4.4.2.2 Nada Dasar
Dalam menentukan nada dasar pada sebuah komposisi musik, penulis mengacu pada musik gendhing yang penulis dapatkan melalui informan. Nettl
1964:147 telah mengemukakan beberapa metode yang bisa digunakan. Metode- metode tersebut adalah sebagai berikut:
1. Patokan yang paling umum adalah melihat nada mana yang sering dipakai
dan mana yang jarang dipakai dalam komposisi tersebut. 2.
Kadang-kadang nada yang harga ritmisnya besar dianggap nada-nada dasar, biarpun jarang dipakai.
3. Nada yang dipakai pada akhir atau awal komposisi atau pada akhir atau
awal bagian-bagian komposisi, dianggap mempunyai fungsi penting dalam tonalitas komposisi tersebut
4. Nada yang menduduki posisi paling rendah dalam tangga nada atau posisi
pas ditengah-tengah dapat dianggap penting. 5.
Interval-interval yang terdapat antara nada kadang-kadang dipakai sebagai patokan.
6. Adanya tekanan ritmis pada sebuah nada.
7. Harus diingat barangkali ada gaya-gaya musik yang mempunyai system
tonalitas yang tidak bisa dideskripsikan dengan patokan-patokan diatas. Dari ketujuh metode diatas, maka berdasarakan metode yang pertama
yaitu melihat nada yang sering dipakai, dapat diketahui bahwa nada dasar gendhing monggang adalah C, nada dasar gendhing Ladrang wilujeng adalah Db,
Nada dasar gendhing Kodok Ngorek adalah Bb, dan nada dasar gendhing Ketawang Larasmaya adalah Bb.
Universitas Sumatera Utara
4.4.2.3 Wilayah Nada
Metode untuk menemukan wilayah nada berdasarkan ambitus suara yang terdengar secara alami yang ditentukan oleh media penghasil bunyi itu sendiri,
ialah dengan memperhatikan nada yang paling rendah hingga nada yang paling tinggi.
Wilayah nada melodi gendhing monggang yang diurutkan dari nada terendah sampai nada tertinggi adalah:
Dari keterangan gambar diatas nada yang dihasilkan B-C ada 2 nada, dan jarak intervalnya 1, sehingga wilayah nadanya dapat digolongkan menjadi 2M
Sekunda Mayor. Wilayah nada melodi gendhing Ladrang Wilujeng adalah:
Nada yang dihasilkan pada gendhing Ladrang Wilujeng adalah Des-Bes ada 5 nada, dan jarak intervalnya 3 ½, sehingga wilayah nadanya dapat
digolongkan menjadi 5P Kwint Perfect.
Universitas Sumatera Utara
Wilayah nada melodi gendhing Kodok ngorek adalah:
Nada yang dihasilkan dari gendhing Kodok Ngorek adalah Bes-F ada 5 nada, dan jarak intervalnya 3 ½, sehingga wilayah nadanya dapat digolongkan
menjadi 5P Kwint Perfect. Wilayah nada gendhing Ketawang Larasmaya adalah:
Nada yang dihasilkan dari gendhing Ketawang Larasmaya adalah Bes-F ada 5 nada, dan jarak intervalnya 3 ½, sehingga wilayah nadanya dapat
digolongkan menjadi 5P Kwint Perfect.
4.4.2.4 Frekuensi Pemakaian Nada