R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N
5 - 32
G a m b a r 5. 5 Re nc a na Pe ng a tura n Rua ng Se m p a d a n Pa nta i
Se b a g a i Sa la h Sa tu So lusi Untuk Me ng ha d a p i Ba ha ya Tsuna m i
Kabupaten Pacitan dimasukan kedalam daerah bahaya I satu terhadap bencana tsunami. Untuk menghindari bahaya
dampak tsunami, maka perlu ada penataan ruang khusus di sempadan pantai yang berfungsi memecah gelombang
tsunami dan juga memperlambat kecepatan gelombang yang datang. Kebijakan yang diberikan terkait dengan hal
tersebut adalah di sepanjang sempadan tersebut dibuat suatu zona-zona khusus yang terdiri aras zona kawasan mangrove,
zona perikanan darattambak, dan zona perkebunan. Setelah zona-zona tersebut pengembangan zona-zona budidaya
lainnya, seperti zona permukiman, baru diijinkan untuk dikembangkan.
Konsep tata ruang dengan membangun zona-zona khusus penahan gelombang ini hanya dapat dilaksanakan bagi
wilayah-wilayah pesisir pantai yang belum mengalami perkembangan yang pesat. Untuk wilayah yang telah
berkembang dengan kegiatan utama berupa permukiman di pinggir pantai, seperti Kecamatan Pacitan, penerapan zona ini
sangat sulit untuk diterapkan. Langkah-langkah yang bisa dilakukan hanyalah dengan penanaman hutan mangrove di
sempadan pantai yang belum terbangun, menyiapkan lokasi- lokasi yang dapat dijadikan sebagai tempat berlindung, serta
dengan menyiapkan masyarakat untuk menghadapi bahaya tsunami. Pemetaan daerah pengungsian dan jalur-jalur
evakuasi yang aman dan tersosialisasi sehingga masyarakat dapat bergerak cepat mengevakuasi diri ke tempat-tempat
tersebut secara spontan.
5. 2. 4. 3 Arahan Ruang Evakuasi Bencana
Seluruh penduduk yang berada pada kawasan rawan bencana, harus mengetahui ruang-ruang yang diperuntukan bagi evakuasi
penduduk jika bencana terjadi. Adapun ruang yang diperuntukan bagi ruang evakuasi bencana
terutama menghadapi bencana tsunami dan banjir adalah ruang-ruang yang memiliki kemiringan lahan lebih dari 15 atau
daerah-daerah dengan ketinggian diatas 5 meter. Lokasi tersebut harus ditunjang oleh jalan inspeksi mulai dari lokasi permukiman
penduduk sampai ke ruang yang ditetapkan sebagai ruang evakuasi bencana. Secara detail penanganan mengenai ruang
evakuasi bencana yang memuat ruang penampungan, alur evakuasi, penyediaan sarana dan pembentukan Tim Satkorlak,
disusun didalam rencana detail ruang kota.
5 5
. .
2 2
. .
5 5
P P
E E
N N
G G
E E
L L
O O
L L
A A
A A
N N
K K
A A
W W
A A
S S
A A
N N
L L
I I
N N
D D
U U
N N
G G
L L
A A
I I
N N
N N
Y Y
A A
5. 2. 5. 1 PENGELOLAAN KAWASAN RUANG
TERBUKA HIJAU
Ruang terbuka hijau adalah area memanjangjalur danatau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka,
tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam, dan termasuk didalamnya
adalah hutan kota. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota,
hutan kota diselenggarakan dengan tujuan untuk kelestarian, keserasian dan keseimbangan ekosistem perkotaan yang
meliputi unsur lingkungan, sosial dan budaya, kemudian hutan kota juga berfungsi untuk memperbaiki dan menjaga iklim
mikro, nilai estetika dan meresapkan air, serta menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota, serta
mendukung pelestarian keanekaragaman hayati. Pengelolaan ruang terbuka hijau, diantaranya adalah:
a. Penyediaan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan paling sedikit 30 tiga puluh persen dari luas kawasan
perkotaan yang terdiri dari 20 dua puluh persen ruang terbuka hijau publik dan 10 sepuluh persen ruang
terbuka hijau privat b. Menutup areal yang gundul dengan pepohonan atau
rumput-rumputan semak belukar
R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N
5 - 33
c. Melarang penebangan pohon di kawasan ini tanpa seijin instansi atau pejabat yang berwenang, serta
memberikan sangsi yang cukup berat bagi para pelanggarnya
d. Melakukan penguatan dengan menggunakan tanaman keras terhadap tebing-tebing yang lebih tinggi dari 3
meter dengan kemiringan lebih besar dari 20 e. Pengembangan jenis tanaman semusim dan dilakukan
pengawasan yang cukup
ketat agar tidak terjadi
penebangan pohon secara
liar atau pengembanga
n kegiatan budidaya
f. Ruang terbuka
hijau dapat berfungsi
sebagai lahan cadangan
untuk pembangunan
pengembanga n kegiatan yang
mendukung keberadaan
ruang terbuka hijau.
