Keprihatinan Sosial Kaum Pekerja di Sekitar Kita

95 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

C. Ajaran Sosial Gereja

Ajaran sosial Gereja memusatkan perhatian pada penekanan nilai-nilai dasar kehidupan bersama. Titik tolaknya adalah pengertian manusia sebagai makhluk berpribadi dan sekaligus makhluk sosial. Di satu pihak, manusia membutuhkan masyarakat dan hanya dapat berkembang di dalamnya. Di lain pihak, masyarakat yang sungguh manusiawi mustahil terwujud tanpa individu-individu yang berkepribadian kuat, baik, dan penuh tanggung jawab. Masyarakat sehat dicirikan oleh adanya pengakuan terhadap martabat pribadi manusia, kesejahteraan bersama, dan solidaritas. Doa Bapa yang penuh kasih, Engkau menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling mulia karena sebagai citra atau gambar-Mu sendiri. Namun dalam kehidupan di dunia ini, sering terjadi martabat manusia yang luhur itu diperlakukan tidak baik oleh sesama manusia yang lain. Pada pelajaran ini, kami akan belajar tentang Ajaran Sosial Gereja yang mengajak kami untuk selalu menghargai martabat pribadi manusia dalam hidup dan karyanya. Doa ini kami satukan dengan doa yang dijarkan oleh Yesus sendiri kepada kami.”Bapa kami yang ada di surga....”

1. Keprihatinan Sosial Kaum Pekerja di Sekitar Kita

a. Mengamati masalah-masalah sosial seputar nasib kaum pekerja 1 Amati dan sebutkan masalah-masalah faktual yang dihadapi kaum pekerja termasuk kaum buruh di Indonesia. 2 Klasiikasikan masalah-masalah sosial tersebut. 3 Apa pandangan atau pendapatmu tentang masalah-masalah faktual kaum pekerja dengan cita-cita pembangunan bangsa Indonesia yang tercantum dalam sila kedua dan kelima Pancasila. b. Simaklah kisah berikut ini Perbudakan Buruh di Tangerang VIVA News - “Kami mandi jarang, kalau mandi juga pakai sabun krim cuci piring sabun colek, kerjanya nggak enak, kayak budak. Saya dikasarin, dipukul, tidak dikasih makan. Saya tidak akan kerja di sana lagi.” Itulah sekelumit pengakuan Andi, salah seorang korban penyekapan buruh di Tangerang, Banten, saat diwawancara 96 Kelas XI setelah diantar pulang ke kampung halamannya di Desa Blambangan, Blambangan Pagar, Lampung Utara, Minggu 5 Mei 2013. Kondisi Andi sangat lemah dan tampak tirus. Rambutnya telah dipangkas habis, terlihat sebuah luka bekas pukulan benda tumpul. Wajahnya tampak lebam dan bibirnya terlihat bengkak biru kehitaman. Ia mengaku trauma atas kejadian tersebut. Ia juga bercerita saat penggerebekan, ia diajak polisi ke pabrik tempatnya disekap. “Namun, saya tidak berani lagi ke sana, saya trauma sama tempat itu,” ungkapnya kepada wartawan. Sambil sesekali menyeka air mata, ia mengatakan, kegeramannya kepada pemilik pabrik yang telah memperlakukan mereka seperti bukan manusia selama bekerja. Ia mengungkapkan, saat bekerja di pabrik tersebut, kondisi dia bersama pekerja lainnya sangat mengenaskan. “Kami sering disiksa oleh pemilik dan anak buahnya. Kami ditempatkan di satu ruangan bersama, sempit-sempitan, seperti di penjara. Kalau kerja seperti budak, tidak boleh bersosialisasi dengan warga sekitar,” paparnya dengan mata nanar. Kekerasan-kekerasan yang dialami antara lain luka bakar akibat sundutan api rokok, siraman bahan kimia, hingga penyakit kulit. “Badan saya melepuh di kaki kanan dan kiri, serta lengan kiri,” ujarnya. Padahal, sebelumnya mereka bisa memperbaiki kondisi ekonomi keluarga dengan bekerja di Tangerang. Begitu pula harapan seluruh buruh yang disekap yang berasal dari desa mereka. Namun, kenyataan berkata lain, mereka justru dijadikan budak dan disekap. art http:metro.news.viva.co.idnewsperbudakan-tangerang • Setelah membaca artikel tersebut, cobalah menjawab pertanyaan-pertanyaan beri- kut ini. Kamu dapat merumuskan pertanyaan-pertanyaan sendiri a. Bagaimana perasaanmu ketika membaca cerita tersebut? b. Apa pesan dan kesanmu atas cerita tersebut? c. Mengapa terjadi peristiwa seperti itu? d. Apa pendapatmu atas cerita tersebut? e. Apa yang seharusnya engkau kamu, bila kamu seorang pemilik perusahaan? f. Bagaimana pandangan Gereja Katolik tentang nasib kaum pekerja atau buruh.?

2. Makna Ajaran Sosial Gereja