Memahami Arti dan Makna Gereja

2 Kelas XI

1. Memahami Arti dan Makna Gereja

Nyanyikanlah lagu berikut ini Gereja Bagai Bahtera Doa Gereja bagai bahtera di laut yang seram mengarahkan haluannya ke pantai seberang. Mengamuklah samudera dan badai menderu, gelombang jaman menghempas dan sulit ditempuh. Penumpangpun bertanyalah selagi berjerih. Berapa lagi jauhnya labuhan abadi ? Refr : Tuhan tolonglah Tuhan, tolonglah Tanpa Dikau semua binasa kelak, Ya, Tuhan tolonglah. Gereja bagai bahtera diatur awaknya setiap orang bekerja menurut tugasnya. Semua satu padulah, setia bertekun demi tujuan tunggalnya yang harus ditempuh. Roh Allah yang menyatukan, membina, membentuk di dalam kasih dan iman dan harapan yang teguh.Refr : …… Gereja bagai bahtera di laut yang seram, mengarahkan haluannya ke pantai seberang. Hai kau yang takut dan resah, kau tak sendirian, teman sejalan banyaklah dan Tuhan di depan. Bersama-sama majulah, bertahan berteguh, tujuan akhir Tuhanlah, labuhan yang teduh. - Refr : …… • Setelah menyanyikan lagu ini dengan hikmat, cobalah temukan makna isi pesan lagu tersebut dengan terlebih dahulu merumuskan beberapa pertanyaan secara mandiri atau bersama temanmu, kemudian diskusikan atau dialogkan bersama temanmu dan juga gurumu tentang isi, pesan lagu tersebut. 3 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti • Setelah menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, sekarang perhatikan gambar-gambar berikut. Sumber: Dokumen Penulis Sumber: Dokumen Penulis Gambar 1.1. Gereja Gambar 1.2. Umat Gereja • Setelah mengamati gambar-gambar tersebut cobalah kembali merumuskan beberapa pertanyaan berdasarkan gambar 1.1. dan gambar 1.2, selanjutkan diskusikan bersama teman sekelas dan gurumu. • Setelah berdialog tentang pesan dari gambar 1.1 dan gambar 1.2, cobalah mengamati pandangan, pemahaman, atau pendapat orang-orang pada umumnya baik umat katolik sendiri maupun non katolik tentang apa makna Gereja menurut mereka? coba diskusikan dengan teman-temanmu • Setelah mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan di atas, sekarang simaklah artikel berikut ini. Paus : Gereja sebagai Keluarga Allah Audiensi Umum Paus Fransiskus pada tanggal 29 Mei 2013 Dalam beberapa bulan terakhir saya menyebutkan lebih dari sekali Perumpamaan tentang Anak yang Hilang atau, lebih tepatnya, Bapa Yang Murah Hati bdk. Luk 15:11-32. Anak bungsu meninggalkan rumah ayahnya, menghabiskan semua yang ia miliki dan memutuskan untuk pulang lagi karena dia menyadari bahwa dia telah bersalah. Dia tidak lagi menganggap dirinya layak menjadi anak tapi berpikir ia memiliki kesempatan untuk dipekerjakan sebagai pembantu. Ayahnya, sebaliknya, berlari untuk menemui dia, memeluknya, mengembalikan martabatnya sebagai anak dan merayakan hal tersebut. Perumpamaan ini, seperti yang lainnya dalam Injil, jelas menunjukkan rencana Allah bagi umat manusia. Apakah rencana Allah itu? Yakni membuat kita semua menjadi satu keluarga sebagai anak-anak-Nya, di mana setiap orang merasa bahwa Allah itu dekat dan merasa Sumber: Vatican.va Gambar 1.3 Paus Fransiskus 4 Kelas XI dicintai oleh-Nya, seperti dalam perumpamaan Injil, merasakan kehangatan menjadi keluarga Allah. Gereja berakar dalam rencana besar ini. Gereja bukan organisasi yang didirikan atas perjanjian antara beberapa orang, tapi seperti Paus Benediktus XVI sering mengingatkan kita, Gereja adalah pekerjaan Allah, yang lahir justru dari rancangan penuh kasih ini yang secara bertahap masuk ke dalam sejarah. Gereja ini lahir dari keinginan Allah untuk memanggil semua orang dalam persekutuan dengan Dia, persahabatan dengan Dia; untuk berbagi dalam kehidupan ilahi-Nya sendiri sebagai putra putri-Nya. Kata “Gereja”, berasal dari bahasa Yunani “ekklesia” , berarti “pertemuan akbar orang – orang yang dipanggil”: Allah memanggil kita, Ia mendorong kita untuk keluar dari individualisme, dari kecenderungan menutup diri kita sendiri, dan Dia memanggil kita untuk menjadi keluarga-Nya. Selanjutnya, panggilan ini berasal dari penciptaan itu sendiri. Allah menciptakan manusia supaya kita hidup dalam hubungan persahabatan yang mendalam dengan Dia, dan bahkan ketika dosa memutuskan hubungan manusia dengan Allah dan dengan ciptaan lainnya, Allah tidak meninggalkan kita. Seluruh kisah keselamatan adalah kisah Allah yang berusaha meraih manusia, menawarkan mereka cinta-Nya dan menyambut mereka. Ia memanggil Abraham untuk menjadi bapa dari banyak bangsa, Ia memilih orang Israel untuk membuat sebuah perjanjian yang akan merangkul semua orang, dan dalam kepenuhan waktu, Ia mengutus Putra-Nya sehingga rencana cinta dan keselamatan-Nya dapat digenapi dalam Perjanjian baru dan kekal dengan seluruh umat manusia. Ketika kita membaca Injil, kita mengetahui bahwa Yesus mengumpulkan komunitas kecil di sekitar-Nya yang menerima irman-Nya, mengikuti-Nya, turut serta dalam perjalanan-Nya, menjadi keluarga-Nya, dan dengan komunitas inilah Dia mempersiapkan dan membangun Gereja-Nya. Jadi dari manakah Gereja itu terlahir? Gereja lahir dari tindakan kasih yang paling agung dari Salib, dari sisi lambung Yesus yang ditusuk dan mengalirkan darah dan air, simbol dari Sakramen Ekaristi dan Pembaptisan. Darah kehidupan keluarga Allah, Gereja, adalah kasih Allah yang diaktualisasikan dalam mencintai diri-Nya dan orang lain, semua orang, tanpa membeda-bedakan. Gereja adalah keluarga yang kita cintai dan mencintai kita. Kapan Gereja memanifestasikan dirinya? Kita merayakannya dua minggu yang lalu, Gereja menjadi nyata ketika karunia Roh Kudus memenuhi hati para Rasul dan membakar semangat mereka untuk pergi ke luar dan memulai perjalanan mereka untuk mewartakan Injil, menyebarkan kasih Allah. Sampai saat ini masih ada beberapa orang yang mengatakan: “Kristus ya, Gereja tidak”. Seperti orang yang mengatakan “Saya percaya pada Tuhan tetapi tidak pada Imam”. Tapi Gereja sendiri yang membawa Kristus kepada kita dan yang membawa kita kepada Allah. Gereja adalah keluarga besar anak-anak Allah. Tentu saja Gereja juga memiliki aspek manusiawi. Dalam diri mereka yang membentuk Gereja, para imam dan umat beriman, terdapat kekurangan, ketidaksempurnaan dan dosa. Paus juga memiliki hal – hal tersebut – dan banyak dari mereka; tetapi yang indah adalah bahwa ketika kita menyadari bahwa kita adalah orang berdosa yang menemukan rahmat Allah yang selalu mengampuni. Jangan lupa: Allah selalu mengampuni dan 5 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti menerima kita ke dalam cinta-Nya yang penuh dengan pengampunan dan belas kasihan. Beberapa orang mengatakan bahwa dosa adalah suatu pelanggaran terhadap Allah, tetapi juga merupakan kesempatan untuk merendahkan diri sendiri untuk menyadari bahwa ada sesuatu yang lain lebih indah: kerahiman Allah. Mari kita pikirkan hal ini. Mari kita bertanya pada diri kita hari ini: seberapa saya mencintai Gereja? Apakah saya berdoa untuknya? Apakah saya merasa menjadi bagian dari keluarga Gereja? Apa yang harus saya lakukan untuk memastikan bahwa Gereja adalah sebuah komunitas di mana masing-masing orang merasa diterima dan dipahami, merasa belas kasihan dan kasih Allah yang memperbaharui hidup? Iman adalah sebuah karunia dan sebuah perbuatan yang menjadi perhatian kita secara pribadi, tapi Allah memanggil kita untuk hidup dengan iman kita bersama-sama, sebagai sebuah keluarga, sebagai Gereja. Mari kita mohon kepada Tuhan, dengan cara yang sangat khusus selama Tahun Iman ini, semoga masyarakat kita, seluruh Gereja, semakin menjadi keluarga sejati yang hidup dan membawa kehangatan kasih Allah...AO Lapangan Santo Petrus, 29 Mei 2013 , Diterjemahkan dari: www.vatican.va dalam http:katolisitas.org11518paus-gereja-sebagai-keluarga-allah • Setelah menyimak cerita tersebut, cobalah merumuskan beberapa pertanyaan un- tuk didiskusikan bersama teman-temanmu, dengan memerhatikan unsur-unsur; gambaran Gereja, makna Gereja, ciri-ciri Gereja, serta bagaimana analisa anda sendiri atau kelompok diskusi terhadap artikel atau kisah tersebut.

2. Arti dan Makna Gereja sebagai Umat Allah menurut Ajaran Kitab Suci dan Ajaran Gereja