R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N
5 - 21
pertahanan dan keamanan serta fasilitas umum penangkapan perikanan masih dapat dipertahankan
namun tetap ada pembatasan didalam pengembangannya.
Untuk wilayah pantai barat Pacitan, yang sepanjang pantai sudah ditumbuhi tanaman sebagai Green Belt,
sehingga ditetapkan sebagai daerah kawasan lindung dengan batasan lebar 50 m dari tepi hutan menghadap
ke arah pantai atau lebar 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan
yang diukur dari garis surut terendah dan titik pasang tertinggi, tidak boleh ada perubahan guna lahan di
kawasan ini. Adapun pengelolaan sempadan pantai di sepanjang
wilayah selatan Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut:
a. Diusulkan pengembangan kegiatan pariwisata pantai dan laut, namun dengan perencanaan yang
mempertimbangkan faktor keselamatan dari kemungkinan terjadinya bencana tsunami.
b. Pembatasan pengembangan infrastruktur disepanjang kawasan ini guna mengendalikan
perkembangan wilayah di sepanjang pantai. c. Kegiatan yang mengakibatkan pengurangan
imp o und
areal mangrove harus dihentikan atau dialihkan dengan kegiatan lain yang tidak
mengakibatkan pengrusakan. d. Kegiatan yang dapat dikembangkan di pantai yang
memiliki hutan bakau adalah tempat pemijahan ikanudang, filter pencemar, dan penahan
ombakarus laut e. Kawasan hutan mangrove yang terdegradasi perlu
dilakukan rehabilitasi dengan memperhatikan zonasi vegetasi mangrove.
f. Penggunaan lahan terbatas dapat dilakukan di kawasan lindung sempadan pantai dalam bentuk
pembangunan pelantar atau dermaga, TPI, fasilitas pelayanan umum lainnya yang mendukung
kegiatan pariwisata dan kegiatan penangkapan ikan.
g. Penanaman vegetasi pantai seperti keben, ketapang, cemara laut, waru laut, dll disepanjang
pantai sebagai upaya perlindungan dari bencana tsunami.
5. 2. 2. 2 Pengelolaan Kawasan Sempadan Sungai
Sungai, termasuk anak-anak sungai dan sungai buatan, adalah alur atau tempat atau wadah air berupa
jaringan pengaliran air, sedimen, dan ekosistem yang terkait mulai dari hulu danatau mata air sampai muara,
dengan dibatasi kanan dan kiri di sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan.
Rencana sempadan sungai yang melintasi wilayah Kabupaten Pacitan harus diterapkan secara konsisten
seperti pada pembahasan terdahulu, yaitu terbagi atas tujuh kelompok, diantaranya Garis sempadan sungai
bertanggul di luar kawasan perkotaan sempadan ≥5m,
garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan sempadan
≥3m, garis sempadan sungai tak bertanggul di luar kawasan perkotaan pada sungai
besar sempadan ≥100m dan pada sungai kecil
sempadan ≥50m, garis sempadan sungai tak
bertanggul di dalam kawasan perkotaan yang mempunyai kedalaman 3 tiga meter sempadan
≥10m, garis sempadan sungai tak bertanggul di dalam kawasan perkotaan yang mempunyai kedalaman 3-20
tiga sampai duapuluh meter sempadan ≥15m,
sempadan sungai tak bertanggul di dalam kawasan perkotaan dengan kedalaman maksimum 20
duapuluh meter sempadan ≥30m serta garis
sempadan untuk sungai yang terpengaruh pasang surut air laut sempadan
≥100m.
G a m b a r 5. 2 Re nc a na Pe ne ta p a n Pe ng g una a n La ha n
d i Se m p a d a n Sung a i Be sa r Tid a k Be rta ng g ul Di Lua r Ka wa sa n Pe rko ta a n
R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N
5 - 22
G a m b a r 5. 3 Re nc a na Pe ne ta p a n Pe ng g una a n La ha n
Di Se m p a d a n Sung a i Ke c il Ka li Tid a k Be rta ng g ul Da n Sung a i Di Wila ya h Te rb a ng un
Kemudian ditetapkan Bantaran sungai harus bebas dari bangunan kecuali untuk pengembangan jalan inspeksi
untuk mengendalikan pemanfaatan lahanruang di sekitar tepi sungai, pada sempadan sungai ini
diupayakan pula penanaman vegetasi dengan perakaran yang kuat.
