pengembangan Industri; 17. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman; 18. Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1995 tentang Pembenihan Tanaman; 19. Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1996 tentang HGU, Hak Milik, Hak Pakai Atas Tanah; 20. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan; 21. Keputusan Presiden No. 84P tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II; 22. Peraturan Presiden No. 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 23. Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Universitas Sumatera Utara Kementerian Negara; 24. Peraturan Menteri Pertanian No. 26PermentanOT.14022007 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan; 25. Peraturan Menteri Pertanian No. 07PermentanOT.14022009 tentang Pedoman Penilaian Usaha Perkebunan; 26. Peraturan Menteri Pertanian No. 14PermentanPL.11022009 tentang Pedoman Pemanfaatan Lahan Gambut Untuk Budidaya Kelapa Sawit; 27. Peraturan Menteri Pertanian No. 61KptsOT.140102010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian; dan lain-lain. Selanjutnya, dari peraturan perundang-undangan terkait tersebut di atas, diambillah indikator-indikator penentusebagai indikator terpenuhi atau tidak terpenuhinya persyaratan oleh Tim Penilai ISPO terhadap perkebunan maupun pabrik kelapa sawit yang melakukan sertifikasi ISPO. Indikator tersebut terdiri dari 128 seratus dua puluh delapan indikator.

3. Analisis Peraturan Menteri Pertanian No.19PermentanOT.14032011