2. 4. 3 Arahan Ruang Evakuasi Bencana 2. 1 PENGELOLAAN KAWASAN RUANG

R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 32 G a m b a r 5. 5 Re nc a na Pe ng a tura n Rua ng Se m p a d a n Pa nta i Se b a g a i Sa la h Sa tu So lusi Untuk Me ng ha d a p i Ba ha ya Tsuna m i Kabupaten Pacitan dimasukan kedalam daerah bahaya I satu terhadap bencana tsunami. Untuk menghindari bahaya dampak tsunami, maka perlu ada penataan ruang khusus di sempadan pantai yang berfungsi memecah gelombang tsunami dan juga memperlambat kecepatan gelombang yang datang. Kebijakan yang diberikan terkait dengan hal tersebut adalah di sepanjang sempadan tersebut dibuat suatu zona-zona khusus yang terdiri aras zona kawasan mangrove, zona perikanan darattambak, dan zona perkebunan. Setelah zona-zona tersebut pengembangan zona-zona budidaya lainnya, seperti zona permukiman, baru diijinkan untuk dikembangkan. Konsep tata ruang dengan membangun zona-zona khusus penahan gelombang ini hanya dapat dilaksanakan bagi wilayah-wilayah pesisir pantai yang belum mengalami perkembangan yang pesat. Untuk wilayah yang telah berkembang dengan kegiatan utama berupa permukiman di pinggir pantai, seperti Kecamatan Pacitan, penerapan zona ini sangat sulit untuk diterapkan. Langkah-langkah yang bisa dilakukan hanyalah dengan penanaman hutan mangrove di sempadan pantai yang belum terbangun, menyiapkan lokasi- lokasi yang dapat dijadikan sebagai tempat berlindung, serta dengan menyiapkan masyarakat untuk menghadapi bahaya tsunami. Pemetaan daerah pengungsian dan jalur-jalur evakuasi yang aman dan tersosialisasi sehingga masyarakat dapat bergerak cepat mengevakuasi diri ke tempat-tempat tersebut secara spontan.

5. 2. 4. 3 Arahan Ruang Evakuasi Bencana

Seluruh penduduk yang berada pada kawasan rawan bencana, harus mengetahui ruang-ruang yang diperuntukan bagi evakuasi penduduk jika bencana terjadi. Adapun ruang yang diperuntukan bagi ruang evakuasi bencana terutama menghadapi bencana tsunami dan banjir adalah ruang-ruang yang memiliki kemiringan lahan lebih dari 15 atau daerah-daerah dengan ketinggian diatas 5 meter. Lokasi tersebut harus ditunjang oleh jalan inspeksi mulai dari lokasi permukiman penduduk sampai ke ruang yang ditetapkan sebagai ruang evakuasi bencana. Secara detail penanganan mengenai ruang evakuasi bencana yang memuat ruang penampungan, alur evakuasi, penyediaan sarana dan pembentukan Tim Satkorlak, disusun didalam rencana detail ruang kota. 5 5 . . 2 2 . . 5 5 P P E E N N G G E E L L O O L L A A A A N N K K A A W W A A S S A A N N L L I I N N D D U U N N G G L L A A I I N N N N Y Y A A 5. 2. 5. 1 PENGELOLAAN KAWASAN RUANG TERBUKA HIJAU Ruang terbuka hijau adalah area memanjangjalur danatau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam, dan termasuk didalamnya adalah hutan kota. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota, hutan kota diselenggarakan dengan tujuan untuk kelestarian, keserasian dan keseimbangan ekosistem perkotaan yang meliputi unsur lingkungan, sosial dan budaya, kemudian hutan kota juga berfungsi untuk memperbaiki dan menjaga iklim mikro, nilai estetika dan meresapkan air, serta menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota, serta mendukung pelestarian keanekaragaman hayati. Pengelolaan ruang terbuka hijau, diantaranya adalah: a. Penyediaan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan paling sedikit 30 tiga puluh persen dari luas kawasan perkotaan yang terdiri dari 20 dua puluh persen ruang terbuka hijau publik dan 10 sepuluh persen ruang terbuka hijau privat b. Menutup areal yang gundul dengan pepohonan atau rumput-rumputan semak belukar R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 33 c. Melarang penebangan pohon di kawasan ini tanpa seijin instansi atau pejabat yang berwenang, serta memberikan sangsi yang cukup berat bagi para pelanggarnya d. Melakukan penguatan dengan menggunakan tanaman keras terhadap tebing-tebing yang lebih tinggi dari 3 meter dengan kemiringan lebih besar dari 20 e. Pengembangan jenis tanaman semusim dan dilakukan pengawasan yang cukup ketat agar tidak terjadi penebangan pohon secara liar atau pengembanga n kegiatan budidaya f. Ruang terbuka hijau dapat berfungsi sebagai lahan cadangan untuk pembangunan pengembanga n kegiatan yang mendukung keberadaan ruang terbuka hijau. Berdasarkan bentuknya ruang terbuka hijau di Kabupaten Pacitan direncanakan akan terbagi kedalam bentuk-bentuk berikut ini: a. Bentuk Jalur, yaitu ruang terbuka hijau yang dibangun memanjang antara lain berupa jalur peneduh jalan raya, jalur hijau di sempadan sungai, sempadan pantai dengan memperhatikan zona pengaman fasilitasinstalasi yang sudah ada, antara lain ruang bebas SUTT b. Mengelompok, yaitu merupakan ruang terbuka hijau yang dibangun dalam satu kesatuan lahan yang kompak. c. Menyebar, yaitu merupakan ruang terbuka hijau yang dibangun dalam kelompok-kelompok yang dapat berbentuk jalur dan atau kelompok yang terpisah dan merupakan satu kesatuan pengelolaan. Ruang terbuka hijau yang terdapat di Kabupaten Pacitan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pariwisata alam, rekreasi dan atau olah raga; penelitian dan pengembangan; pendidikan; dan atau budidaya hasil hutan bukan kayu. Kemudian untuk ruang terbuka hijau yang merupakan hutan kota akan dikembangkan di Kabupaten Pacitan dikelompokan menjadi beberapa kelompok berikut ini: 1. Ruang Terbuka hijau yang terletak di Kawasan Permukiman. Tipe ruang terbuka hijau ini adalah ruang terbuka hijau yang dibangun pada areal permukiman, yang berfungsi sebagai penghasil oksigen, penyerap karbondioksida, peresap air, penahan angin, dan peredam kebisingan, berupa jenis komposisi tanaman pepohonan yang tinggi dikombinasikan dengan tanaman perdu dan rerumputan. Adapun jenis atau karakteristik pepohonan yang di kembangkan di kawasan ini adalah: pohon-pohon dengan perakaran kuat, ranting tidak mudah patah, daun tidak mudah gugur. pohon-pohon penghasil bungabuahbiji yang bernilai ekonomis. 2. Ruang Terbuka hijau yang terletak di Kawasan Industri, yaitu ruang terbuka hijau yang dibangun di kawasan industri memiliki fungsi untuk mengurangi polusi udara dan kebisingan, yang ditimbulkan dari kegiatan industri. Adapun Karakteristik pepohonannya: pohon-pohon berdaun lebar dan rindang, berbulu dan yang mempunyai permukaan kasarberlekuk, bertajuk tebal, tanaman yang menghasilkan bau harum. 3. Ruang Terbuka hijau yang memiliki fungsi sabagai kawasan Rekreasi untuk dengan jenis pepohonan yang indah dan unik, dan atau penghasil bunga buah vector yang digemari oleh satwa, seperti burung, kupu- kupu dan sebagainya. 4. Ruang terbuka hijau dengan tipe pengamanan, yaitu kawasan yang berfungsi untuk meningkatkan keamanan pengguna jalan pada jalur kendaraan dengan membuat jalur hijau dengan kombinasi pepohonan dan tanaman ALUN - ALUN JALUR HIJAU R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 34 perdu. Adapun karakteristik pepohonannya adalah pohon-pohon yang berakar kuat dengan ranting yang tidak mudah patah, yang dilapisi dengan perdu yang liat, dilengkapi jalur pisang-pisangan dan atau tanaman merambat dari legum secara berlapis-lapis. 5. 2. 5. 2 PENGELOLAAN KAWASAN TERUMBU