Terhadap sempadan sungai yang terletak di tengah kawasan terbangun, yang kurang atau tidak
memungkinkan segera diterapkan lebar sempadan sungai 10 meter dan jalan inspeksi, perlu dilakukan
upaya untuk mencapai tujuan perlindungannya, yaitu melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat
mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai, serta mengamankan aliran
sungai, untuk itu langkah prioritas yang diterapkan adalah pembangunan dinding penahan
re ta ining wa ll
, pelarangan pembuangan sampah dan limbah ke badan sungai.
Pengendalian sungai perlu dilakukan sebagai upaya untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh banjir, pencemaran, kekeringan, erosi, dan sedimentasi.
Langkah-langkah kebijakan lainnya guna memberikan perlindungan bagi sungai, diantaranya:
a. Pemulihan fungsi sungai dengan melestarikan fungsi daerah tangkapan air, daerah resapan air, mata air,
daerah manfaat sungai, aliran air, muara serta daerah pantai yang terpengaruh oleh aliran
sungaiaktivitas daratan, pelestarian keanekaragaman hayati, dengan
mempertimbangkan interaksi hulu-hilir, pengendalian erosi, gerusan dan longsoran tebing serta
sedimentasi, b. Pencegahan berkembangnya kegiatan budidaya di
sepanjang sungai yang dapat mengganggu atau merusak kualitas air, kondisi fisik dan dasar sungai
serta alirannya c. Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar
sungai. Pemantauan terhadap kegiatan yang diperbolehkan berlokasi di sempadan sungai,
diantaranya jalan inspeksi dan bangunan pengolah air
d. Pengamanan daerah aliran sungai dari kegiatan terbangun dan memfungsikannya sebagai hutan
lindung. e. peningkatan kesadaran, kepedulian, partisipasi dan
pemberdayaan para pemilik kepentingan dan masyarakat dalam melestarikan sungai dan
lingkungannya. f. Rehabilitasi hutan dan lahan, terutama yang
memberikan dampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap perubahan fungsi dan kualitas
sungai, g. pengaturan prasarana dan sarana sanitasi di seluruh
wilayah Kabupaten Pacitan, terutama di kawasan yang memiliki fungsi budidaya, hal ini dilakukan
untuk menjaga kualitas air sungai. Pengendalian kegiatan yang ada disekitar sungai
dengan memanfaatkan lahan di daerah manfaat sungai dapat diperuntukan bagi kegiatan tertentu
sebagai berikut: a. Kegiatan budidaya pertanian dengan jenis tanaman
yang diizinkan; namun lebih diutamakan dilakukan penanaman tumbuhan pepohonan berakar dalam
guna mencegah terjadinya longsor; b. Untuk pemasangan papan reklame, papan
penyuluhan dan peringatan, rambu-rambu pekerjaanpengamanan,
serta sarana bantu navigasi pelayaran;
c. Untuk pemasangan rentang kabel listrik, kabel telepon, dan pipa air minum;
d. Untuk pemancangan tiang atau pondasi prasarana jalanjembatan umum; dan
e. Untuk pembangunan prasarana lalu lintas air dan bangunan pengambilan dan pembuangan air.
R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N
5 - 23
f. Untuk menyelenggarakan kegiatan bagi masyarakat yang tidak menimbulkan dampak merugikan bagi
kelestarian dan fungsi sungai dapat digunakan untuk olah raga, rekreasi, parkir dan lain-lain.
g. Untuk pemanfaatan lain yang diatur melalui peraturan daerah sesuai dengan kondisi sungai dan
kondisi daerah, serta tetap mempertimbangkan kelestarian dan fungsi sungai.
Sedangkan pemanfaatan badan air sungai dapat diperuntukan bagi kegiatan tertentu sebagai berikut:
a. prasarana angkutan air b. sarana kegiatan pariwisata
c. olah raga air d. perikanan
e. pembangkit listrik tenaga air jika memungkinkan f.
penambangan bahan galian dengan batasan tertentu, dalam arti kegiatan yang dilakukan tidak
mengganggu ekosistem sungai, kelestarian sungai dan kualitas air sungai
g. kegiatan budaya dan keagamaan
5. 2. 2. 3 Pengelolaan Kawasan Sekitar Mata Air