R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N
5 - 3
maupun tegak yang sistemnya mencukupi fungsi hidrologi dan ilmu pengetahuan;
Gua-guanya mempunyai speleotum aktif atau peninggalan-peninggalan sejarah sehingga berpotensi
untuk dikembangkan menjadi obyek wisata dan budaya; Mempunyai kandungan flora dan fauna khas yang
memenuhi arti dan fungsi sosial , ekonomi, budaya serta pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Ka wa sa n se m p a d a n p a nta i,
ditetapkan dengan kriteria: daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit
100 seratus meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat; atau
daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau terjal dengan jarak proporsional
terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai.
4. Ka wa sa n se m p a d a n sung a i,
ditetapkan dengan kriteria: daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan
lebar 3 tiga sampai 5 lima meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul;
daratan sepanjang tepian sungai tidak bertanggul dengan lebar 10 sepuluh sampai 100 seratus meter dari
tepi sungai pada waktu ditetapkan; dan daratan sepanjang tepian sungai yang terpengaruh
pasang surut air laut dengan lebar paling sedikit 100 seratus meter dari tepi sungai.
5. Ka wa sa n se kita r m a ta a ir,
ditetapkan dengan kriteria: daratan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat
untuk mempertahankan fungsi mata air; dan wilayah dengan jarak paling sedikit 200 dua ratus meter
dari mata air.
6. Ka wa sa n se kita r SUTT,
ditetapkan dengan kriteria: daratan di sepanjang SUTT dengan lebar 10 sepuluh
sampai 50 lima puluh meter sebagai ruang terbuka hijau;
7. Ka wa sa n c a g a r a la m ,
ditetapkan dengan kriteria: memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa, dan tipe
ekosistemnya; memiliki formasi biota tertentu danatau unit-unit
penyusunnya; memiliki kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang
masih asli atau belum diganggu manusia; memiliki luas dan bentuk tertentu; atau
memiliki ciri khas yang merupakan satu-satunya contoh di suatu daerah serta keberadaannya memerlukan
konservasi.
8. Ka wa sa n c a g a r b ud a ya ,
ditetapkan dengan kriteria: hasil budaya manusia yang bernilai tinggi yang
dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak
yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian- bagian atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang-
kurangnya 50 lima puluh tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-
kurangnya 50 lima puluh tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan,
dan kebudayaan; benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting
bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
9. Ka wa sa n ra wa n g e m p a b um i,
ditetapkan dengan kriteria: berpotensi danatau pernah mengalami gempa bumi
dengan skala VII sampai dengan XII Modified Mercally Intensity MMI
10. Ka wa sa n ra wa n ta na h lo ng so r g e ra ka n ta na h,
ditetapkan dengan kriteria:
memiliki tingkat kerentanan gerakan tanah tinggi.
11. Ka wa sa n g e lo m b a ng p a sa ng tsuna m i,
ditetapkan dengan kriteria:
pantai yang rawan terhadap gelombang pasang dengan kecepatan antara 10 sepuluh sampai dengan 100
Seratus kilometer per jam yang timbul akibat angin kencang atau gravitasi bulan atau matahari.
pantai dengan elevasi rendah danatau berpotensi atau pernah mengalami tsunami.
12. Ka wa sa n ra wa n b a njir,
ditetapkan dengan kriteria: diidentifikasikan sering danatau berpotensi tinggi
mengalami bencana alam banjir.
R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N
5 - 4
Pe ta 5. 2 Re nc a na Po la Rua ng
13. Ka wa sa n pe runtuka n rua ng te rb uka hija u,
ditetapkan dengan kriteria:
berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, atau kombinasi dari bentuk satu hamparan dan jalur; dan
didominasi komunitas tumbuhan.
14. Ka wa sa n te rum b u ka ra ng ,
ditetapkan dengan kriteria: berupa kawasan yang terbentuk dari koloni masif dari
hewan kecil yang secara bertahap membentuk terumbu karang;
terdapat di sepanjang pantai dengan kedalaman paling dalam 40 empat puluh meter; dan
dipisahkan oleh laguna dengan kedalaman antara 40 empat puluh sampai dengan 75 tujuh puluh lima meter.
5 5
. .
1 1
. .
1 1
K K
A A
W W
A A
S S
A A
N N
Y Y
A A
N N
G G
M M
E E
M M
B B
E E
R R
I I
K K
A A
N N
P P
E E
R R
L L
I I
N N
D D
U U
N N
G G
A A
N N
K K
A A
W W
A A
S S
A A
N N
B B
A A
W W
A A
H H
A A
N N
N N
Y Y
A A
Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya merupakan daerah-daerah yang memiliki
kendala fisik tertentu seperti lereng curam, tekstur agak kasar sehingga mudah lepas, rawan longsor dan erosi, batuan
permukaan banyak, dan kedalaman efektif agak dangkal hingga dangkal.
R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N
5 - 5
5. 1. 1. 1 Kawasan Hutan Lindung
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga
kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah. Sebagian besar hutan di Kabupaten Pacitan merupakan hutan rakyat, kawasan
hutan rakyat yang termasuk hutan lindung adalah: a. kawasan hutan dengan faktor kemiringan lereng,
jenis tanah, dan intensitas hujan yang jumlah hasil perkalian bobotnya sama dengan 175 seratus tujuh
puluh lima atau lebih; b. kawasan hutan yang mempunyai ketinggian paling
sedikit 2.000 dua ribu meter di atas permukaan laut. c. kawasan yang dapat diusahakan sebagai hutan
oleh orang pada tanah yang dibebani hak milik.
Ta b e l 5. 3 Lua s Ka wa sa n d e ng a n Ke m iring a n 40
KECAMATAN KEMIRINGAN
LUAS TOTAL KAW. DG
KEMIRINGAN 40
LUAS KECAMATAN
E 41-60 F 60
ARJOSARI
2. 948 6. 223 9. 171
78,34 11.706,3
BANDAR
2. 996 2. 217 5. 213
44,42 11.734,1
DONOROJO
1. 543 2. 342 3. 885
35,61 10.909,2
KEBONAGUNG
3. 602 1. 331 4. 933
39,51 12.484,7
NAWANGAN
4. 150 3. 360 7. 510
60,54 12.405,6
NGADIROJO
2. 471 3. 555 6. 026
62,83 9.590,5
PACITAN
1. 318 1. 264 2. 582
33,49 7.710,8
PRINGKUKU
2. 166 1. 168 3. 334
25,08 13.292,5
PUNUNG
1. 114 2. 786 3. 900
35,84 10.880,7
SUDIMORO
2. 384 1. 576 3. 960
55,11 7.185,6
TEGALOMBO
3. 971 6. 597 10. 568
70,80 14.925,7
TULAKAN
4. 965 2. 486 7. 451
46,10 16.161,5
TOTAL
33. 628 34. 905 68. 533
49,31 138.987,2
Keterangan: E41-60 = Daerah agak bergunung dengan kemiringan 41-60
F 60 = Daerah bergunung dengan kemiringan lebih dari 60
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa wilayah yang termasuk kedalam kriteria kawasan hutan lindung
dilihat dari kemiringan lahan lebih dari 40, terdapat di seluruh kecamatan di Kabupaten Pacitan, dengan luas
total kawasan 68.533 Ha atau 49,31 dari luas total Kabupaten Pacitan 138.987,2 Ha. Kecamatan yang
sebagian besar wilayahnya memiliki klerengan lebih dari 40 adalah Kecamatan Arjosari dan Kecamatan
Tegalombo, dengan persentase penggunaan lahan di masing-masing kecamatan adalah sebesar 78,34 dan
70,80. Untuk melindungi kawasan hutan lindung, maka perlu
adanya b
uffe r zo ne
hutan lindung, dengan lebar 500 m untuk hutan lindung yang telah ditata batasnya atau
1.000 m untuk hutan lindung yang belum ditata batasnya.
Sebaran lokasi dengan peruntukan lahan sebagai kawasan hutan lindung dan hutan rakyat dapat dilihat
pada peta rencana kawasan hutan lindung dan hutan rakyat.
5. 1. 1. 2 Kawasan Karst