Air Tanah, Lingkungan Geologi dan Penataan Ruang

22 23 Road Map Badan Geologi 2010-2025 Geology for Security and Welfare daya yang dimiliki sebagai suatu kegiatan berkelanjutan, tanpa heni dan mer- upakan kegiatan yang menantang. Berbagai cara dan kreaiitas dalam menge- lola sumber daya harus dipandang sebagai suatu tantangan untuk terus maju dan berkembang. Kreaiitas ini membutuhkan energi besar untuk menciptakan kesuksesan organisasi. Sumber daya alam memiliki peran ganda, yaitu sebagai modal pembangunan dan sebagai penopang sistem kehidupan. Sumber daya alam selama ini telah terbuki mampu memberikan sumbangan bagi devisa negara, sumber bahan baku industri, sumber energi dan lain sebagainya. Penyebaran sumber daya mi- gas, panas bumi dan mineral sebagai sumber daya geologi dikontrol oleh kondi- si-kondisi geologi. Peran dan fungsi geologi dalam eksplorasi sumber daya ini san- gat menentukan untuk menjamin ketersediaan pasokannya. Data dan informasi geologi yang makin meningkat akibat penyelidikan sumber daya mineral, panas bumi dan migas di Indonesia menjadikan pengetahuan geologi adalah sumber pening tentang penyebaran sumber daya ini, karena penyebaran sumber daya ini idak merata tapi mengikui tatanan geologi tertentu. Sebagai contoh bijih mineral hanya terdapat pada jalur sebaran batuan ultra basa. Pengetahuan geologi yang menyeluruh seperi pemetaan geologi maupun peta temaik merupakan potensi yang menentukan faktor-faktor geologi dalam mengontrol kejadian dan penyebaran sumber daya mineral, panas bumi dan mi- gas. Pemetaan ini merupakan modal dasar bagi pelaksanaan eksplorasi sumber daya geologi. Lebih dari seratus tahun sumber daya geologi telah memberikan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Indonesia yang terletak di suatu kawasan tempat bertemunya iga lempeng besar dunia, memiliki keunikan dan kekayaan tersendiri. Selain kekayaan migas, panas bumi dan mineral yang sangat berlimpah, tempat yang unik ini juga me- nimbulkan banyak konsep pening dalam geologi berkembang dan diujicobakan di Indonesia, hal ini mengundang minat investor asing. Konsep-konsep ini ter- buki sangat membantu dalam eksplorasi sumber daya migas, panas bumi dan mineral. Beberapa bagian peneliian berkenaan dengan batubara dan minyak bumi yang belum tergarap sepenuhnya saat ini adalah kajian zonasi daerah potensi batubara untuk tambang dalam, kajian potensi endapan gambut Indonesia ber- dasarkan aspek lingkungan, kajian awal potensi source rock hidrokarbon, kajian potensi gas methane dalam batubara, kajian potensi gas methan, kajian potensi endapan batubara Indonesia untuk batubara cair liquiied coal. Selain itu, in- ventarisasi batubara marginal, inventarisasi gambut, inventarisasi bitumen pa- dat, survei pendahuluan bitumen, inventarisasi kandungan minyak dalam enda- pan bitumen, pengukuran kandungan gas dalam lapisan batubara di wilayah eksplorasi masih memerlukan indak lanjut.

2.2. Air Tanah, Lingkungan Geologi dan Penataan Ruang

Indonesia senaniasa berparisipasi dalam upaya-upaya global untuk me- mecahkan isu atau permasalahan bersama yang dihadapi umat manusia, dian- taranya isu perubahan iklim dengan prinsip bebas dari kepeningan bangsa lain. Berhadapan dengan isu perubahan iklim, pening bagi Indonesia untuk terlebih dahulu melakukan riset tentang climate change proof sebagai sebuah scienif- ic basis dan membangun ketahanan resilience terhadap isu perubahan iklim bagi Indonesia Bidang geologi dapat berperan dalam upaya-upaya untuk climate change proof melalui pendekatan proxy pembukian ada atau idak adanya pe- rubahan iklim di masa lalu yang diperoleh melalui riset iklim purba paleocli- mate. Riset dari bidang geologi ini bersama-sama dengan respon dan upaya scieniic basis dari sektor iklim dan sektor lainnya akan berperan pening, baik dalam rangka climate change proof maupun ketahanan terhadap isu perubahan iklim. Lepas dari pengaruh pemanasan global, indikasi perubahan iklim global telah tampak dan menyebabkan kenaikan muka air laut dan perubahan pola curah hujan yang dapat berdampak pada penurunan sumber daya air dan perubahan fenomena kebencanaan, seperi longsor yang diikui oleh banjir bandang. Sesuai respon ingkat global dan nasional, upaya untuk menghadapi dampak perubah- an iklim dilakukan dengan dua langkah utama secara bersamaan, yaitu: miigasi dan adaptasi. Dalam adaptasi, bidang geologi dapat berperan antara lain melaui rekomendasi, penyediaan informasi dan riset dan kajian kerentanan air tanah untuk adaptasi terhadap bahaya pada ketersediaan air akibat perubahan iklim, dan bahaya intrusi air laut pada kawasan pesisir dan pantai akibat kenaikan muka laut; serta kerentanan terhadap bahaya longsor. Didalam upaya miigasi, bidang 24 25 Road Map Badan Geologi 2010-2025 Geology for Security and Welfare geologi dapat berkontribusi antara lain melalui riset atau penyediaan informa- si tentang formasi batuan yang dapat menyimpan gas rumah kaca GRK, dan cadangan batubara dengan kandungan GRK yang rendah. Bidang lingkungan geologi dan air tanah melaksanakan tugas peneliian dan pe- layanan aspek geologi lingkungan, geologi teknik, dan air tanah. Hasil-hasil peneli- ian bidang lingkungan geologi dan air tanah digunakan, antara lain untuk penata- an ruang, pengembangan wilayah, penentuan lokasi atau penempatan bangunan isik yang pening, strategis, atau vital; dan pengelolaan sumber daya air tanah. Kegiatan lingkungan geologi dan air tanah melipui survei, pemetaan, inven- tarisasi, penyelidikan, peneliian, analisis laboratorium, pengembangan rancang bangun dan pemodelan, pelayanan data dan informasi dan rekomendasi penge- lolaan geologi lingkungan dan air tanah. Aspek sains geologi yang mendukung lingkungan geologi adalah geologi kuarter, dinamika cekungan, dan geomorfolo- gi. Sub bidang ini juga menyumbang terhadap kinerja berkaitan dengan aspek geo-informasi IKU: jumlah peta geologi yang dihasilkan dan jumlah pengunjung layanan bidang informasi geologi; di samping kinerja yang berkaitan langsung IKU: penerapan tata ruang berbasis geologi dan jumlah penyediaan sumber air tanah di daerah sulit air. Pengelolaan sumber daya air terintegrasi antara air hujan, air permukaan, dan air tanah tetap diperlukan menghadapi ancaman krisis air dan meningkatnya tekanan terhadap air yang sudah dialami beberapa wilayah di Indonesia sejaka dasawarsa 1990-an. Bidang geologi dapat berkontribusi dalam pengelolaan sum- ber daya air teritegrasi, baik di ingkat pengambilan keputusan, maupun riset pengembangan sumber daya air antara lain melalui penyediaan peta hidrogeolo- gi, peta konservasi air tanah, perta daerah resapan air tanah, rancang bangun dan rekayasa air tanah; serta saran dan rekomendasi kebijakan pengelolaan air dari sisi air tanah. Kebutuhan air bersih akan semakin meningkat sementara sumber-sumber air yang ada termasuk air tanah semakin berkurang. Pengelolaan air tanah harus lebih efekif. Di Indonesia terdapat 421 Cekungan Air Tanah yang