daerah kota Medan banyak terdapat masyarakat Jawa. Baik yang datang secara merantau dari pulau Jawa ataupun yang lahir di Medan.
Musik campur sari berkembang di Kota Medan berawal pada tahun 2000. Ketika seorang pegawai Dinas Badan Meteorologi dan Geofisika BMG
sekaligus pemusik yang bernama Bapak Sunardi berkunjung ke pulau Jawa, Sepulang dari Jawa, muncul ide ingin membuat musik campur sari di kota
Medan. Keinginan ini di wujudkan dengan membentuk group musik yang bernama Krido Laras. Pada awalnya, kegiatan musik Krido Laras hanya untuk
tempat berkumpulnya pemusik dan sebagai sarana latihan antara Bapak Sunardi dengan teman-temannya yang aktif di paguyuban warga Yogyakarta. Seiring
berjalannya waktu, group Krido Laras mulai tampil di acara paguyuban Yogya yang ada di Kota Medan. Musik yang di tampilkan hanya untuk di konsumsi oleh
sesama mereka yang tergabung dalam paguyuban lebih jauh lihat skripsi Manrihot M. Sinaga, Deskripsi Musik Campur sari Krido Laras dalam Konteks
Hiburan Pada Masyarakat Jawa dikota Medan, 2010.
2.6.2 Kuda Lumping
Berbicara mengenai kesenian tradisonal masyarkat Jawa, kesenian Kuda Lumping merupakan salah satu warisan budaya peninggalan nenek moyang
masyakarat Jawa dalam bentuk kesenian tradisional. Kesenian Kuda lumping juga terdapat di berbagai daerah di Indonesia, dengan versi yang berbeda-beda
terutama yang ada di Kota Medan, Khususnya Medan Selayang sering menyebutnya sebagai kuda kepang. Kesenian Kuda Lumping menampilkan
sekelompok prajurit tengah menunggah kuda yang terbuat dari bambu yang di
Universitas Sumatera Utara
anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan
adegan prajuroit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis. Seperti aktraksi
memakan beling kaca dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut Purwadi, 2005:33.
Alat musik yang di pakai lebih sederhana dari seni karawitan, hanya terdiri dari kendang, gong, gamelan pelog, dan kenong yang bahan materialnya
berasal dari sisa drum yang telah di olah melalui sistematika pembuatannya, dan selompret terompet khas kuda lumping. Kesenian tari kuda lumping ini yang di
ketahui berasal dari Jawa Timur sangat popular di kota Medan khususnya di Kecamatan Medan Selayang. Biasanya kuda lumping ini di tampilkan dalam
acara-acara tertentu misalnya menyambut tamu kehormatan, pesta sunatan, acara khusus misalnya pada hari kemerdekaan, sebagai acara syukuran atas doa yang
di kabulkan Yang Maha Kuasa. Dengan demikian masyarakat Jawa yang ada di Sumatera Utara, termasuk
yang ada di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan, dalam proses strategi budayanya adalah tetap mempertahankan budaya Jawa, sebagai budaya leluhurnya
di satu sisi. Namun di sisi lainnya, mereka juga berusaha untuk beradaptasi dengan situasi sosial dan budaya yang terdapat di Sumatera Utara. Konteks yang
sedemikian rupa ini adalah sebagai sebuah upaya mempertahankan identitas etnik dan juga sekaligus sebagai bagian dari masyarakat Sumatera Utara yang heterogen
secara etnik tersebut. Termasuk juga dalam penyelenggaraan upacara perkawinan adat jawa yang penulis teliti ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB III DESKRIPSI JALANNYA UPACARA PERKAWINAN ADAT
SUKU JAWA DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG
3.1 Latar Belakang Pelaksanaan Upacara Perkawinan
Perkawinan adat sebagai awal dari perkembangan hidup manusia yang hidup dalam koloni adat. Upacara perkawinan adat Jawa merupakan langkah
awal pembentukan ciri khas karakter manusia Jawa. Upacara perkawinan adat Jawa merupakan proses pelestarian budaya yang dijaga nilai-nilai budi luhurnya
. Perkawinan adalah suatu rangkaian upacara yang dilakukan sepasang kekasih
untuk menghalalkan semua perbuatan yang berhubungan dengan kehidupan suami-istri guna membentuk suatu keluarga dan meneruskan garis keturunan
Sumarsono, 2007. Di suku Jawa maupun yang ada di Medan, dimana kehidupan
kekeluargaan masih kuat, sebuah perkawinan tentu akan mempertemukan dua
buah keluarga besar dari pihak pria dan pihak perempuan menjadi satu keluarga serta mempersatukan pertalian sanak keluarganya. Oleh karena itu, sesuai
kebiasaan yang berlaku, dua insan yang berkasih-kasihan akan memberi tahukan kepada keluarga masing-masing bahwa mereka telah menemukan pasangan yang
cocok dan ideal untuk di jadikan suami ataupun istri. Hubungan cinta kasih antara pria dan wanita setelah melalui proses
pertimbangan, kemudian di mantabkan dalam sebuah tali ikatan perkawinan, hubungan dan hidup bersama secara resmi dan halal selaku suami istri dari segi
hukum, agama, dan adat. Atas dasar hal tersebut, orang Jawa selalu mencari hari
Universitas Sumatera Utara