140 141
Road Map Badan Geologi 2010-2025 Geology for Security and Welfare
Hingga medium RPJM ke-3 2015 – 2019 diharapkan kegiatan penyelidikan untuk kawasan perbatasan NKRI dan pulau-pulau kecil terluar dapat diselesaikan
karena daerah perbatasan merupakan daerah yang rawan konlik sehingga pelak- sanaanya mendesak untuk segera diselesaikan. Pada RPJM ke-3 2015 – 2019 di-
harapkan penyelidikan untuk Kawasan Andalan dan Kawasan Strategis Nasional dapat  mencapai  60  ,  terutama  untuk  daerah-daerah  dengan  perkembangan
yang  relaif  cepat.  Pada  RPJM  ke-4  2020  –  2025  kegiatan  penyelidikan  pada kawasan andalan dan kawasan strategis nasional diharapkan selesai.
Informasi geologi lingkungan juga dapat digunakan sebagai keperluan yang lebih luas lagi, misalnya untuk informasi geologi dalam bidang kesehatan med-
ical geology dan penentuan lokasi penyimpanan gas carbon CCS. Kegiatan ini mulai dirinis oleh Pusat Lingkungan Geologi Badan Geologi mulai RPJM ke-2
dan terus dikembangkan hingga RPJM ke-4.
4.7. Agenda Pengembangan Geo-Informasi 4.7.1 Kebijakan
Kebijakan Pengembangan Geo-Informasi Badan Geologi: 1  Peningkatan ketersediaan data dasar geologi
2  Peningkatan pemanfaatan geosains untuk mempelajari fenomena alam 3  Peningkatan sistem informasi kegeologian
4.7.2. Sasaran
Sasaran Pengembangan Geo-Informasi Badan Geologi: 1  Terwujudnya basis data spasial geologi rinci nasional dan regional ASEAN
2  Tercapainya pemahaman gejala perubahan alam 3  Terwujudnya sistem informasi kegeologian yang terintegrasi
4.7.3	Tahapan	Pencapaian 4.7.3.1 Penyediaan Peta-Peta Digital Bersistem dan Bertema
a. Peta Geologi
Pemetaan  geologi  skala  1:50.000  untuk  seluruh  wilayah  Indonesia  den- gan fokus utama pada penggunaan teknologi penginderaan-jauh dan Sistem
Informasi  Geografis  SIG.  Khususnya,  teknik  pengolahan  dan  interpretasi geologi untuk mendapatkan informasi geologi menggunakan citra satelit op-
tik dan radar yang beresolusi tinggi dan basis data diproses dengan meng- gunakan SIG.
b. Survei Geoisika Udara
Survei magneik udara di atas Papua dan Kalimantan dengan menggunakan pesawat
ixed  winghelicopter  untuk  pengukuran  magneik,  radiometri  dan parameter  lain  di  atas  pulau-pulau  tersebut.  Survei  magneik  udara  tersebut
menghasilkan peta-peta geoisika yang lengkap dan paket-paket informasi dig- ital,  khususnya  informasi  mengenai  magneik,  emisi  gamma-ray  radiometric,
dan karakter-karakter lainnya.
c. Pemetaan Geokimia
Pemetaan  geokimia  untuk  eksplorasi,  lingkungan,  dan  medical  geology  di wilayah Sulawesi, serta pemetaan hidrogeologi skala 1 : 250.000 dengan target
capaian sekitar 75 wilayah Indonesia.
Gambar 4.8 Milestone pengembangan geo-informasi dalam mendukung ketahanan dan kemandirian en- ergi dan mineral.