memerlukan pengembangan dalam pengelolaannya. Selain itu, terdapat 6000 desa teringgal yang membutuhkan sumber air bersih asal air tanah. Daerah di perkotaan dan kawasan cepat tumbuh telah mengalami degra- dasi lingkungan akibat pengambilan air tanah yang melampau daya dukungnya. Beberapa kawasan juga sangat strategsi sebagai daerah rasapan air yang pening untuk kawasan perkotaan, daerah cepat tumbuh, atau kawasan pening lainnya yang ketersediaan airnya sudah memerlukan penanganan. Daerah-daerah atau ka- wasan-kawasan seperi tersebut memerlukan konservasi air tanah, baik konservasi vegetaif maupun konservasi non vegetaif. Bidang geologi ke depan akan semakin dituntut untuk berperan dalam konservasi air, terutama konservasi non vegetaif, melalui perumusan kebijakan dan pengaturan, data dan informasi a.l. peta kon- servasi, rancang bangun a.l. sumur resapan, dan jasa riset konservasi air tanah. Paradigma pengelolaan air tanah untuk masa mendatang harus berbasis ce- kungan air tanah CAT serta berpedoman pada prinsip pemanfaatan air tanah berkelanjutan dan berwawasan lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perubahan iklim akibat pemanasan global telah berdampak pada kenaikan suhu permukaan bumi, perubahan pola curah hujan, peningkatan intensitas dan frekuensi kejadian iklim ekstrim serta kenaikan muka air laut, menyebabkan pe- rubahan keseimbangan neraca air tanah yang pada akhirnya menimbulkan ter- jadinya banjir pada musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau. Gambar 2.14 Pemanfaatan air tanah untuk penyediaan air bersih di daerah sulit air. 26 27 Road Map Badan Geologi 2010-2025 Geology for Security and Welfare Pembangunan basis data bidang air tanah yang up to date dan mudah di akses sebagai informasi publik merupakan salah satu prioritas nasional pembangunan bidang geologi. Air tanah memiliki peran yang semakin pening sebagai sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, terutama di daerah sulit air. Oleh karena itu, Pemerintah mempunyai kewajiban menjamin hak-hak mas- yarakat akan air bersih. Capaian kegiatan-kegiatan di bidang air tanah antara lain: • Informasi potensi air tanah belum tersedia di seluruh CAT • Lebih dari 70 kebutuhan air bersih di beeberapa kota besar memanfaat- kan sumber daya air tanah Jakarta, Bandung, Semarang, Medan, Denpas- ar, dll • Degradasi kuanitas dan kualitas air tanah di beberapa CAT contoh: CAT Jakarta, CAT Bandung-Soreang, CAT Semarang-Demak, dll • Degradasi lingkungan air tanah di beberapa CAT contoh: CAT Jakarta, CAT Bandung-Soreang, CAT Semarang-Demak, dll, berupa amblesan tanah dan intrusi air laut. • Pembangunan yang menyebabkan perubahan fungsi lahan menimbulkan berkurangnya imbuhan air tanah pada CAT • Perubahan iklim global menyebabkan berkurangnya imbuhan air tanah • Belum sepenuhnya peraturan perundang-undangan tentang air tanah dilaksanakan daerah, menimbulkan pertentangan kepeningan antar daerah Berdasarkan data dan informasi cekungan air tanah CAT yang dilakukan oleh PLG, telah terideniikasi sebanyak 412 CAT. Jumlah ini tersebar di 9 sembilan wilayah, yaitu : 1Sumatera, 2 Jawa-Madura, 3 Bali, 4 NTB, 5NTT, 6 Kaliman- tan, 7 Sulawesi, 8 Maluku, dan 9 Papua. Lihat tabel 2.3. Daerah yang mengalami amblesan akibat penurunan muka airtanah rentan terhadap bahaya banjir di musim penghujan atau saat kenaikan muka air laut sea level rise; SLR di kawasan dekat pantai. Bidang geologi dapat berkontribusi dalam deliniasi dan pemberian rekomendasi penanganan kawasan rentan terha- dap bahaya banjir tersebut. Indonesia masih memerlukan pembangunan jalan raya sesuai dengan salah satu prioritas Pembangunan Nasional yaitu penguatan infrastruktur. Pemban- gunan akses jalan raya juga merupakan salah satu program MDG’s di Indonesia. Data dasar geologi dan geologi teknik sangat diperlukan dalam pembangunan jalan raya, sehingga bidang geologi sudah semesinya berperan dalam penye- diaan informasi yang diperlukan untuk pembangunan infrastruktur pening tersebut. Pencapaian hasil-hasil kegiatan penyelidikan dan