Tata Laksana Kepemerintahan Bidang Geologi

38 39 Road Map Badan Geologi 2010-2025 Geology for Security and Welfare gan ISP di luar JarKom ESDM untuk mendukung kegiatannya seperi PVM- BG untuk monitoring Gunung Api dan PSG untuk remote data acces im lapangan ke server PSG upload data lapangan dari daerah • Secara topologi isik dan logic seiap lokal Unit BGL belum terkoneksi • Unit-unit di Diponegoro sudah terhubung dengan Fiber Opik JarKom ESDM dan dipusatkan diinterkoneksi ring ESDM di Sekretariat Badan Geologi • Pusat Sumberdaya Geologi, secara topologi logic tergabung keJarKom ESDM, namun secara isik terpisah dengan Lingkungan Badan Geologi • Sistem Domain Unit-Unit Badan Geologi masih memakai IP Publik dari ISP, mengingat keterbatasan IP Publik JarKom ESDM dan koneksinya yang be- lum baik

2.5. Tata Laksana Kepemerintahan Bidang Geologi

Tatalaksana kepemerintahan public governance yang baik merupakan pra- syarat tercapainya sasaran kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh mas- ing-masing instansi Pemerintah untuk seiap sektor atau bidang pembangunan, termasuk bidang geologi. Sebagai bagian dari pelayanan publik oleh instansi Pe- merintah, tatalaksana kepemerintahan yang baik adalah bagian dari kepemer- intahan yang baik good governance dan merupakan indikator terlaksananya reformasi birokrasi. Saat ini kepemerintahan yang baik telah menjadi tuntutan masyarakat luas di ingkat global maupun nasional. - Peraturan perundang-undangan Saat ini tugas dan fungsi kegeologian yang utama diemban oleh Badan Geolo- gi berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Kepmen ESDM Nomor 0030 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen ESDM. Keberadaan Kepmen tersebut pada dasarnya merupakan indak lanjut dari Pasal 4 ayat 1 dan Pasal 17 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indo- nesia Tahun 1945.masing-masing berturut berkenaan dengan kekuasaan pemer- intahan negara dan kementrian negara. Berdasarkan Pasal 4 Kepmen ESDM tersebut, Badan Geologi merupakan salah satu unsur organisasi dari Departemen ESDM dengan tugas tertentu di bidang geologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri ESDM. Dalam Pasal 501 Kepmen tersebut, tugas Badan Geologi adalah melaksanakan peneliian dan pelayanan di bidang geologi. Berdasarkan Kempen ESDM tersebut diatas, fungsi Badan Geologi berdasar- kan Kepmen ESDM tersebut adalah: a. perumusan kebijakan di bidang geologi; b. perumusan rencana dan program peneliian dan pelayanan; c. pembinaan dan pelaksanaan peneliian dan pelayanan; d. pelayanan survei geologi, serta peneliian dan pelayanan di bidang e. sumber daya geologi, vulkanologi dan miigasi bencana geologi, dan geologi lingkungan; f. pembinaan pelayanan jasa peneliian geologi; g. pemberian rekomendasi serta penyajian informasi hasil survei, peneliian dan pelayanan; h. evaluasi pelaksanaan peneliian dan pelayanan di bidang geologi; i. pelaksanaan urusan administrasi Badan Geologi. Sementara itu, BPPTK dan Museum Geologi yang saat ini berada di bawah Badan Geologi diatur dengan Kepmen ESDM, terpisah dari Permen ESDM No- mor 0030 Tahun 2005. Keberadaan BPPTK dituangkan dalam Kepmen ESDM No- mor 1723 Tahun 2002 tentang organisasi dan tata kerja BPPTK. Sedangkan ke- beradaan Museum Geologi ditetapkan berdasarkan Kepmen ESDM Nomor 1725 Tahun 2002 tentang organisasi dan tata kerja Museum Geologi. Dengan demiki- an terlihat bahwa idak seluruh unit yang ada di bawah Badan Geologi diatur dengan satu peraturan perundang-undangan yang sama. Atau, berdirinya Badan Geologi dengan seluruh unit di bawahnya belum diatur dengan satu peraturan perundang-undangan. Selain itu, berbagai peraturan perundang-undangan juga mengatur tentang kegeologian. Dengan kata lain, bidang kegeologian diatur juga dalam berbagai paraturan perundang-undangan PUU baik sektor ESDM, maupun sektor lainnya seperi: Pekerjaan Umum PU, Lingkungan Hidup, Kepariwisataan, Dalam Neg- eri, Industri, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB, dan lainnya. Berbagai PPU tersebut memberikan implikasi atau mandat bagi pelaksanaan ke- geologian kepada Badan Geologi sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya. 40 41 Road Map Badan Geologi 2010-2025 Geology for Security and Welfare Kondisi tersebut diatas menyebabkan peran bidang geologi idak terbatas untuk memenuhi informasi hulu sektor ESDM. Bidang geologi juga dituntut un- tuk berperan atau memenuhi kebutuhan informasi dan rekomendasi bagi sek- tor lain, seperi PU tata ruang, air tanah, Lingkungan Hidup misal: ecoregion, Pariwisata dan Pendidikan misal: museum geologi, gunungapi, Dalam Negeri dan Penanggulangan Bencana misal: miigasi bencana geologi. Sementara itu, bidang geologi hingga saat ini belum memiliki PUU seingkat undang-undang yang diperlukan sebagai acuan utama pengaturan pengelolaan berbagai sumber daya alam yang secara ilmu pengetahuan seharusnya berbasiskan geologi. Pada saat ini sejumlah PUU berkenaan dengan subtansi kegeologian atau PUU yang bidang geologi sebagai vocal point-nya telah dihasilkan. Misalnya, Peratur- an Pemerintah PP RI Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah. Sejumlah per- masalahan masih terdapat didalam PUU terkait kegeologian tersebut. Diantara permasalahan tersebut adalah: kewenangan pengelolaan kegeologian antar Pu- sat dan Daerah secara umum belum diatur secara opimal, sebagai contoh pen- gaturan hubungan pusat dan daerah di bidang data dan informasi geologi. - Organisasi dan Tatalaksana Berdasarkan Permen ESDM Nomor 0030 Tahun 2005, organisasi Badan Geologi saat ini terdiri atas 5 unit. Kelima unit tersebut adalah: Sekretariat Badan Geologi SBG, Pusat Survei Geologi PSG, Sumber Daya Geologi PSDG, Pusat Vulkanologi dan Miigasi Bencana Geologi PVMBG, dan Pusat Lingkun- gan Geologi PLG. Adapun organisasi 2 unit pelayanan teknis UPT yang ada dibawah Badan Geologi, yaitu Balai Peneliian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian BPPTK dibawah PVMBG, dan Museum Geologi dibawah PSG, masing-masing ditetapkan berdasarkan Kepmen ESDM Nomor 1723 Tahun 2002 tentang BPPTK. Sedangkan keberadaan Museum Geologi ditetapkan berdasar- kan Permen ESDM Nomor 1725 Tahun 2002 tentang UPT Museum Geologi. Den- gan demikian, secara organisasi, BPPTK dan Museum Geologi hadir lebih dahulu dibanding organisasi induknya, Badan Geologi. Tugas dan fungsi tupoksi unit-unit dibawah Badan Geologi tersebut, ber- dasarkan Permen ESDM Nomor 0030 Tahun 2005 berada di seputar peneliian dan pelayanan bidang geologi. SBG memiliki tugas menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan administraif kepada semua unsur di lingkungan Badan Geolo- gi. Adapun fungsi SBG melipui koordinasi pelayanan administrasi, perumusan kebijakan peneliian dan pelayanan geologi, penyusunan SOP dan akuntabilitas kinerja; serta perencanaan kerja, penganggaran dan kegiatan satuan kerja, pen- gelolaan administrasi perbendaharaan dan barang milik kekayaan negara serta akuntansi dan pertanggungjawaban keuangan; pengelolaan kepegawaian dan pengembangan organisasi; perumusan rancangan peraturan perundang-undan- gan geologi, serta pelaksanaan bantuan hukum, informasi hukum, kehumasan dan penyelolaan hak atas kekayaan intelektual; pengelolaan sisitem dan jaringan informasi, serta penyiapan bahan laporan pimpinan Badan Geologi; pengelolaan urusan ketatausahaan, kearsipan, dan rurnah tangga; pembinaan kelompok ja- batan fungsional; dan evaluasi pelaksanaan pembinaan dan pelayanan adminis- traif kepada sernua unsur di lingkungan Badan Geologi. Secara umum, tupoksi PSG berkenaan di seputar survei geologi yang melipui survei, peneliian, penyelidikan dan pelayanan data dan informasi dasar bidang geologi; tupoksi PMG berada disekitar peneliian, penyelidikan, dan pelayanan bidang sumber daya geologi. Tupoksi PVMBG berkaitan dengan peneliian, penyelidikan, dan pelayanan bidang vulkanologi dan rniigasi bencana geologi. Tupoksi PLG beurusan dengan peneliian, penyelidikan dan pelayanan lingkun- gan geologi dan air tanah. Tupoksi unit-unit dibawah Badan Geologi selengkap- nya dapat dilihat dalam Permen ESDM Nomor 0030 Tahun 2005. Kondisi dan permasalahan saat ini berkenaan dengan organisasi dan tatalak- sana pembagunan bidang geologi selanjutnya dapat disampaikan sebagai beri- kut: 1. Badan Geologi sebagai satu-satunya unit eselon 1 yang memiliki tugas khu- sus melaksanakan peneliian dan pelayanan bidang geologi; 2. Badan Geologi belum memiliki unit pembantu UPT teknis atau organisasi sejenis di Daerah, padahal keberadaan UPT seperi itu adalah sangat diper- lukan mengingat luasnya cakupan wilayah kerja Badan Geologi; 3. Badan Geologi melayani muli sektor ESDM, PU, LH, Kepariwisataan, Da- lam Negeri, Industri, dll; 4. Terdapat lembaga-lembaga lain di ingkat Pusat yang menangani kegeolo- gian; 42 43 Road Map Badan Geologi 2010-2025 Geology for Security and Welfare 5. Lebih khusus, berkenaan dengan tatakerja yang diatur oleh Permen ESDM Nomor 0030 Tahun 2005, terdapat kondisi dan permasalahan berikut: a. Penyeragaman nomenkaltur tugas fungsi, padahal masing-masing unit dapat memiliki karakterisik yang berbeda; b. Fungsi kerja sama dan pelayanan publik yang selama ini merupakan kegia- tan yang cukup strategis belum secara eksplisit dinyatakan sebagai fungsi dari Sekretariat Badan. Fungsi pelayanan publik ini di Pusat justru terdapat pada Sub Bidang Subbid Kerja Sama dan Subbid Informasi Publik; c. Terdapat struktur-struktur tertentu di Pusat Unit langsung dibawah Badan Geologi bahkan dengan level yang lebih inggi; sedangkan di unit yang mengkoordinirnya Sekretariat idak memiliki struktur terse- but. Misalnya, di Badan Geologi, pada Pusat, terdapat Bidang Informasi yang terdiri dari Subbid Sistem Informasi dan Subbid Informasi Publik, sedangkan di Sekretariat Badan justru hanya terdapat Sub Bagian Sub- bag pengelolaan informasi. Hal lain sama kasusnya untuk kerja sama seperi pada buir b; d. Hal sebaliknya untuk urusan administraif di Sekretariat Badan terdapat Bagian Umum dan Subbag Tata Usaha sebaliknya di Pusat justru menjadi Bagian Tata Usaha dan Subbag Umum dan Keuangan. Hal ini secara no- menkaltur sudah menunjukkan terbalik-balik; e. Terdapat