Keutamaan Membaca Al Qur’an

20 Yang Maha Pemurah, Yang mengajar manusia dengan peranta raan kalam. Dia mengajarkan lepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” Dalam ayat lain Allah SWT berfiman sebagai mana termaktub dalam Surat Al- Ankabut ayat: 45 م ن ن : Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab Al Quran dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari perbuatan- perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah salat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” Al- Qur’an merupakan wahyu, kalam atau firman Allah yang mengandung ajaran untuk dijadikan pedoman dan tuntunan dalam tata nilai kehidupan umat manusia dan seluruh alam, karena pada dasarnya al- Qur’an diturunkan sebagai rahmat bagi alam semesta. Ajarannya berlaku sepanjang masa, sejak diturunkan hingga hari kiamat. Kebenaran yang terkandung di dalamnya tidak dapat diragukan lagi, karena Allah sendiri yang akan menjaganya. Allah berfirman di dalam al- Qur’an surat al-Hijr ayat 9: Artinya : Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-Dzikr al- Qur’an dan sesungguhnya Kami benar- benar memeliharanya.” 21 Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al- Qur ’an selama-lamanya. Walaupun demikian umat Islam harus tetap berkewajiban untuk menjaga kemurnian Al-Qur ’an. Di antara upaya untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an adalah dengan cara membaca dan menghafalnya, sebagaimana yang pernah ditempuh oleh para sahabat Nabi. Urusan yang mulia tersebut dilakukan oleh pesantren dan juga lembaga pendidikan Islam, baik yang formal ataupun non-formal. Ini semakin penting, apalagi di masa sekarang di mana kondisi masyarakat yang semakin jarang mengamalkan nilai-nilai Al-Qur ’an. Sehingga pesantren dan lembaga pendidikan Islam memegang peranan penting dalam menanamkan nilai-nilai keislaman kepada pemeluknya. Sebagai sumber utama dalam Islam, Al-Qur`an memiliki posisi istimewa bagi kaum muslimin baik dalam struktur keimanan teologis maupun dalam rumusan kehidupan sosial mereka. Secara teologis, ini berkaitan dengan hakikat Al-Qur`an itu sendiri yang merupakan kalam Allah wahyu yang disampaikan kepada manusia melalui Nabi-Nya, Muhammad SAW, sebagai pedoman dan petunjuk hudan dalam mengarungi kehidupan ini. Implikasinya, secara sosiologis, Al-Qur`an menjadi sumber nilai, norma, hukum, paradigma dan inspirasi bagi seorang Muslim dalam mengkonstruk bangunan hidup dan kehidupannya, kapanpun dan di manapun sebagai wujud dari sifat al-Qur`an yang rahmatan li al- ’alamin. Allah menurunkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat manusia. Al-Quran merupakan petunjuk kehidupan yang bersifat universal, yang dapat membedakan antara benar dan salah, baik dan buruk, halal dan haram serta sebagai landasan dan pegangan hidup bagi manusia baik secara pribadi, keluarga, masyarakat ataupun bangsa di dunia bahkan di akhirat. 22 Al-Quran adalah kitab Allah yang terakhir, sumber esensi bagi Islam yang pertama dan utama serta kitab kumpulan dari firman-firman Allah SWT. Al-Quran merupakan petunjuk jalan yang lurus, yang mengikat, sebagai pedoman hidup yang telah diridhoi Allah untuk para hamba-Nya. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam surat Al- Israa’ ayat 9 Artinya: “ Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang- orang mu’min yang mengerjakan amal sholeh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar ”. Al-Quran adalah kitab petunjuk, demikian hasil yang kita peroleh dari mempelajari sejarah turunnya. Ini sesuai pula dengan penegasan Al-Qur ’an: Petunjuk bagi manusia, keterangan mengenai petunjuk serta pemisah antara yang hak dan batil. QS 2:185 ى م ن . Artinya: Beberapa ha ri yang ditentukan itu iala h bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan permulaan Al Qur ’ an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di negeri tempat tinggalnya di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada 23 bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka, maka wajiblah baginya berpuasa, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesuka ran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur Pengajaran Al-Qur ’an pada anak merupakan dasar pendidikan Islam pertama yang harus diajarkan. Ketika anak masih berjalan pada fitrohnya, yaitu jalan yang terbuka untuk mendapatkan cahaya hikmah yang terpendam didalam Al-Qur ’an, itu akan lebih mudah dalam menerima dan memahami isi Al-Qur ’an. Karena pada usia ini anak masih dalam masa pertumbuhan baik fisik maupun kecerdasannya.

2. Bacaan Tartil

Kata Tartil menurut bahasa berarti jelas, racak dan teratur,sedang menurut istilah ahli qiro`at ialah membaca Al Qur`an dengan pelan-pelan dan tenang, beserta dengan memikirkan arti-arti Al Qur`an yang sedang dibaca, semua hukum tajwid dan waqof terjaga dengan baik dan benar terpelihara dengan sempurna.Menurut Jumhur mayoritas Ulama` ialah Fardhu `ain. Hal ini berdasarkan kepada Firman Allah SWT. Allah Swt. menyandarkan kata Tartil kepada dzat-Nya sendiri sebagaimana didalam firman-Nya; Dan kami tartilkan Al Qur`an dengan sunggu-sungguh tartil. ى م Artinya: Dan kami tartilkan Al Qur`an dengan sunggu-sungguh tartil QS Al Furqon: 32 Selain itu juga perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk membaca Al Qur`an dengan Tartil . Bahkan Allah SWT tidak hanya sekedar 24 menyuruh untuk bertaltil didalam membaca Al Qur`an tetapi dengan mempertegas firman-Nya dengan kata tartiila yang berarti; dengan sungguh-sungguh tartil sebagaimana tersurat di dalam surat Al Muzammil ayat 4 Artinya: Dan tartil-kanlah bacalah dengan tartil Al Qur`an itu dengan sungguh- sungguh tartil. Selain itu juga dalam firman Allah SWT yang lain, Allah SWT melarang membaca Al Qur`an dengan cepat dan tergesa-gesa tidak artil, sebagaimana didalam firman-Nya ن م : Artinya: Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al quran sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan. QS Thoha: 114 . Dalam ayat lain Allah SWT berfirman Artinya: Jangan engkau gerakkan lisanmu Muha mmad untuk membaca Al Qur`an, hanya karena cepat-cepat tergesa-gesa. Sesungguhnya menjadi tanggungan Kami Allah penghimpunan Al Qur`an didalam dada hati dan membacanya dari lisan. Maka jika Kami bacakan melalui Jibril, maka ikutilah bacaannya. QS. Al Qiyamah: 16-18 .