Selametan adalah konsep universal yang di setiap tempat pasti ada dengan nama yang berbeda-beda. Nama-nama yang berbeda-beda tersebut anara lain
adalah: 1
Bancaan adalah upacara sedekah makanan karena suatu hajat leluhur, yaitu yang berkaitan dengan problem dum-duman pembagian terhadap
kenikmatan, kekuasaan, dan kekayaan. Maksudnya agar terhindar dari konflik yang disebabkan oleh pembagian yang tidak adil.
2 KendurenKenduri adalah upacara sedekah makanan karena seseorang
telah memperoleh anugrah atau kesuksesan sesuai dengan apa yag dicita- citakan. Dalam hal ini kenduren mirip dengan acara tasyakuran. Acara
kenduren bersifat porsonal. Undangan biasanya terdiri dari kerabat, kawan sejawat, dan tetangga.
b. Perkembangan Upacara Selametan Pada Masa Sekarang
Upacara-upacara selametan sebagai salah satu wujud budaya, selalu mengalami perubahan-perubahan dan perkembangan-perkembangan. Hal ini di
sebabkan adanya perubahan pola pikir dari masyarakat pemangku budaya, teknologi dan agama. Perubahan pola pikir, teknologi, dan agama ini akan
berpengaruh secara langsung terhadap sarana dan prosesi dalam upacara selametan. Meskipun demikian namun ternyata masih ada sebagian masyarakat
Jawa yang masih mempertahankan nilai-nilai tradisional. Hal tersebut terlihat dengan adanya pelaksanaan berbagai macam upacara, misalnya kematian,
pendirian rumah, dan lain-lain, termasuk upacara panggih. Sebagian masyarakat tradisional ini, takut meninggalkan kebiasaan yang telah mengakar dalam segi-
Universitas Sumatera Utara
segi kehidupan mereka, dan masih setia mempertahankan tradisi peninggalan leluhurnya.
Pada awalnya upacara selametan di pengaruhi unsur Animisme- Dinamisme yang paling menonjol pada pelaksanaan selamatan, terutama
selamatan yang di laksanakan oleh orang Islam Kejawen. Dalam pola umum selametan yang mereka lakukan, yang terdiri dari peserta selamatan, doa dan
hidangan atau sajian, di dalamnya nampak unsur-unsur Animisme-Dinamisme yang cukup menonjol. Upacara selamatan yang berasal dari
kepercayaan Indonesia asli Animisme-Dinamisme, setelah mendapat pengaruh dari Hindu-Budha, pada perkembangan berikutnya juga mendapat pengaruh dari
Islam. Unsur Islam memang tidak begitu menonjol, akan tetapi dalam beberapa hal, Islam cukup besar peranannya dalam memodifikasi selametan. Dalam
beberapa jenis selamatan ada yang mengesankan bahwa selametan itu seolah-olah dari budaya Islam semata. Lebih-lebih jika yang menyelenggarakan selametan itu
dari kalangan Islam santri. Biasanya dari kalangan santri, praktik selamatan tersebut tidak sepenuhnya dapat di terima, kecuali dengan membuang unsur-unsur
syirik yang menyolok seperti sebutan dewa-dewa, roh-roh, dan sesaji. Namun pada masa sekarang, hal tersebut tidak hanya di lakukan oleh para santri saja
namun juga hampir seluruh masyarakat Jawa tidak mengadakan sesaji pada upacara selamatan.
2.5 Sistem Kekerabatan