potensi duplikasi fungsi antara Subbag Perlengkapan dan Rumah Tangga dengan Subbag Kekayaan Negara pada Sekretariat Badan untuk urusan pengelolaan sarana-prasarana; f. Bidang Sarana Teknik Sartek pada Pusat-Pusat didalam prakteknya sela- ma ini lebih banyak bersifat idle, karena secara struktural bidang tersebut idak memiliki garis koordinasi ke Sekretariat Badan dan seterusnya sam- pai ke Sekretariat Jenderal.; g. UPT diatur dengan Kepmen tersendiri yang kelahirannya lebih dahulu dibanding Permen Nomor 0030 Tahun 2005. Idealnya UPT memiliki garis koordinasi ke Sekretariat Badan. 5 Sistem informasi yang mudah, cepat dan akurat belum opimal; 6 Ketersediaan dan penerapan SOP idak lengkap; 7 Ketersediaan dan penerapan SPM rendah; 8 Pelayanan publik idak terintegrasi, antara lain: sistem informasi geologi masih tersebar 9 Kerja sama internasional dalam bidang kebencanaan geologi, sumberdaya geologi, geosain dan geoinformasi telah berjalan dengan baik; namun pemanfaatan kerja sama idak opimal. - Sarana, prasarana, dan teknologi Kondisi sarana, prasarana, dan teknologi peneliian dan pelayanan bidang geologi yang dimiliki Badan Geologi pada saat ini dapat disampaikan sebagai berikut: 1. Gedung perkantoran, antara lain sbb: 1 kompleks perkantoran Badan Geolo- gi di Jln. Diponegoro Nomor 57 Bandung 40122, Jawa Barat; 2 kantor Pusat Sumber Daya Geologi di Jln. Soekarno-Hata No. 444 Bandung 40254, Jawa Barat; 3 kantor BPPTK, Jln. Cendana No. 15, Yogyakarta 55166, DKI Yogya- karta; 4 kantor Pusat Lingkungan Geologi di Madiun, Jawa Timur; 2. Gedung Museum Kegeologian beserta sarana peragaannya: Museum Geolo- gi di Bandung, Museum Gunung Batur di Bali, Museum Gunung Merapi di Yogyakarta, Museum Kars di Wonogiri dan Museum Tsunami Aceh di Banda Aceh; 3. Gedung perpustakaan untuk seiap unit atau satuan kerja satker; 4. Gedung bengkel alat berat dan pengeboran; 5. Pos pengamat gunung api PGA sebanyak 74 lokasi PGA tersebar di 63 lokasi gunungapi di seluruh Indonesia; 6. Sejumlah laboratorium yang tersebar di Pusat-Pusat dan UPT, yaitu: a Laboratorium penginderaan jauh b Laboratorium petrologi c Laboratorium geokimia, kimia mineral dan air d Laboratorium geokronologi e Laboratorium isika batuan dan mineral f Laboratorium geologi kuarter g Laboratorium biostraigrai h Laboratorium mekanika tanah dan batuan i Laboratorium instrumentasi dan miigasi 44 45 Road Map Badan Geologi 2010-2025 Geology for Security and Welfare 7. Peralatan pengeboran untuk air tanah, mineral, batubara, dan panas bumi; 8. Alat-alat berat lainnya; 9. Peralatan survey geoisika gaya berat, geomagnet, seismik, geolistrik, magnetotellurik, induce polarizaion, peralatan logging; 10. Peralatan penanggulangan bencana seismometer, data logger, iltmeter, extensometer, dan inklinometer dan GPS; 11. Sarana dan prasarana tersebut diatas cukup memadai namun masih perlu diingkatkan serta pemanfaatannya perlu lebih diopimalkan. - Sumber Daya Manusia Pencapaian tujuan organisasi sangat besar dipengaruhi oleh modal sumber daya manusia yang dimiliki. Sumber daya manusia merupakan kesatuan dari komitmen, karakter, kompetensi, profesional, pengalaman dan keberanian yang dimiliki masing-masing individu. Pencapaian kinerja ditentukan oleh dua hal yai- tu penguasaan pengetahuan yang mendalam knowledge dan skill juga dipen- garuhi oleh sikap perilaku dalam menghadapi seiap pekerjaan. Dengan demikian pengembangan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi dalam bidangnya sebagai modal keberhasilan organisasi merupakan bagian pening dalam pengelolaan organisasi. Pengembangan ini dapat dalam bentuk pendidikan maupun pelaihan pegawai. Pegawai sebagai faktor pening yang menentukan perubahan harus dikelola secara benar, terencana dan kom- prehensif. Dalam Kajian Teknokrais Road Map Badan Geologi ini, faktor sumber daya manusia bukan hanya dituntut untuk memproses perubahan, tetapi juga dapat turut terlibat dalam perubahan. Terlibat dalam perubahan maksudnya pegawai sebagai individu dan sumber daya harus ikut diperimbangkan perubahannya dari posisi mereka tahun demi tahun 2005-2025 untuk dapat mencapai target organisasi. Misalnya, perlu penambahan pegawai, pengembangan kualitas, kapasitas, loyalitas dan kese- jahteraan pegawai. Semua ini harus dimanifestasikan dalam berbagai program pelaksanaan kemudian. Perubahan eksternal yang terus terjadi harus disikapi dengan perubahan or- ganisasi secara akif. Perubahan tersebut termasuk menjaga agar sumber daya manusia idak mengalami penurunan kualitas dan kuanitas. Oleh karena itu terdapat dua langkah yang harus diperhaikan organisasi terkait dengan sum- ber daya manusia yaitu pertama, proses untuk mengelola sumber daya manusia agar selalu dalam kondisi sehat, produkif dan terjaga kompetensinya dan kedua, proses regenerasi yaitu kegiatan membentuk kader yang mampu meneruskan dan mengembangkan kegiatan produksi di lingkungan Badan Geologi, hal ini dapat juga diarikan sebagai menjaga populasi yang ada. Untuk menciptakan pemanfaatan sumber daya alam Indonesia secara eisien dan untuk mewujudkan visi dan misi RPJPN maka diperlukan geologiawan yang handal atau kompeten dan berwawasan teknologi. Oleh karena itu pendidikan dan peneliian geologi harus diarahkan sedemikian rupa agar dapat memberikan kontribusi berari bagi rencana pembangunan jangka panjang nasional, dengan menekankan kepada peningkatan jumlah cadangan sumber daya geologi, pen- gelolaan lingkungan hidup, pembangunan infrastruktur, revitalisasi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, miigasi bencana geologi, peningkatan kualitas geolo- giawan, peningkatan pemanfaatan energi terbarukan, pengembangan sumber daya air, pemanfaatan sumber daya energi dan mineral dalam laut dan peman- faatan energi nuklir. Pendidikan dan peneliian geologi harus diarahkan agar sesuai dengan Ren- cana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. Pendidikan dan peneliian geologi harus jadi ”determinan” dalam pengambilan keputusan para pelaksana pemer- intahan demi tercapainya kesejahteraan rakyat. Kemasan hasil peneliian geologi harus mudah dipahami dan diarahkan untuk masyarakat luas, sehingga mampu menumbuhkan kepedulian bagi masyarakat terhadap bencana alam dan mas- alah lingkungan. UNIT PENDIDIKAN JUMLAH SD SLTP SLTA D3 S1 S2 S3 SBG 2 3 20 1 21 8 2 57 PMG 13 14 178 18 142 24 3 392 PVG 29 35 227 9 88 26 7 421 PLG 10 20 169 9 75 31 1 315 PSG 11 14 105 12 97 56 15 310 Jumlah 65 86 699 49 423 145 28 1495 Prosentase 5 6 48 4 27 8 2 100 Tabel 2.5 Jumlah stafSDM pada Badan Geologi menurut jenjang pendidikan 46 47 Road Map Badan Geologi 2010-2025 Geology for Security and Welfare Gambar 2.21 Komposisi pegawai negeri pada Badan Geologi: S3 2, S2 8, S1 27, S0D3 4, SLTA 48, SLTP 6, dan SD 5. Gambar 2.22 Komposisi pegawai