Bacaan Tartil Kemampuan Membaca Al Qur’an secara Tartil

24 menyuruh untuk bertaltil didalam membaca Al Qur`an tetapi dengan mempertegas firman-Nya dengan kata tartiila yang berarti; dengan sungguh-sungguh tartil sebagaimana tersurat di dalam surat Al Muzammil ayat 4 Artinya: Dan tartil-kanlah bacalah dengan tartil Al Qur`an itu dengan sungguh- sungguh tartil. Selain itu juga dalam firman Allah SWT yang lain, Allah SWT melarang membaca Al Qur`an dengan cepat dan tergesa-gesa tidak artil, sebagaimana didalam firman-Nya ن م : Artinya: Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al quran sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan. QS Thoha: 114 . Dalam ayat lain Allah SWT berfirman Artinya: Jangan engkau gerakkan lisanmu Muha mmad untuk membaca Al Qur`an, hanya karena cepat-cepat tergesa-gesa. Sesungguhnya menjadi tanggungan Kami Allah penghimpunan Al Qur`an didalam dada hati dan membacanya dari lisan. Maka jika Kami bacakan melalui Jibril, maka ikutilah bacaannya. QS. Al Qiyamah: 16-18 . 25 Menurut qoul sahabat Ali Karomallahu wahjhah dalam Matan Jaza riyah memberikan definisi tartil sebagai bacaan yang sesuai dengan kaidah tajwid dan waqofnya. Tartil di dalam membaca Al Qur`an terbagi menjadi tiga macam yaitu: a. Tahqiq , ialah membaca Al Qur`an dengan pelan-pelan,tenang, perlahan-lahan dan memikirkan arti-artinya serta semua hukum tajwid terpelihara dengan baik, atau hak makhroj dan sifat semua huruf terbaca dengan terang dan jelas, bacaan semacam ini adalah bacaan madzhab dari Imam-imam yang membaca mad far`I dan isyba` 3 alif , seperti Imam Khamzah dan Waresy. b. Hader , ialah Al Qur`an dengan cepat tapi semua hukum tajwid terpelihara dengan baik, seperti Qoshor, ikhtilas, badal, idghom kabir dll, dapat terpelihara dengan benar dan tepat, maksudnya sesuai dengan riwayat yang mutawatir kondang, bacaan semacam ini, ialah madzhab dari Imam Ibnu Katsir, Abu Amer dan semua Imam Rowi yang membaca mad munfashil dengan 1 alif. c. Tadwir , ialah membaca Al Qur`an dengan cara antara tahqiq dan hader, atau antara pelan dan cepat, tapi mujawwid semua hukum tajwid terjaga dengan baik dan benar . Madzhab ini adalah madzhab Imam-imam yang membaca mad munfashil dengan panjang 2 alif atau 2 ½ alif, seperti imam Ibnu Amir, Ali Al Kisa`I, Ashim dan lain-lain Jazari; tt: 15. Berdasarkan paparan diatas maka keberhasilan suatu pembelajarana Al Qur’an secara tartil dapat dilihat dari makhorijul khuruf, sifatul khurus, idhar, ikhfa’ iqlab, mad, qolqolahsaktah, waqof dan lain-lainya sesuai kaidah tajwid. Sehingga dalam ketartilan suatu bacaan harus berdasarkan kepada kaidah tajwid tersebut.

3. Mempelajari Al Qur’an

26 Al- Qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan ke dunia yang harus diyakini oleh setiap orang mukmin. Beriman kepada kitab Allah adalah salah satu rukun iman yang ke tiga. Beriman kepada Al- Qur’an harus dibuktikan dengan mempelajarinya dan mengajarkannya kepada orang lain. Mempelajari A l- Qur’an adalah kunci sukses hidup dunia dan akhirat. Dengan mempelajari Al- Qur’an maka seseorang akan mempunyai banyak pengetahuan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Dalam ayat lain Allah SWT Berfiman sebagaimana termaktub dalam al Muzammil ayat 20 ى ى م ى و و م ى ى ى م : Artinya : ” Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri sembahyang kurang dari dua pertiga malam, atau seperdau malam atau sepertiganya dan demikian pula segolongan dari orangorang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu seka li- kali tidak dapat menentukan batas-batas wa ktu-wa ktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah bagimu dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antar a kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka