Metode Pembelajaran Metode Qiroati

30 suatu strategi yang dapat mendukung atau meningkatkan keberhasilan dalam proses pembelajaran. Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud, cara menyelidiki Poerwadarminta; 1986: 649. Sedangkan metode pendidikan adalah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Kata metode di sini diartikan secara luas. Karena mengajar adalah salah satu bentuk upaya mendidik, maka metode yang dimaksud di sini mencakup juga metode mengajar. Ada banyak metode mengajar dalam literatur pendidikan baik secara umum maupun khusus pendidikan Islam. Disebut metode umum karena metode tersebut digunakan untuk mengajar pada umumnya. Metode-metode pangajaran umum tersebut bisa saja digunakan untuk mengajarkan ilmu pendidikan Islam untuk memperkaya metode pendidikan Islam Tafsir, 1998: 131. Kemudian dari dalam Ensiklopedi Pendidikan , metode diartikan sebagai jalan, cara yang tepat untuk melakukan sesuatu. Jadi dari bebrapa pengertian tersebut, dapat di simpulkan bahwa metode adalah cara yang tepat dan terencana untuk melakukan segala aktifitas guna mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien. Seorang guru dalam proses pembelajaran tentu tidak dapat lepas dari penggunaan metode-metode pembelajaran. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara yang digunakan guru untuk menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok agar pelajaran yang disampaikan dapat terserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan. Jadi seorang guru harus pandai memilih metode pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. 31 Penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dapat menghambat pencapaian tujuan dalam proses pembelajaran. Sedangkan apabila metode yang digunakan guru tepat, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif. Pada kenyataannya, cara atau metode mengajar yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi kepada siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan serta sikap. Begitu juga dengan metode yang digunakan, untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi atau untuk menjawab suatu pertanyaan tertentu, akan berbeda dengan metode yang digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri dalam menghadapi berbagai persoalan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih metode pembelajaran. Hal-hal tersebut adalah 1 metode mengajar harus dapat membangkitkan motivasi, minat, atau gairah belajar siswa, 2 mampu memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya, 3 dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi pembaharuan, 4 harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi, 5 mampu menyajikan materi yang bersifat pengalaman atau situasi nyata dan bertujuan, 6 dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, guru dapat menggunakan metode yang tepat untuk membelajarkan suatu materi kepada siswanya dan dengan metode tersebut tujuan pembelajaran dapat tercapai. Ketika sebuah pembelajaran mengalami hambatan untuk mencapai tujuannya dengan efektif maka sebuah metode memegang 32 peranan yang penting. Sebuah metode pembelajaran mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut : a. Sebagai alat motivasi ekstrinsik Metode berfungsi sebagai alat ekstrinsik karena dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran yang lebih hidup di dalam kelas. Motifasi ini terlepas dari unsur utama pembelajaran yaitu guru, peserta didik dan bahan ajar b. Sebagai strategi pembelajaran Ini terlepas dari unsur utama pembelajaran yaitu guru, peserta didik dan bahan ajar c. Sebagai alat mencapai tujuan Pembelajaran selalu mempunyai tujuan yang berbeda. Berdasarkan tujuan tersebut maka guru harus menyesuaikan metode pembelajaran yang akan diterapkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan metode adalah : anak didik, tujuan sera fasilitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode Seorang guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme serta penuh partisipasi, maka diperlukan adanya variasi metode yang dipakai. Perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang lain. Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok 33 bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain. Adakalanya seorang guru perlu menggunakan beberapa metode dalam menyampaikan suatu pokok babasan tertentu. Dengan variasi beberapa metode, penyajian pengajaran menjadi lebih hidup. Misalnya pada awal pengajaran, guru memberikan suatu uraian dengan metode ceramah, kemudian menggunakan contoh- contoh melalui peragaan dan diakhiri dengan diskusi atau tanya-jawab. Di sini bukan hanya guru yang aktif berbicara, melainkan siswa pun terdorong untuk berpartisipasi. Seorang guru yang pandai berpidato dengan segala humor dan variasinya, mungkin tidak mengalami kesulitan dalam berbicara, ia dapat memukau siswa dan awal sampai akhir pengajaran. Akan tetapi bagi seorang guru bicara, uraiannya akan terasa kering, untuk itu ia dapat mengatasi dengan uraian sedikit saja, diselingi tanya jawab, pemberian tugas, kerja kelompok atau diskusi sehingga kelemahan dalam berbicara dapat ditutup dengan metoda lain. Ketrampilan mengadakan variasi ini bertujuan untuk: a. Menimbulkan dan membangkitkan perhatian siswa kepada aspek belajar mengajar yang relevan. b. Membarikan kesempatan bagi perkembangan bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa. c. Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik. d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya Usman; 2003: 84. Selanjutnya pengertian tentang pembelajaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia telah dijelaskan bahwa kata pembelajaran itu sendiribermakna proses, cara 34 menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Jadi dari kedua pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa arti dari metode pembelajaran adalah suatu taktik atau trik yang harus dikuasai dan diterapkan pendidik dalam berlangsungnya proses belajar mengajar. Agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Pada dasarnya proses belajar mengajar mempunyai suatu paradigma. Paradigma lama mengatakan bahwa proses belajar mengajar cenderung di istilahkan sebagai suatu pengajaran, yang mana term ini lebih dikonsentrasikan pada kegiatan pendidik dan tidak pada peserta didik, proses belajar mengajar dapat dikatakan tercapai maksud dan tujuannya bila pendidik telah mnyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Jadi term ini sama sekali tidak dikaitkan dengan proses belajar. Berbeda dengan paradigma baru yang mengatakan bahwa proses belajar cenderung di istilahkan sebagai suatu pembelajaran tidak lagi sebagai pengajaran. Artinya term pembelajaran ini sudah mulai dikaitkan dengan proses belajar peserta didik, sehingga proses belajar mengajar lebih dikhususkan oleh aktifitas siswa, dengan tidak melepas peranan pendidik. Seorang guru dituntut untuk memiliki keterampilan dalam menentukan atau memilih kegiatan yang tepat dan efektif. Untuk mencapai tujuan dari pengajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain guru dituntut untuk dapat menentukan metode pembeljaran yang tepat dan efektif. Namun tidak ada strategi pembelajaran yang baik untuk semua situasi dan kondisi. Setiap situasi dan kondisi tertentu memiliki metode mengajar yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi tersebut. Oleh karena itu guru harus mengetahui dasar-dasar pemilihan metode pengajaran agar tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai. 35 Proses pembelajaran menuntut guru dalam merancang berbagai macam metode pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dari diri siswa. Rancangan ini merupakan acuan dan panduan, baik bagi guru sendiri maupun pagi siswa. Keaktifan dalam pembelajaran tercermin dari kegiatan baik yang dilakukan guru maupun siswa dengan menggunakan ciri-ciri sebagai berikut: a. Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun perencanaan, proses pembelajaran dan evaluasi. b. Adanya keterlibatan intelectual-emosional siswa baik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat dan pembentukan sikap. c. Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk berlangsungnya proses pembelajaran d. Guru bertindak sebagai fasilitator pemberi kemudahan dan koordinator kegiatan relajar siswa bukan sebagai pengajar instruktur yang mendominasi kegiatan di kelas. e. Biasakan menggunakan berbagai metode, media dan alat secara bervariasi Asrori, 2008: 91. Langkah selanjutnya dalam proses pemilihan strategi pembelajaran adalah penentuan lingkungan belajar. Dalam hal ini ada tiga setting belajar dan studi independen atau kerja praktek. Masing- masing dari ketiga tersebut mempunyai strategi pembelajaran sendiri- sendiri. Untuk ketiga kelas besar lebih cocok di gunakan metode ceramah atau diskusi kelompok, untuk kegiatan laboratorium lebih tepat di gunakan alat- alat, dan kegiatan studi praktek karena dengan praktek akan memungkinkan siswa mendapat pengalaman langsung mengenai tanggungjawab yang akan diembannya kelak. 36 Dalam memilih suatu strategi, hendaknya dapat mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik pasif atau hanya menerima pelajaran dari guru, ada kecenderungan untuk cepat melupakan pelajaran yang telah diberikan. Dalam proses belajar mengajar PBM akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedang pendidik adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. Jika ditelusuri lebih jauh tentang kompetensi profesional, kemudian dibandingkan dengan apa yang harus dilakukan dalam metode pembelajaran, dapat diperoleh kesan bahwa: a. Dalam metode pembelajaran diperlukan landasan, baik filosofis, psikologis maupun teori-teri dalam belajar. b. Dalam pengembangan isi atau materi diperlukan kemampuan mengorganisasi materi dalam pembelajaran dan urutan yang rasional. c. Dalam melaksanakan prses pembelajaran sebagai implementasi metode pembelajaran diperlukan kemampuan mengangani pelajaran, menggunakan alat, metode dan fasilitas belajar. d. Untuk menilai hasil pencapaian pembelajaran diperlukan kemampuan mengevaluasi. e. Pada tingkat yang lebih tinggi metode pembelajaran diarahkan untuk menumbuhkan kepribadian siswa sesuai dengan tujuan akhir pendidikan yang hendak dicapai Asrori; 2008: 97. 37 Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar PBM bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya.

2. Metode Pembelajaran Membaca Al-Quran

Metodologi Pembelajaran Al- Qur’an dikalangan umat Islam belakangan ini semakin berkembang dan membudaya di masyarakat. Hal ini terjadi karena tidak sedikit jumlah anak-anak dan orang dewasa yang Belum mampu membaca Al- Qur’an dengan baik, sehingga prosentasenya dari tahun ke tahun semakin bertambah. Fenemona ini bukan hanya berkembang di kalangan keluarga yang penghayatannya ke-Islamannya mendalam, khususnya para pemuka agama Islam itu sendiri, tetapi juga berpengaruh pada masyarakat awam yang sebagian besar dari mereka belum memahami makna ajaran agama Islam belum sempurna. Sementara di satu sisi mereka sadar bahwa agama bukan sekedar penerapan tetapi memerlukan ajaran-ajaran secara benar Metode-metode pembelajaran baca tulis Al-Quran telah banyak berkembang di Indonesia sudah sejak lama. Tiap-tiap metode membaca Al- Qura’an dikembangkan berdasarkan karakteristiknya. Beberapa contoh metode pembelajaran yang berkembang di Indonesia antara lain adalah sebagai berikut Komari, 2008: a. Metode Baghdadiyah. Metode ini disebut juga dengan metode “ Eja “, berasal dari Baghdad masa pemerintahan khalifah Bani Abbasiyah. Tidak tahu dengan pasti siapa penyusunnya. Dan telah seabad lebih berkembang secara merata di tanah air. Secara dikdatik, materi-materinya diurutkan dari yang kongkrit ke abstrak, dari 38 yang mudah ke yang sukar, dan dari yang umum sifatnya kepada materi yang terinci khusus . Secara garis besar, koidah baghdadiyah memerlukan 17 langkah. 30 huruf hijaiyyah selalu ditampilkan secara utuh dalam tiap langkah. Seolah-olah sejumlah tersebut menjadi tema central dengan berbagai variasi. Variasi dari tiap langkah menimbulkan rasa estetika bagi siswa enak didengar karena bunyinya bersajak berirama. Indah dilihat karena penulisan huruf yang sama. Metode ini diajarkan secara klasikal maupun privat. Beberapa kelebihan Qoidah Baghdadiyah antara lain : 1 Bahanmateri pelajaran disusun secara sekuensif. 2 30 huruf abjad hampir selalu ditampilkan pada setiap langkah secara utuh sebagai tema sentral. 3 Pola bunyi dan susunan huruf wazan disusun secara rapi. 4 Ketrampilan mengeja yang dikembangkan merupakan daya tarik tersendiri. 5 Materi tajwid secara mendasar terintegrasi dalam setiap langkah. Beberapa kekurangan Qoidah baghdadiyah antara lain : a Kaidah Baghdadiyah yang asli sulit diketahui, karena sudah mengalami beberapa modifikasi kecil. b Penyajian materi terkesan menjemukan. c Penampilan beberapa huruf yang mirip dapat menyulitkan pengalaman siswa. d Memerlukan waktu lama untuk mampu membaca Al-Quran b. Metode Iqro’. Metode Iqro’ disusun oleh Bapak Asad Humam dari Kotagede Yogyakarta dan dikembangkan oleh AMM Angkatan Muda Masjid dan