Tindakan Euthanasia Bunuh Diri dan Euthanasia

144 Kelas XI Persaingan hidup yang keras di Jepang juga menjadi penyebab. Etos kerja di Jepang menjunjung tinggi kesetiaan pada perusahaan. Tak jarang seseorang bekerja di suatu perusahaan yang ayah bahkan kakeknya pernah bekerja di situ. Maka ketika kesetiaannya diragukan, atau posisinya tergeser oleh pendatang baru, seseorang bisa memutuskan untuk mengakhiri hidup. Demikian juga dengan nilai sekolah yang merosot, dimarahi guru, ijime bullying, jam sekolah yang panjang, beban sekolah yang berat, menjadi sebab sebagian anak sekolah di Jepang melakukan bunuh diri. Dari beberapa kasus bunuh diri yang saya baca, ada orang yang bunuh diri karena sakit parah tak kunjung sembuh. Dari sudut pandang pasien yang berada dalam status vegetable, sepenuhnya bergantung pada orang lain, mengakhiri hidup adalah hal yang logis. Masalahnya, kalau untuk melakukan tindak bunuh diri itu ia memerlukan bantuan orang lain. Hingga kini, euthanasia masih jadi perdebatan banyak kalangan. Sejauh ini hanya Belanda dan Belgia yang melegalkan euthanasia, sedangkan di banyak negara lain masih dianggap sebagai tindak kejahatan. Kembali lagi pada SMS perempuan di atas, apakah sungguh ia akan bunuh diri? Dari kasus-kasus bunuh diri di Indonesia, ternyata hanya sedikit yang disebabkan karena patah hati atau putus cinta. Angka persis untuk Indonesia tak bisa saya dapatkan, tetapi saya ambil contoh di Sragen pada 2009 ada 18 kasus, dan tidak ada satu pun yang disebabkan oleh putus cinta Kompas.com, 30 Juli 2010, Makin Sering Orang Bunuh Diri di Sragen. seppuku: lebih dikenal dengan sebutan hara-kiri, dilakukan dengan cara menusuk perut dengan tanto pisau atau wakizashi pedang pendek lalu merobeknya ke kiri dan ke kanan. Sementara itu, di belakang orang yang melakukan seppuku, berdiri seorang kaishakunin orang kedua yang tugasnya kemudian menebas leher si samurai. Seppuku adalah suatu ritual yang dilakukan di depan umum dan dianggap sebagai penebus malu Oleh Tina Kardjono http:sosbud.kompasiana.com20110322berani-bunuh-diri-348566.html • Setelah menyimak artikel tersebut, cobalah merumuskan pertanyaan- pertanyaan untuk mendalami artikel itu, dengan memperhatikan beberapa hal seperti pendapat pribadi tentang bunuh diri, alasan orang bunuh diri, kasus-kasus bunuh diri di dunia dan di Indonesia.

2. Tindakan Euthanasia

Simaklah kisah berikut ini Kasus Ny Agian, RS Telah Lakukan Euthanasia Pasif Jakarta - Masih ingat Ny. Agian yang karena lama tidak sadarkan diri dari sakitnya membuat sang suami minta agar RS menyuntik mati saja euthanasia, tapi 145 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti ditolak? Menurut dr Marius Widjajarta, apa yang dilakukan RS terhadap Ny. Agian sudah masuk kategori euthanasia pasif. “Sebenarnya pihak RS sudah melaksanakan euthanasia pasif. Kalau orang yang tidak punya uang dan membuat suatu pernyataan tidak mau dirawat, itu sudah merupakan euthanasia pasif meskipun euthanasia dapat diancam hingga 12 tahun penjara,” kata Marius dari Yayasan Konsumen Kesehatan Indonesia menjawab pertanyaan wartawan. Seperti diketahui, Ny. Agian Isna Nauli 33 hingga kini dirawat di bagian stroke RSCM, Jakarta, setelah berbulan-bulan tidak sadarkan diri pasca melahirkan. Karena ketiadaan ongkos, suaminya Hassan Kusuma meminta RSCM menyuntik mati isterinya karena dirasa tidak ada harapan hidup normal kembali. Tapi RSCM menolak menyuntik mati Agian karena secara kedokteran tidak bisa dikatakan koma meskipun dia tidak bisa melakukan kontak. Dalam istilah kedokteran, pasien mengalami gangguan komplikasi, digolongkan sebagai stroke, sehingga tidak ada alasan untuk euthanasia. Selain itu, di Indonesia, euthanasia tidak dibenarkan dalam etika dokter juga dalam hukum “Jadi saya rasa, kalau pembiayaan kesehatan sudah ditanggung negara dengan disahkannya UU Sistem Jaminan Sosial, maka saya rasa kasus-kasus euthanasia tidak terulang lagi,” sambung dr Marius. Bagaimana dengan permintaan euthanasia bukan alasan biaya, tapi karena tidak punya harapan hidup? “Karena itulah saya sudah menganjurkan pada pemerintah, profesi, ahli hukum, dan agama, kalau euthaniasi diatur lagi sesuai peraturan. Jangan seperti sekarang, boleh atau tidak boleh. Tetapi, harus ada jalan keluarnya bahwa pasien mempunyai hak untuk memilih,” demikian dr Marius. Muhammad Atqa - detikNews • Setelah menyimak artikel tersebut, cobalah merumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk mendalami artikel itu, dengan memperhatikan beberapa hal seperti; pendapat pribadi tentang cerita tersebut, makna euthanasia, euthanasia diperbolehkan atau tidak serta apa alasannya.

3. Pandangan Gereja tentang Bunuh Diri dan Euthanasia