Agenda Miigasi Bencana Geologi 1 Kebijakan

132 133 Road Map Badan Geologi 2010-2025 Geology for Security and Welfare pengambilan air tanah terhadap kondisi air tanah. Sumur imbuhan air tanah diperlukan dibangun untuk daerah dengan kondisi air tanah kriis sehingga dapat menambah imbuhan air tanah dan mengurangi run-of yang pada akhirnya dapat mengurangi bencana banjir. Pemantauan kualitas dan kuanitas air tanah yang telah dilakukan oleh PLG selama ini akan terus dilaksanakan terutama untuk daerah yang mengalami per- masalahan air tanah dan pengambilan air tanah yang intensif.

e. Peningkatan Pengendalian Pengambilan Air Tanah

Pengambilan air tanah tanpa kontrol akan mengakibatkan berkurangnya cadangan air tanah serta terjadinya penurunan air tanah. Pada tahap yang lebih ekstrim, pengambilan air tanah yang berlebihan dapat menimbulkan penurunan tanah land-subsidence. Untuk itu roadmap PLG hingga 2025 senaniasa mema- sukkan pengendalian pengambilan air tanah dengan melakukan kegiatan penga- lokasian penggunaan air tanah serta pemantauan debit pengambilan air tanah. 4.5. Agenda Miigasi Bencana Geologi 4.5.1 Kebijakan Kebijakan miigasi bencana geologi terutama diarahkan untuk: • Miigasi bencana geologi diutamakan di wilayah padat pemukiman dan akivitas penduduk, keberadaan bangunan vital serta strategis yang ber- potensi terancam • Penyebaran Informasi tentang miigasi dan penanggulangan bencana geologi untuk menciptakan kemandirian bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah dalam miigasi bencana geologi • Percepatan pembuatan dan penerbitan Peta Kawasan Rawan Bencana Geologi dan Peta Zona Risiko Bencana Geologi • Peningkatan layanan miigasi bencana geologi • Pengarusutamaan pedoman penanganan kebencanaan geologi • Pengarusutamaan kerja sama dengan Pemerintah Daerah, perguruan inggi dan lembaga di bidang kebencanaan serta melibatkan peran akif masyarakat • Peningkatan kerja sama dan alih teknologi dalam dan luar negeri.

4.5.2 Sasaran

Sedangkan sasaran miigasi bencana geologi terutama diarahkan untuk men- jadikan: • Terwujudnya miigasi kebencanaan geologi yang efekif dan eisien • Tersedianya informasi kebencanaan yang menjadi pendukung utama da- lam perencanaan tata ruang berbasis risiko bencana • Terlaksananya pemberian rekomendasi teknis kebencanaan geologi • Tersedianya pemodelan ancaman bahaya geologi • Terwujudnya pengurangan ketergantungan peralatan miigasi bencana geologi • Terwujudnya peningkatan pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat da- lam menghadapi bencana geologi • Tercapainya pengurangan Risiko Bencana Geologi • Terpenuhinya kebutuhan peta KRB gempa bumi, tsunami dan gerakan tanah • Terselesaikannya peta zona kerentanan gerakan tanah dan pemetaan ka- wasan rawan bencana gempa bumi di seiap provinsi • Terwujudnya peta kawasan rawan bencana gunung api Tipe A • Terwujudnya kegiatan tanggap darurat bencana geologi yang opimal • Terlaksananya ideniikasi kebakaran batubara di daerahjalur vital dan strategis • Tersedianya data kajian erosi dan sedimentasi di DAS • Terlaksananya peran akif dalam kaji cepat ESDM Peduli Bencana dalam Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana ingkat Nasional SRC-PB • Tersusunnya bahan Peraturan Menteri tentang Pedoman Miigasi Ben- cana Geologi, serta Pedoman Pengurangan Risiko Bencana Geologi. • Terlaksananya penyusunan rencana konijensi bencana geologi dan pela- ihan kebencanaan di berbagai wilayah • Terlaksananya peningkatan kerja sama dan koordinasi tentang kebenca- naan geologi dengan pemangku kepeninganperguruan inggi • Terlaksananya peningkatan peran akif masyarakat dan pemangku kepent- ingan dalam penanggulangan bencana • Terwujudnya peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalam mii- gasi bencana geologi • Terlaksananya pemutakhiran teknologi pemantauan gunung api 134 135 Road Map Badan Geologi 2010-2025 Geology for Security and Welfare 4.6. Agenda Pengembangan Lingkungan Geologi dan Penataan Ruang 4.6.1 Kebijakan