negeri Badan Geologi berdasarkan usia . Tabel 2.6 Rencana pegawai Badan Geologi yang akan pensiun pada 2010 - 2013 No UNIT TAHUN 2010 - 2014 Jml SD SMP SLTA D3 S1 S2 S3 1. Sekretariat Badan Geologi 1 - 9 1 4 1 - 16 2. Pusat Sumber Daya Geologi 7 10 90 8 45 14 2 176 3. Pusat Vulkanologi dan Miigasi Bencana Geologi 18 11 47 1 12 6 2 97 4. Pusat Lingkungan Geologi 6 8 54 6 23 16 - 113 5. Pusat Survei Geologi 8 8 28 3 25 20 8 100 JUMLAH 40 37 228 19 109 57 12 502 Pendidikan geologi harus mampu menciptakan perilaku atau budaya ilmiah, langkah awal adalah dengan menambah kurikulum yaitu menambahkan mata kuliah ilsafat, ekonomi manajemen dan eika profesi. Penambahan mata kuli- ah ini diharapkan mampu menciptakan lulusan geologi yang berjiwa ”enterpre- uneur” di samping mempunyai intelectual skill juga memiliki managerial skill yang baik. Geologiawan masa depan diharapkan merupakan lulusan geologi yang memiliki kehandalan di lapangan, namun juga idak gagap teknologi. Re- alisasi untuk Badan Geologi sendiri adalah melakukan spesialisasi para geologi- awan melalui program S2 dan S3. Jumlah sumber daya manusia pada Badan Geologi status Desember 2009 adalah total sebanyak 1495 orang dengan perincian jumlah pada masing-mas- Gambar 2.20 Perbandingan tenaga teknis 41 dengan tenaga administraive 59 Badan Geologi status Tahun 2009. ing Unit sebagai berikut: SBG se- banyak 57 orang, PMG sebanyak 392 orang, PVG termasuk BPPTK sebanyak 421 orang, PLG sebanyak 315 orang, PSG termasuk Museum Geologi sebanyak 310 orang. Kom- posisi pegawai Badan Geologi ber- dasarkan pendidikan kompetensi disajikan pada Tabel 2.5 dan Gambar 2.20. Berdasarkan analisis tenaga teknis dan tenaga administraif, perbandingan tena- ga teknis dengan tenaga administraif adalah 41 : 51, sehingga lebih banyak tenaga administraif Gambar 2.21. Dari segi usia, mayoritas pegawai di lingkungan Badan Geologi berada dian- tara 41 – 50 tahun 45 , kemudian usia 51 tahun 30 , dan yang paling kecil jumlahnya adalah usia 40 tahun 25 segaimana pada Gambar 2.22. Jumlah pegawai dengan status usianya terse- but akan berkurang karena total se- banyak 502 orang pegawai akan pen- siun pada periode 2010-2014 dengan perincian seperi pada Tabel 2.6. Dari data tentang jumlah, ingkat pendidikan, usia dan rencana pensi- un tersebut diatas, Badan Geologi mengalami permasalahan kekurangan tenaga pada jenjang pendidikan S1, S2, dan S3. Sebagai gambaran, dari 28 orang 2 dari total pegawai pegawai yang berpendidikan S3 akan pensiun sebanyak 12 orang 2,4 dari total pegawai yang akan pensiun atau 42 dari total pegawai S3. - Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, membawa konsekuensi penyerahan beberapa kewenan- gan kepada Pemerintah Daerah untuk mengatur hak dan kewajiban sendiri uru- san pemerintahannya, dengan tujuan meningkatkan eisiensi dan efekivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Peran dan fungsi geologi di masa depan harus disesuaikan dengan kebutu- han pusat dan daerah. Oleh karena itu Badan Geologi dituntut untuk mampu menciptakan keseimbangan pembagian urusan pemerintahan antara pemerin- tah pusat dan daerah seperi yang telah dituangkan dalam Lampiran PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Tugas Pemerintahan Bidang Energi dan Sumber 48 49 Road Map Badan Geologi 2010-2025 Geology for Security and Welfare

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN