Apa itu Hierarki Gereja Katolik?
38 Kelas XI
Maksud dari “atas penetapan ilahi para Uskup menggantikan para rasul sebagai gem- bala Gereja” ialah bahwa dari hidup dan kegiatan Yesus timbullah kelompok orang
yang kemudian berkembang menjadi Gereja, seperti yang dikenal sekarang.
Doa:
Ya Bapa yang Mahabijaksana, Syukur dan terima kasih kami haturkan kepada-Mu,
Atas para Gembala utusan-Mu ke tengah-tengah kami. Mereka adalah Bapa Paus, para Uskup, para Imam dan Diakon untuk menuntun dan
mendampingi kami para dombanya menuju tempat yang akan menyejahterakan hid- up kami.
Kini kami hendak merenungkan kehadiran para Gembala kami dalam pertemuan ini. Arahkanlah pembicaraan kami ini agar kami dapat memahami dan menghayati
kehadiran sebagai wujud cinta kasih-Mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
1. Apa itu Hierarki Gereja Katolik?
Kamu mungkin pernah mendengar nama hirarki Gerja Katolik. Apa makna hierarki Gereja Katolik, dan unsur apa saja yang ada dalam hirarki tersebut? Kamu
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini sesuai dengan pemahaman kamu selama ini.
Selanjutnya untuk lebih memahami makna hiererki dalam pengalaman faktual hidup menggeraja, maka cobalah menyimak kisah berikut ini.
Mgr. Yohanes Harun Yuwono Resmi Menjadi Uskup Tanjungkarang
Kabut tipis perlahan mulai menyingkir dihembus angin pagi di tanah seribu “way”
ini. Pagi melipat selimutnya dan berganti dengan kecerahan mentari, seolah-olah
ikut merasakan kegembiraan umat katolik Keuskupan Tanjung Karang. Hari ini,
Kamis 101013, merupakan hari yang bersejarah bagi umat katolik Keuskupan
Tanjungkarang karena pada hari ini sebagian dari mereka menyaksikan tahbisan Uskup
Tanjungkarang yang baru. Upacara tahbisan yang diselenggarakan di lapangan Kompleks
Sekolah Xaverius Pahoman, Bandar Lampung ini dihadiri oleh ribuan umat dan berlangsung
meriah.
Sumber: Dokpen KWI Gambar 3.1
39 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Antusiasme umat Keuskupan Tanjungkarang sendiri maupun dari kalangan kaum religius sungguh besar. Diperkirakan umat yang hadir mengikuti misa tahbisan ini
sekitar 10.000 orang, jauh lebih banyak dari undangan yang disebar yaitu 7.000. Umat terlihat tumpah ruah menyesaki halaman Kompleks Sekolah Xaverius dan bahkan
ruang-ruang kelas dipakai untuk mengikuti misa Penahbisan Uskup Tanjungkarang yang baru ini. Sementara itu, acara tersebut juga dihadiri oleh 27 Uskup dari seluruh
Indonesia, 4 Uskup emeritus serta lebih dari 200 Imam yang datang dari berbagai Keuskupan, antara lain: Keuskupan Agung Medan, Keuskupan Agung Palembang,
Keuskupan Pangkalpinang, Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Bogor, dan lain- lain.
Acara Tahbisan Uskup Tanjungkarang yang baru ini juga dihadiri oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Antonio Guido Filipazzi yang secara langsung mewakili
Bapa Suci, Fransiskus. Di antara sejumlah tamu undangan yang hadir, tampak antara lain: Bapak Kardinal Yulius Darmaatmaja SJ, Ketua KWI, Mgr. Ignatius Suharyo, dan
Dirjen Bimas Katolik RI, Bp. Antonius Semara Duran. Acara tahbisan Uskup baru Tanjungkarang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono yang dimulai pada pukul 09.00 WIB
tersebut berjalan dengan hikmat. Bertindak sebagai Uskup Penahbis adalah Mgr. Aloysius Sudarso SCJ, Uskup Agung Keuskupan Agung Palembang yang sekaligus
adalah mantan Administrator Apostolik Keuskupan Tanjungkarang sebelum terpilihnya Mgr. Harun Yuwono didampingi oleh Mgr. Anicetus Sinaga OFMCap
sebagai penahbis pertama, serta Mgr Hilarius Moa Nurak SVD, Uskup Keuskupan Pangkalpinang, sebagai penahbis kedua
Sebelum berkat meriah penutup Mgr Ignatius Suharyo, Ketua KWI, menyampaikan kata sambutannya yang antara lain menyebutkan bahwa motto yang dipilih oleh Mgr.
Yuwono, “Non Est Personarum Acceptor Deus” Kis 10:34 mencerminkan keluasan hati beliau. Mgr. Suharyo mengharapkan bahwa Uskup Harun Yuwono tetap menjadi
Harun seperti cerita dalam Perjanjian Lama untuk mendampingi “Musa-Musa kecil” di Keuskupan Tanjungkarang memimpin umat Allah.
Sementara itu, Duta Besar Vatikan dalam kata sambutannya antara lain menyebutkan bahwa rasa sukacita umat Keuskupan Tanjungkarang karena memperoleh gembala
yang baru harus diperdalam dan diperluas. Hal ini membutuhkan fondasi yang kuat, yaitu iman. Duta Vatikan mengharapkan – dengan mengutip sebagian isi dokumen
Lumen Fidei no. 18 – bahwa Uskup Tanjungkarang yang baru juga harus memandang dirinya, visinya, umat yang dipercayakan Tuhan dengan pandangan penuh kasih,
bahkan dengan kasih seperti Yesus sendiri. Menjadi Uskup bukanlah menjadi manajer atau penguasa, melainkan gembala seperti Yesus. Sementara itu, di lain pihak
umat pun tidak perlu bertanya-tanya tentang asal-usul, suku, gelar akademis, ataupun keterbatasan Uskup baru. Mereka diharapkan memandang segala situasi dengan mata
Yesus sendiri, yaitu mata iman. Dalam diri Uskup yang memiliki keterbatasan, tetap ada Yesus yang hadir di sana.
Sedangkan Uskup terpilih, Mgr. Yohanes Harun Yuwono dalam kata sambutannya antara lain menyampaikan rasa terima kasih kepada Mgr. A. Henrisoesanto SCJ yang
memberikan fondasi dasar baginya untuk menjadi seorang Imam Diosesan hingga
40 Kelas XI
saat ini serta mengajak umat dalam keterbatasan dirinya mau berjalan bersama untuk mewujudkan kehendak baik. Uskup Yuwono juga mengharapkan dukungan dari
semua umat beriman, baik Imam maupun awam untuk bersama-sama menciptakan kerukunan dan kedamaian. “Inilah persaudaraan sejati dalam perziarahan menuju
keselamatan berdasarkan iman akan Allah yang menghendaki semua orang selamat,” ucapnya. Dokpen KWI
Sumber: http:www.miriica.net111013
• Setelah menyimak kisah tersebut, cobalah merumuskan beberapa pertanyaan untuk
didiskusikan bersama temanmu. Dalam merumuskan pertanyaan, hendaklah memerhatikan beberapa hal yaitu; apa pesan kisahberita, makna tahbisan Uskup,
kaitan hirarki dalam kisah ini, serta makna menjadi rohaniwan dan gembala umat sebagai suatu panggilan.