A ra ha n Ma na je m e n Re siko Be nc a na Tsuna m i
R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N
5 - 31
ini adalah sedapat mungkin membuang aliran air keluar dari daerah perkotaan dan meningkatkan kapasitas aliran
pada saluran drainasenya serta peningkatan kapasitas bangunan-bangunan pengendali banjir, bangunan-
bangunan silang, gorong-gorong dan meningkatkan fungsi pintu-pintu pengendali banjir.
Kali Teleng sangat berperan besar sebagai tempat penyaluran debit aliran dari sub sistem utara ini yakni
dalam pengendalian elevasi muka air. Disamping lokasi ini masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut, pintu klep
yang terletak di Kali Teleng mempunyai ukuran kurang memadai sehingga mudah terjadi penyumbatan aliran
dan menimbulkan efek pembendungan sampai di saluran primer. Dampak pembendungan ini adalah sulitnya aliran
air drainase wilayah perkotaan masuk ke saluran primer. Oleh karena itu kapasitas aliran kali Teleng melalui klep
harus ditingkatkan dengan cara merehabilitasi pintu klep tersebut.
Selain di lengkapi pintu klep, kali Teleng pada bagian muara juga dilengkapi bangunan pelimpah yang berada
di sebelah tanggul kiri pintu klep fungsinya untuk melimpahkan kelebihan air, pada musim kemarau untuk
menahan intrusi air laut. Namun demikian fungsi sebagai penahan air asin sekarang tidak ada artinya karena telah
rusak. Sedangkan fungsi sebagai pelimpah banjir menjadi kurang efektif dan bahkan memberikan dampak negative
terhadap penanggulangan banjir dikarenakan elevasi puncak ambang pelimpah relatif tinggi, namun elevasi ini
adalah elevasi minimum untuk mengatasimenahan masuknya air laut pada waktu muka air pasang. Untuk
mengatasinya perlu medifikasi struktur pelimpah, sehingga mampu meningkatkan kapasitaas alur aliran dengon
menambah lebar pelimpah. 3.
Penanggulangan Masalalah Banjir Sub Sistem Selatan Sistem drainase ini pada wilayah ini alirannya masuk ke
saluran Bengkal. Baik yang dari perkotaan maupun dari buangan dari sawah. Terjadinya genangan pada sub
sistem ini adalah karena kondisi saluran Bengkal yang tidak mampu menampung aliran tersebut. Penyelesaian ini
dapat dilakukan dengan sistem pemompaan untuk membuang air banjir ke kali Grindulu, atau mengatur
saluran drainase untuk diarahkan ke saluran Muso yang kemudian dibuang ke pintu air Pulosari atau buk Muso.
4. Penanggulangan Masalalah Banjir Sub Sistem Timur
Wilayah sub sistem wilayah timur ini terletak di sebelah timur kali Grindulu yang kemudian membelok ke kali Jelok.
Di beberapa tempat dilengkapi dengan pintu klep otomatis yang terbuat dari kayu sebagai perangkai yang
dimaksudkan untuk menahan masuknya air kali Grindulu dan kali Jelok pengaruh backwater, namun untuk
terbukanya pintu klep mememerlukan beda tekanan hidrostatis yang cukup besar antara muka air hulu dan hilir
pintu, akibatnya walaupun muka air kali Grindulu dan Jelok telah surut karena pembukaan terlalu kecil akibat berat
pintu, maka aliran menjadi lambat. Untuk mempercepat aliran oleh penduduk dengan cara melepas pintu-pintu
kelp tersebut. Untuk menanggulangi banjir pada sub sistem timur ini
antara lain dengan penggantian pintu-pintu klep otomatis dari bahan-bahan yang lebih ringan, pemasangan
pompa pengendali banjir dan penyempurnaan saluran drainasenya.
C . A ra ha n Ma na je m e n Re siko Be nc a na
Lo ng so r G e ra ka n Ta na h
Kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan tanah longsor, tidak diperkenankan untuk digunakan oleh kegiatan
budidaya apapun, karena dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan pada lereng kawasan ini dan menyebabkan
terjadinya bencana longsor. Untuk menguatkan tanah-tanah di kawasan ini, maka penggunaan lahannya adalah sebagai
kawasan hutan lindung. Namun usaha reboisasi dan mengembangkan ekosistem hutan ini tidak cukup dilakukan di
kawasan yang dinyatakan sebagai kawasan rawan longsor saja, namun daerah-daerah sekitarnya pun harus dijadikan
kawasan hutan lindung dengan fungsi sebagai kawasan penyangga
b uffe r zo ne .