142 143
Road Map Badan Geologi 2010-2025 Geology for Security and Welfare
d. Peta Bertema
Selain peta bersistem dibuat pula peta bertema di daerah prioritas. Peta ber- tema tersebut terdiri dari:
-  Peta seismotektonik yang memuat informasi tentang peluang kerusakan sebagai akibat gempa bumi;
-  Peta geologi Kuarter yang berisi informasi tentang proses geologi sejak 1,7 juta tahun sampai sekarang;
-  Peta geomorfologi yang menampilkan informasi tentang proses pembentu- kan rupa bumi;
-  Peta cekungan air tanah yang menggambarkan keterdapatan air tanah; -  Peta geologi teknik yang berisi informasi sifat keteknikan bahan geologi da-
lam mendukung pembangunan isik daerah; -  Peta geologi tata-lingkungan yang memuat informasi dalam memberikan
arah pengambilan putusan yang terkait dengan perubahan lingkungan;dan -  Peta gerakan tanah yang menampilkan daerah yang rentan gerakan seperi
tanah longsor dan amblasan.
4.7.3.2 Pemutakhiran Basis Data Geologi Nasional
Peta-peta bersistem dan bertema yang sudah dalam format digital terdiri dari Peta Geologi skala 1:250.000 181 lembar, Peta Geologi skala 1:100.000 58 lem-
bar, Peta Gaya berat skala 1:250.000 146 lembar, Peta Gaya berat skala 1:100.000 58 lembar, Peta Geologi Kuarter skala 1:50.000 22 lembar, Peta Geomorfologi
skala  1:100.000  16  lembar,  Peta  Seismotektonik  1:5.000.000  1  lembar,  Peta Wilayah Rawan Gempabumi 1:5.000.000 1 lembar, dan Peta Lajur Gempa bumi
Tektonik 1:5.000.000 1 lembar. Dengan semakin berkembangnya teknologi in- formasi terutama dalam bidang sistem informasi geograis dan internet, peta-peta
digital tersebut lebih mudah dimutakhirkan. Sumber data untuk pemutakhiran ba-
sis data tersebut antara lain berasal dari: •  Data Lapangan
Berasal dari pengukuran atau pengamatan secara langsung di lapangan. •  Data Peta
Berupa informasi yang telah terekam baik pada kertas atau ilm, data peta ini terlebih dahulu harus dikonversikan ke dalam bentuk digital dengan menggu-
nakan DigiizerScanner.
•  Data Citra Pengindraan Jauh Berupa  data  yang  berasal  dari  foto  udara,  radar,  atau  satelit.  Data  ini  harus
dikonversikan terlebih dahulu baik secara manual menggunakan perangkat lu- nak yang dirancang khusus.
•  Data Laboratorium •  Data yang diperoleh dari hasil pengujian di laboratorium.
Pemutakhiran basis data adalah pekerjaan yang berkelanjutan terus-menerus.
4.7.3.3 Penyediaan Data dan Informasi Geologi Kawasan Perbatasan, Pulau-Pu- lau	Kecil	dan	Terluar	Serta	Batas	Landas	Koninen
Berbagai masalah yang sering menjadi kendala utama dalam pengelolaan dan pembangunan pulau-pulau kecil di Indonesia di antaranya adalah aksesibilitas. Ini
disebabkan terutama karena lokasi yang terpencil dan terisolir, sumber daya air dan infrastuktur yang sangat terbatas, ingkat pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat yang rendah. Seiap pulau kecil atau gugus pulau-pulau kecil, memiliki karakterisik dan ingkat kerentanan yang berbeda dibandingkan dengan pulau besar.
Dalam kaitannya dengan masalah tersebut di atas Badan Geologi pada tahun 2007 telah menerbitkan Atlas Pengelompokan Pulau Kecil Berdasarkan Tektono-
genesis  Untuk  Perencanaan  Tata  Ruang  Darat,  Laut,  dan  Dirgantara  Nasional, dengan skala 1:15.000.000, terdiri dari 30 peta bertema. Namun demikian masih
perlu dilakukan kegiatan untuk menghimpun data dan informasi spasial tentang
tataan geologi, potensi sumber daya mineral, energi, dan air tanah, serta potensi kebencanaannya. Data dan informasi spasial tersebut sangat diperlukan dalam
mendukung pembangunan infrastruktur dan penataan ruang di pulau-pulau ke- cil terluar dan wilayah perbatasan negara.
Bagian dari landas koninen wilayah Indonesia yang dimulai dari sepanjang Pan- tai Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Banda, Papua bagian Utara dan Sulawesi
serta Kalimantan, dikelilingi oleh suatu tepian akif yang merupakan pertemuan lempeng  samudera  dan  lempeng  koninen.  Batas  pertemuan  lempeng  ini  atau
disebut batas subduksi, dapat dianggap sebagai batas tepian koninen di Indonesia.
Data gaya berat menunjukkan harga anomali berkaitan dengan jenis kerak yang mendasarinya. Batas dari kerak samudera dan kerak benua dicirikan oleh adanya
144 145
Road Map Badan Geologi 2010-2025 Geology for Security and Welfare
perubahan harga anomali dan merupakan batas dari Foot of Slope FOS. Ada in-
dikasi endapan sedimen cukup tebal di kawasan terluar perairan NKRI terdapat sekitar tekuk lereng sepanjang FOS yaitu bagian barat Nanggroe Aceh Darussalam,
selatan Sumba serta di utara Papua dan sisi imur pulau Halmahera.
Data gaya-berat tersebut perlu diintergrasikan dengan data geologi dan geoisi- ka kelautan, serta data baimetri sebagai satu kesatuan data isik sebagai dasar
penentuan batas landas koninen guna pengusulan batas teritorial wilayah negara.
4.7.3.4 Penjaringan Data Geologi Regional ASEAN
Badan Geologi yang diwakili oleh Pusat Sumber Daya Geologi telah ditunjuk sebagai
country coordinator pengelola database ASEAN yang bekerjasama den- gan Malaysia untuk mengembangkan database mineral ASEAN yang berada da-
lam payung kerja sama ASOMM ASEAN Senior Oicials Meeing on Minerals dan AMMM ASEAN Ministerial Meeing on Minerals.
4.7.3.5	Peneliian	dan	Pengembangan	Geosain
Dalam rangka meningkatkan pemahaman akan fenomena atau gejala alam, perlu dilaksanakan peneliian geosain terintegrasi. Geosain mampu menghasil-
kan model-model yang secara ilmiah membantu rekonstruksi dan pemahaman proses-proses masa lampau dan mendatang tentang bumi, serta dapat mem-
berikan sumbangan besar dalam pemahaman perubahan iklim global. Selain itu, keterkaitan yang erat antara material bumi dan kesehatan manusia membutuh-
kan pemahaman yang lebih mendalam terhadap proses-proses kebumian. Pengembangan  konsep  geosain  yang  berlandaskan  pada  teori-teori  global
yang sudah ada tektonik lempeng, plume structure, dll.. Pengembangan kon- sep geosain tersebut pada dasarnya adalah menampilkan pemodelan dan simu-
lasi sebagai dasar untuk menaksir keterdapatan sumber daya mineral dan energi, serta prakiraan resiko bencana dan pengaruhnya.
4.7.3.6 Pengembangan Arsitektur Data dan Informasi Kegeologian
Data  dan  informasi  hasil  kegiatan  peneliian  dan  pemetaan  sudah  banyak terkumpul dalam bentuk konvensional dan akan lebih banyak lagi dengan  ber-
langsungnya penyelidikan terus menerus sekarang ini dan di masa yang akan datang. Namun data dan peta konvensional yang sudah dibuat tersebut banyak
yang rusak dan hilang informasinya karena kurangnya pemeliharaan. Selain itu permukaan bumi yang selalu mengalami perubahan menyebabkan peta harus
selalu diperbaharui seiap saat agar informasinya selalu benar. Keadaan di atas sangat menuntut penyelenggaraan manajemen dan pengem-
bangan arsitektur data secara memadai. Pemanfaatan teknologi informasi mer- upakan  salah  satu  cara  dalam  pengelolaan  data  yang  mampu  mengolah  dan
menampung data bervolume besar dengan hasil yang cepat, tepat dan akurat. Pengembangan arsitektur data dan informasi tersebut ditempuh melalui taha-
pan sebagai berikut:
•  Benchmarking dengan berbagai instansi dan lembaga peneliian pendi- dikan yang dianggap relevan dengan kegiatan yang telah direncanakan
•  Assessment data di lingkungan Badan Geologi •  Pengumpulan, klasiikasi dan veriikasi data
•  Desain model data pembentukan layer peta dan strukturisasi data •  Inpuing data dijitasi peta dan pemasukkan atribut peta
•  Overlay antar peta sebaraniik, topo dan peta dasar •  Penyimpanan dan pemeliharaan
•  Manipulasi dan analisis data •  Pembuatan modul Sistem Informasi Geograis SIG
•  Desain dan pembutan layout informasi •  Penyajian informasi peta, citra, tabel, foto, gambar, graik, modeling, dll
•  Penyusunan SOP dan launching hasil kegiatan •  Pengguna user masyarakat global
4.7.3.7 Pengembangan Infrastruktur Sistem Informasi Kegeologian
Infrastukrur  yang  diperlukan  untuk  mewujudkan  one-stop  geoinformaion portal Badan Geologi merupakan sistem saling terkait antara data dan informasi
dengan sistem pendukungnya berupa hardware, sotware dan brainware yang
secara  keseluruhan  akan  terintegrasi  meningkatkan  eisiensi  pengelolan  data dan informasi. Untuk itu, diperlukan rencana kegiatan sebagai berikut:
•  Koneksi topologi isik dan logic antar unit Badan Geologi dilakukan dengan Router Gateway
146 147
Road Map Badan Geologi 2010-2025 Geology for Security and Welfare
•  Setelah terkoneksi akses ke One Portal dilakukan dengan Virtual Private Network  VPN  via  Internet,  dengan  VPN  akan  ada  satu  IP  virtual  yang
berlaku bagi semua unit secara lokal •  Data dan Informasi yang diupdate diseiap unit disinkronisasikan dengan
dB Server, sehingga data dan informasi yang akan dishare akan sama. Se- cara otomais Badan Geologi sebagai portal utama main gateway geo-in-
formasi  akan  mendapatkan  status  update  terbaru  persis  seperi  mas- ing-masing unit. Informasi akan terkumpul di portal Badan Geologi.
•  Agar beban traic internet Badan Geologi idak memuncak, dokumen asli, peta dan data lainnya tetap di host di masing-masing Unit. Sebagai gate-
way Geo-informasi Badan Geologi memuat semua yang diperlukan bagi masyarakat pengguna.
•  Dengan adanya sinkronisasi ini, Server Badan Geologi Sekretariat Badan dapat berindak sebagai backup server semua data dan informasi yang
ada di seiap Unit untuk menghadapi kemungkinan data loss dan keru- sakan data. Dengan cara seperi itu, maka data dan informasi tersinkroni-
sasi, tersalin dan dapat
direcovery ulang jika dan terjadi kendala di salah satu unit Badan Geologi.
Untuk  mendukung  Sistem  Pelayanan  tersebut  perlu  adanya  Kebijakan  dan SOP antara lain yang akan mengatur:
•  Tim Pengelolaan Konten Web Portal Badan Geologi Sekretariat Badan •  Infrastruktur yang memadai dan termasuk perawatan dan pemeliharaannya
•  Kebijakan sharing data dan informasi ke publik •  Perimbangan jika ada yang terkait dengan PNBP
•  Semua data hasil kegiatan seiap unit dapat disimpan di Server agar Sink-
ron dan ter- backup
4.8. Agenda Tata Laksana Kepemerintahan 4.8.1 Kebijakan