71 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
1. Makna menjadi Saksi Yesus Kristus
Simaklah artikel berikut ini
Iman tidak Bisa Dinegosiasikan; Gereja Kita adalah Gereja Martir
Memberikan kesaksian keterpaduan iman dengan berani: adalah sebuah ajakan dari Paus Fransiskus selama Misa yang dipimpinnya di Kapel Casa Santa Marta.
Dalam homilinya yang singkat, Paus mengomentari bacaan-bacaan Alkitab pada hari Sabtu masa Oktaf Paskah: yang pertama merujuk kepada Petrus dan Yohanes yang
memberikan kesaksian iman dengan berani di hadapan para imam kepala Yahudi meskipun menghadapi ancaman-ancaman, kemudian dalam bacaan Injil, Yesus
yang bangkit menegur para rasul yang tidak mempercayai banyak orang yang telah meyakini melihat-Nya hidup.
Sri Paus bertanya: “Bagaimana dengan iman kita sendiri? Kuatkah? Atau kerap kali seperti air mawar yang keruh?”. Ketika kesulitan-kesulitan hidup datang “apakah
kita berani seperti Petrus atau merasa segan?“. Paus mengamati bahwa Petrus tidak kehilangan iman, ia tidak jatuh kepada kompromi-kompromi, karena “iman tidak
bisa dinegosiasikan”. Paus juga meyakini bahwa “dalam sejarah umat Allah, telah ada pencobaan ini: menyurutkan iman sebagian, pencobaan menjadi sedikit ‘seperti
yang dilakukan semua orang’, yaitu ‘tidak menjadi sangat tegar”. Tetapi saat kita mulai menyurutkan iman, mulai mengkompromi iman, sedikit menjualnya kepada penawar
tertinggi kata Paus menggaris bawahi maka kita memulai jalan apostasi, yaitu jalan ketidaksetiaan kepada Tuhan”.
“Contoh iman dari Petrus dan Yohanes membantu kita, memberikan kita kekuatan, tetapi, dalam sejarah Gereja ada banyak martir sampai sekarang, karena untuk
menemukan martir-martir tidak perlu mengunjungi kuburan atau ke Koloseum: martir-martir hidup saat ini, di banyak Negara. Umat Kristen kata Paus mengalami
penganiayaan atas iman mereka. Di beberapa Negara banyak dari mereka tidak boleh membawa salib: mereka dihukum apabila melakukannya. Saat ini, pada abad XXI,
Gereja kita merupakan Gereja para martir, yaitu orang-orang yang berbicara seperti Petrus dan Yohanes: “Kami tidak dapat berdiam terhadap apa yang telah kami saksikan
dan dengarkan”. Paus melanjutkan, “Dan hal ini memberikan kekuatan kepada kita, yang kerap kali memiliki iman yang agak lemah. Memberikan kita kekuatan untuk
bersaksi dengan hidup, iman yang telah kita terima, yang merupakan rahmat dari Tuhan kepada semua bangsa“.
Sri Paus kemudian menutup homilinya: “Tetapi, kita tidak dapat melakukannya sendiri: itu adalah sebuah rahmat yaitu rahmat iman, yang harus kita mohon setiap
hari: ‘Tuhan …peliharalah imanku, tambahlah imanku, agar selalu kuat, pemberani, dan bantulah aku di dalam saat-saat di mana – seperti Petrus dan Yohanes – aku harus
memberikan kesaksian iman di hadapan banyak orang. Berikanlah aku keberanian‘.
72 Kelas XI
Ini akan menjadi sebuah doa yang indah pada hari ini: semoga Tuhan membantu kita untuk memelihara iman, membawanya maju, dan untuk menjadi, kita, wanita dan
pria yang beriman. Amin“. Sumber: Radio Vatikan
diterjemahkan oleh Shirley Hadisandjaja, 6 April 2013, dipublikasikan di www. http:katolisitas. org11059empat-hal-tentang-visi-gereja-menurut-kardinal-bergoglio
• Setelah menyimak teks tersebut, cobalah merumuskan beberapa pertanyaan untuk
mendiskusikan bersama-sama teman sekelasmu dengan memperhatikan beberapa hal; yaitu makna pesan homili Paus, apa maknanya bagi dirimu dalam tugas
pewartaan sebagai orang Katolik di Indonesia.
2. Pesan Kitab Suci tentang Kesaksian Martyria sebagai Murid Yesus