peneliian geologi lingkungan dan geologi teknik hingga saat ini antara lain: • Pemetaan kawasan kars dan konservasi kawasan lindung geologi di 18 lo- kasi 30 • Penyelidikan geologi lingkungan perkotaan, melipui terutama kota-kota besar di Indonesia sebanyak 61 lokasi 32 • Penyelidikan geologi lingkungan regional telah selesai 68 wilayah 45 • Penyelidikan geologi lingkungan untuk TPA sampah di 20 lokasi • Penyelidikan geologi lingkungan kawasan pertambangan sebanyak 54 lo- kasi 10 • Peneliian geologi lingkungan terkait isu strategis nasional di 4 lokasi • Pemetaan geologi teknik bersistem Jawa – Bali telah mencapai 44 lembar 52 • Pemetaan geologi teknik bersistem Luar Jawa – Bali 35 lembar 15 NO PULAU JUMLAH KETERANGAN 1. Sumatera 65 Terdapat 34 CAT yang sebarannya berada di 2 provinsi Terdapat 12 CAT yang sebarannya berada di 3 provinsi 2. Jawa dan Madura 80 Terdapat 1 CAT yang sebarannya berada di 3 provinsi Terdapat 16 CAT yang sebarannya berada di 2 provinsi 3. Bali 8 Pulau Bali dan Nusa Penida 4. Nusa Tenggara Barat 9 Tersebar diseluruh pulau-pulau di NTB 5. Nusa Tenggara Timur 38 Tersebar diseluruh wilayah provinsi 6. Kalimantan 22 Terdapat 4 CAT yang sebarannya berada di 2 provinsi Terdapat 2 CAT berbatasan dengan Malaysia 7. Sulawesi 91 Terdapat 10 CAT yang sebarannya berada di 2 provinsi 8. Maluku 68 Tersebar diseluruh kepulauan Maluku 9. Papua 40 Terdapat 5 CAT yang sebarannya berada di 2 provinsi Terdapat 2 CAT berbatasan dengan Papua New Guinea Tabel 2.3 Sebaran Cekungan Air Tanah 28 29 Road Map Badan Geologi 2010-2025 Geology for Security and Welfare • Penyelidikan geologi teknik wilayah strategis 91 lokasi • Pembahasankonijensi Raperpres dan Raperda Rencana Tata Ruang 42 lokasi, melipui: RTR PulauKepulauan 9 lokasi, RTR Kawasan Strategis Nasional 9 lokasi, RTRW Provinsi 9 lokasi, RTRW KabupatenKota 15 lokasi • Stock Taking pemanfaatan lahan dan peraturan perundangan lintas sektor Dalam seiap penyelenggaraan sosialisasi di daerah, antara lain di Padang, Denpasar, Mataram dan Jakarta, Badan Geologi selalu diundang untuk dijadikan sebagai nara sumber untuk menjelaskan dan sekaligus menjawab permasalah- an penataan ruang yang terkait dengan sektor ESDM. Demikian pula dalam ra- pat-rapat pembahasan RTR PulauKepulauan, revisi RTRW ProvinsiKabupaten Kota dan Penataan Ruang Kawasan Strategis Nasional. Selain itu, dalam rangka penyamaan persepsi terhadap permasalahan sub sektor ESDM terkait dengan perencanaan tata ruang, Badan Geologi telah berinisiaif untuk mengadakan rapat pembahasan dengan beberapa kali men- gundang seluruh Unit Eselon I terkait di lingkungan Departemen ESDM. Rapat pembahasan tersebut menghasilkan kesepakatan berupa penghimpunan data masing-masing sub sektor untuk diserahkan kepada Badan Geologi yang selan- jutkan akan diserahkan kepada Departemen Pekerjaan Umum selaku Koordina- tor bidang teknis BKPRN sebagai bahan masukan dalam penetapan tata ruang sektor ESDM untuk RTR PulauKepulauan dan RTRW Provinsi KabupatenKota. Data-data tersebut berupa: • Sebaran cekungan Migas, Wilayah Kerja Migas dan jaringan transmisi dan distribusi gas bumi nasional termasuk lokasi kilang minyak; • Jaringan transmisi, tower dan pembangkit tenaga listrik; • Wilayah Kontrak Karya, Kuasa Pertambangan, PKP2B dan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi; • Sebaran potensi sumber daya mineral, batubara dan panas bumi; • Sebaran Kawasan Lindung Geologi kawasan cagar alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi dan kawasan yang memberikan perlindun- gan terhadap air tanah. Rapat pembahasan lintas Unit tersebut juga telah menghasilkan suatu persa- maan persepsikesepahaman yang sangat paning, yaitu mengenai kesetaraan antara Kawasan Peruntukan Pertambangan KPP menurut PP No. 26 Tahun 2008 dengan Wilayah Usaha Pertambangan WUP menurut UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Pembahasan tersebut juga men- yamakan persepsi tentang kesetaraan antara KPP dengan cekungan migas dan panas bumi.

2.3. Kegunungapian dan Miigasi Bencana Geologi