Berdasarkan bentuknya ruang
terbuka hijau di Kabupaten Pacitan
direncanakan akan terbagi kedalam
bentuk-bentuk berikut ini:
a. Bentuk Jalur, yaitu ruang terbuka hijau yang dibangun memanjang antara lain berupa jalur peneduh jalan raya,
jalur hijau di sempadan sungai, sempadan pantai dengan memperhatikan zona pengaman
fasilitasinstalasi yang sudah ada, antara lain ruang bebas SUTT
b. Mengelompok, yaitu merupakan ruang terbuka hijau yang dibangun dalam satu kesatuan lahan yang
kompak. c. Menyebar, yaitu merupakan ruang terbuka hijau yang
dibangun dalam kelompok-kelompok yang dapat berbentuk jalur dan atau kelompok yang terpisah dan
merupakan satu kesatuan pengelolaan. Ruang terbuka hijau yang terdapat di Kabupaten Pacitan
dapat dimanfaatkan untuk keperluan pariwisata alam, rekreasi dan atau olah raga; penelitian dan pengembangan;
pendidikan; dan atau budidaya hasil hutan bukan kayu. Kemudian untuk ruang terbuka hijau yang merupakan hutan
kota akan dikembangkan di Kabupaten Pacitan dikelompokan menjadi beberapa kelompok berikut ini:
1. Ruang Terbuka hijau yang terletak di Kawasan
Permukiman. Tipe ruang terbuka hijau ini adalah ruang terbuka hijau yang dibangun pada areal permukiman,
yang berfungsi sebagai penghasil oksigen, penyerap karbondioksida, peresap air, penahan angin, dan
peredam kebisingan, berupa jenis komposisi tanaman pepohonan yang tinggi dikombinasikan dengan
tanaman perdu dan rerumputan. Adapun jenis atau karakteristik pepohonan yang di kembangkan di
kawasan ini adalah: pohon-pohon dengan perakaran kuat, ranting tidak
mudah patah, daun tidak mudah gugur. pohon-pohon penghasil bungabuahbiji yang
bernilai ekonomis. 2.
Ruang Terbuka hijau yang terletak di Kawasan Industri, yaitu ruang terbuka hijau yang dibangun di kawasan
industri memiliki fungsi untuk mengurangi polusi udara dan kebisingan, yang ditimbulkan dari kegiatan industri.
Adapun Karakteristik pepohonannya: pohon-pohon berdaun lebar dan rindang, berbulu dan yang
mempunyai permukaan kasarberlekuk, bertajuk tebal, tanaman yang menghasilkan bau harum.
3. Ruang Terbuka hijau yang memiliki fungsi sabagai
kawasan Rekreasi untuk dengan jenis pepohonan yang indah dan unik, dan atau penghasil bunga buah
vector yang digemari oleh satwa, seperti burung, kupu- kupu dan sebagainya.
4. Ruang terbuka hijau dengan tipe pengamanan, yaitu
kawasan yang berfungsi untuk meningkatkan keamanan pengguna jalan pada jalur kendaraan dengan membuat
jalur hijau dengan kombinasi pepohonan dan tanaman
ALUN - ALUN
JALUR HIJAU
R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N
5 - 34
perdu. Adapun karakteristik pepohonannya adalah pohon-pohon yang berakar kuat dengan ranting yang
tidak mudah patah, yang dilapisi dengan perdu yang liat, dilengkapi jalur pisang-pisangan dan atau tanaman
merambat dari legum secara berlapis-lapis.
5. 2. 5. 2 PENGELOLAAN KAWASAN TERUMBU