1. 2 KAWASAN TERUMBU KARANG Peraturan Daerah | JDIH (Jaringan Dokumentasi & Informasi Hukum) Kabupaten Pacitan

R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 16 5 5 . . 1 1 . . 5 5 K K A A W W A A S S A A N N L L I I N N D D U U N N G G L L A A I I N N N N Y Y A A 5. 1. 5. 1 KAWASAN RUANG TERBUKA HIJAU Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan ruang pasal 29, disebutkan bahwa yang termasuk ruang terbuka hijau adalah taman kota, taman pemakaman umum, jalur hijau sepanjang jalan, sungai dan pantai. Selain itu, yang termasuk kedalam kawasan terbuka hijau yang ada di Kabupaten Pacitan dengan melihat standar Permendagri No.1 tahun 2007 pasal 6, adalah taman kota, taman wisata alam, taman rekreasi, taman lingkungan perumahan dan permukiman, taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial, hutan kota, hutan lindung, bentang alam seperti gunung bukit lembah, cagar alam, pemakaman umum, lapangan olah raga, lapangan upacara, parkir terbuka, lahan pertanian perkotaan, jalur dibawah SUTT, sempadan sungai dan pantai, jalur pengaman jalan, median jalan, pipa gas, pedestrian, kawasan dan jalur hijau dan daerah penyangga lapangan udara. Hutan kota diselenggarakan dengan tujuan untuk kelestarian, keserasian dan keseimbangan ekosistem perkotaan yang meliputi unsur lingkungan, sosial dan budaya. Hutan kota berfungsi untuk memperbaiki dan menjaga iklim mikro, nilai estetika dan meresapkan air, serta menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota, serta mendukung pelestarian keanekaragaman hayati. Ruang Terbuka Hijau pada wilayah Kota minimal seluas 30 dari luas kota, dan 20 diantaranya adalah RTH Publik dan sisanya 10 adalah RTH privat. Luas Kecamatan Pacitan adalah 7.848 Ha, namun yang memungkinkan untuk berkembang menjadi daerah perkotaan adalah wilayah dengan kemiringan dibawah 40, yaitu seluas 3717 Ha. Hal ini berarti setidaknya luas ruang terbuka hijau yang seharusnya ada di Kota Pacitan minimal seluas 1115 Ha. Ruang terbuka hijau di wilayah kota, yaitu di Kecamatan Pacitan, diarahkan akan dikembangkan di alun-alun Kota Pacitan, selain itu kawasan terbuka hijau dilakukan dengan bentuk memanjang, antara lain berupa jalur peneduh jalan raya, jalur hijau di sempadan sungai, sempadan pantai dengan memperhatikan zona pengaman fasilitasinstalasi yang sudah ada, antara lain ruang bebas SUTT. Selain itu berdasarkan Keputusan Bupati Pacitan Tanggal 22 Februari 2007 Nomor 188.4552408.112007, lokasi hutan kota Kabupaten Pacitan terdiri atas Hutan Kota Teleng Ria yang berlokasi di pantai Teleng Ria Kabupaten Pacitan dan Hutan Kota Stadion yang berlokasi di sekitar stadion olah raga Kabupaten Pacitan. Adapun luasan yang ditetapkan untuk masing-masing lokasi secara berurutan adalah seluas 0.5 Ha dan 2 Ha. Pada masa mendatang perlu ada perencanaan kawasan hijau green area baik berupa taman kota, taman toga maupun kawasan hayati lainnya yang berfungsi sebagai kawasan pendukung iklim mikro yang disesuaikan antara jumlah “supplier oksigen” dan jumlah penduduk yang mendiami suatu kawasan. 5. 1. 5. 2 KAWASAN TERUMBU KARANG Terumbu karang adalah ekosistem khas daerah tropis dengan produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi. Terumbu karang tersusun atas beberapa jenis karang batu yang di dalamnya hidup beraneka ragam biota perairan. Ekosistem terumbu karang di Kabupaten Pacitan mencakup areal seluas 37 hektar. Adapun lokasi kawasan terumbu karang yang tersebar di pesisir Kabupaten Pacitan dikelompokan menjadi: 1. Persebaran Kawasan terumbu karang, berada di dalam lautan yang termasuk pada wilayah Kecamatan Donorojo dan Kecamatan Pringkuku dalam bentuk luasan-luasan kecil, dengan jenis karang yang terdapat di daerah ini adalah Ac ro p o ra dan Po rite s . 2. Persebaran Kawasan terumbu karang, berada di dalam lautan yang termasuk pada wilayah Kecamatan Sudimoro, Kecamatan Ngadirojo dan Kecamatan Tulakan berupa fring g ing re e f dengan jenis karang Ac ro p o ra dan Po rite s . Di sekitar Lorok, Teluk Siwil Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirejo dan di sekitar Tanjung Tiangcentakan merupakan kawasan lindung terumbu karang masing-masing seluas 2.12 Ha dan 3.93 Ha. Untuk menghindari terjadinya kerusakan ekosistem terumbu karang tersebut, maka lokasi-lokasi perairan yang memiliki ekosistem terumbu karang diarahkan sebagai kawasan lindung lainnya yang berhak mendapatkan perlindungan secara hukum didalam pengelolaanya. R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 17 Pe ta 5. 10 Re nc a na Ka wa sa n Rua ng Te rb uka Hija u 5 5 . . 2 2 R R E E N N C C A A N N A A P P E E N N G G E E L L O O L L A A A A N N K K A A W W A A S S A A N N L L I I N N D D U U N N G G Kawasan lindung berfungsi memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, untuk itu menjaga kelestarian fungsi ekologis kawasan lindung merupakan kewajiban yang harus diemban oleh setiap anggota masyarakat. Pengelolaan kawasan lindung dilakukan dengan adanya pembatasanpelarangan terhadap aktivitas manusia yang dapat mengganggu kelestarian fungsi ekologis kawasan lindung. Berbagai kawasan lindung, baik dalam bentuk kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam maupun bentuk lindung lainnya yang telah ditetapkan, diharapkan akan mendapatkan perlindungan dan perlakuan khusus, sehingga tujuan pembangunan yang berkelanjutan dapat tercapai. 5 5 . . 2 2 . . 1 1 P P E E N N G G E E L L O O L L A A A A N N K K A A W W A A S S A A N N Y Y A A N N G G M M E E M M B B E E R R I I K K A A N N P P E E R R L L I I N N D D U U N N G G A A N N K K A A W W A A S S A A N N D D I I B B A A W W A A H H N N Y Y A A

5. 2. 1. 1 Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung