Air dan Degradasi Lingkungan

110 111 Road Map Badan Geologi 2010-2025 Geology for Security and Welfare Bencana gempa bumi yang disertai tsunami di Aceh 26 Desember 2004 telah “membangunkan” masyarakat untuk sadar akan kondisi tanah-airnya. Kepanikan oleh sebagian besar masyarakat yang sering muncul saat ini lebih disebabkan karena keidak-tahuan. Masyarakat perlu diberikan informasi tentang miigasi seperi apa yg diperlukan dan informasi kalau memang ada bahaya, serta in- formasi kalau memang ada sumber daya alam, karena masyarakat sudah mulai menyadari manfaat informasi geologi saat ini. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat akan fenomena atau gejala alam tersebut sangat diperlukan agar masyarakat, di satu sisi dapat me- manfaatkan potensi sumber daya alam yang dimiliki secara efekif, eisien dan berkelanjutan, namun di lain sisi juga memiliki wawasan untuk melakukan mit- igasi bencana yang diimbulkan oleh alam itu sendiri. Semua itu merupakan kekuatan masyarakat yang dapat diandalkan untuk melanjutkan pembangunan nasional yang berkelanjutan.

3.8 Air dan Degradasi Lingkungan

• Pemenuhan kebutuhan air baku Air merupakan kebutuhan dasar yang mutlak bagi manusia dan semua makh- luk hidup untuk dapat bertahan hidup. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan air bersih menjadi semakin meningkat terutama di daerah desa teringgaldaerah sulit air. Untuk lokasi yang dengan kondisi hidrogeologi sulit air, air tanah adalah alternaiv yang paling baik untuk pemenuhan kebutuhan air baku tersebut. Hingga saat ini terdapat 11.669 desa teringgal yang membutuh- kan sumber air bersih yang berasal dari air tanah. • Penurunan kuanitas dan kualitas air tanah Pemanfaatan air tanah yang berlebihan dan tanpa kontrol menyebabkan penurunan muka air tanah yang drasis terutama di daerah dengan pengambilan air tanah sangat intensif. Kondisi ini menyebabkan kuanitas serta kualitas air tanah menjadi terganggu. Penurunan kualitas air tanah juga dipicu oleh masuknya bah- an-bahan berbahaya B3 ke dalam air tanah akibat pembuangan limbah yang sem- barangan. Kondisi ini dapat berakibat air tanah yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan hidup manusia menjadi tercemar dan berbahaya untuk dikonsumsi. Pengambilan air tanah yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan muka air tanah serta dapat menyebabkan penurunan tanah land subsidence yang membahayakan bangunan yang ada di permukaan tanah. • Pengelolaan dan inventarisasi air tanah Pengelolaan sumber daya air terintegrasi antara air hujan, air permukaan, dan air tanah tetap diperlukan menghadapi ancaman krisis air dan meningkatn- ya tekanan terhadap air yang sudah dialami beberapa wilayah di Indonesia sejak dasawarsa 1990-an. Bidang geologi dapat berkontribusi dalam pengelolaan sum- ber daya air teritegrasi, baik di ingkat pengambilan keputusan, maupun riset pengembangan sumber daya air antara lain melalui penyediaan peta hidrogeolo- gi, peta konservasi air tanah, perta daerah resapan air tanah, rancang bangun dan rekayasa air tanah; serta saran dan rekomendasi kebijakan pengelolaan air dari sisi air tanah; Daerah di perkotaan dan kawasan cepat tumbuh telah mengalami kerusakan akibat pengambilan air tanah yang melampau daya dukungnya. Beberapa kawasan juga sangat strategsi sebagai daerah rasapan air yang pening untuk kawasan perkotaan, daerah cepat tumbuh, atau kawasan pening lainnya yang keterse- diaan airnya sudah memerlukan penanganan. Daerah-daerah atau kawasan-ka- wasan seperi tersebut memerlukan konservasi air tanah, baik konservasi vegetaif maupun konservasi non vegetaif. Bidang geologi ke depan akan semakin dituntut untuk berperan dalam konservasi air, terutama konservasi non vegetaif, melalui perumusan kebijakan dan pengaturan, data dan informasi a.l. peta konservasi, rancang bangun a.l. sumur resapan, dan jasa riset konservasi air tanah. Pengembangan airtanah untuk penyediaan air bersih di desa teringgal mer- upakan bagian dari pengembangan air tanah di pedesaan g roundwater develop- ment in rural area. Pemecahan isu tersebut sekurang-kurangnya harus mampu menjawab persoalan-persoalan berikut: 1. Sumber air tanah harus tesedia secara berkelanjutan, 2. Sumber air tanah harus disediakan pada jarak terjangkau dari lokasi pemukiman, kampung, atau bagian lain dari desa, 3. Jarak dari iik sumber air ke lokasi penggunaan idak melebihi jarak ter- tentu berdasarkan hasil kajian, 112 113 Road Map Badan Geologi 2010-2025 Geology for Security and Welfare 4. Tipe dan jenis sumur atau sumber air lainnya haruslah diadaptasikan pada kemampuan teknis, kebiasaan dan adat isiadat penduduk pengguna; 5. Instalansi yang diterapkan haruslah layak secara ekonomi. • Degradasi lingkungan Daerah di perkotaan dan kawasan cepat tumbuh telah mengalami degradasi lingkungan akibat pencemaran baik oleh limbah industri maupun limbah domes- ik. Intrusi air laut dan naiknya gelombang air laut ke daratan ROB di daerah pesisir pantai merupakan masalah serius bagi masyarakat di daerah tersebut. Bidang geologi ke depan akan semakin dituntut untuk berperan dalam penanga- nan kondisi lingkungan yang semakin rusak dan terdegradasi. • Perubahan iklim Indonesia senaniasa berparisipasi dalam upaya-upaya global untuk me- mecahkan isu atau permasalahan bersama yang dihadapi umat manusia, dian- taranya isu perubahan iklim dengan prinsip bebas dari kepeningan bangsa lain. Berhadapan dengan isu perubahan iklim, pening bagi Indonesia untuk terlebih dahulu melakukan riset tentang climate change proof sebagai sebuah scienif- ic basis dan membangun ketahanan resilience terhadap isu perubahan iklim bagi Indonesia Bidang geologi dapat berperan dalam upaya-upaya untuk climate change proof melalui pendekatan proxy pembukian ada atau idak adanya pe- rubahan iklim di masa lalu yang diperoleh melalui riset iklim purba paleocli- mate . Riset dari bidang geologi ini bersama-sama dengan respon dan upaya scieniic basis dari sektor iklim dan sektor lainnya akan berperan pening, baik dalam rangka climate change proof maupun ketahanan terhadap isu perubahan iklim; Lepas dari pengaruh pemanasan global, indikasi perubahan iklim global telah tampak dan menyebabkan kenaikan muka air laut dan perubahan pola curah hujan yang dapat berdampak pada penurunan sumber daya air dan perubahan fenomena kebencanaan, seperi longsor yang diikui oleh banjir bandang. Sesuai respon ingkat global dan nasional, upaya untuk menghadapi dampak perubah- an iklim dilakukan dengan dua langkah utama secara bersamaan, yaitu: miigasi dan adaptasi. Dalam adaptasi, bidang geologi dapat berperan antara lain melaui rekomendasi, penyediaan informasi dan riset dan kajian kerentanan air tanah untuk adaptasi terhadap bahaya pada ketersediaan air akibat perubahan iklim, dan bahaya intrusi air laut pada kawasan pesisir dan pantai akibat kenaikan muka laut; serta kerentanan terhadap bahaya longsor. Didalam upaya miigasi, bidang geologi dapat berkontribusi antara lain melalui riset atau penyediaan informa- si tentang formasi batuan yang dapat menyimpan gas rumah kaca GRK, dan cadangan batubara dengan kandungan GRK yang rendah. Daerah yang mengalami amblesan akibat penurunan muka airtanah rentan terhadap bahaya banjir di musim penghujan atau saat kenaikan muka air laut sea level rise; SLR di kawasan dekat pantai. Bidang geologi dapat berkontribusi dalam deliniasi dan pemberian rekomendasi penanganan kawasan rentan terh- adap bahaya banjir tersebut. Indonesia masih memerlukan pembangunan jalan raya sesuai dengan salah satu prioritas Pembangunan Nasional yaitu penguatan infrastruktur. Pembangu- nan akses jalan raya juga merupakan salah satu program MDG’s di Indonesia. Data dasar geologi dan geologi teknik sangat diperlukan dalam pembangunan jalan raya, sehingga bidang geologi sudah semesinya berperan dalam penye- diaan informasi yang diperlukan untuk pembangunan infrastruktur pening tersebut. 114 115 Road Map Badan Geologi 2010-2025 Geology for Security and Welfare

4.1. Arah Umum Kebijakan