Ka wa sa n pe runtuka n ind ustri, Ka wa sa n pe runtuka n p a riwisa ta , Ka wa sa n pe runtuka n p e rm ukim a n, Ka wa sa n a nd a la n, Ka wa sa n Ke se la m a ta n O p e ra si Pe ne rb a ng a n KKO P

R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 36 ™ Kawasan peruntukan hutan rakyat terbatas ditetapkan dengan kriteria memiliki faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah skor 125 seratus dua puluh lima sampai dengan 174 seratus tujuh puluh empat. ™ Kawasan peruntukan hutan rakyat tetap ditetapkan dengan kriteria memiliki faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah skor paling besar 124 seratus dua puluh empat. ™ Kawasan peruntukan hutan rakyat yang dapat dikonversi ditetapkan dengan kriteria memiliki faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah skor paling besar 124 seratus dua puluh empat; danatau merupakan kawasan yang apabila dikonversi mampu mempertahankan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

2. Ka wa sa n pe runtuka n huta n ra kya t,

ditetapkan dengan kriteria: ™ merupakan hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani dengan hak milik ™ didominasi komunitas tumbuhan tahunan. ™ wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan permukiman, pertanian, perkebunan, hutan rakyat, maupun kegiatan budidaya yang lain.

3. Ka wa sa n pe runtuka n p e rta nia n,

ditetapkan dengan kriteria: ™ memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian; ™ mendukung ketahanan pangan wilayah; danatau ™ dapat dikembangkan sesuai dengan tingkat ketersediaan air.

4. Ka wa sa n pe runtuka n p e rika na n,

ditetapkan dengan kriteria: ™ wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan penangkapan, budi daya, dan industri pengolahan hasil perikanan; danatau ™ tidak mengganggu kelestarian lingkungan hidup.

5. Ka wa sa n pe runtuka n p e rta m b a ng a n,

ditetapkan dengan kriteria: ™ memiliki sumber daya bahan tambang yang berwujud padat, cair, atau gas berdasarkan petadata geologi; ™ merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk pemusatan kegiatan pertambangan secara berkelanjutan; danatau ™ merupakan bagian proses upaya merubah kekuatan ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil.

6. Ka wa sa n pe runtuka n ind ustri,

ditetapkan dengan kriteria: ™ wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan industri; ™ tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup; danatau ™ tidak mengubah lahan produktif.

7. Ka wa sa n pe runtuka n p a riwisa ta ,

ditetapkan dengan kriteria: ™ memiliki objek dengan daya tarik wisata; danatau ™ mendukung upaya pelestarian budaya, keindahan alam, dan lingkungan.

8. Ka wa sa n pe runtuka n p e rm ukim a n,

ditetapkan dengan kriteria: ™ memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat di luar kawasan; danatau ™ memiliki kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas pendukung.

9. Ka wa sa n a nd a la n,

ditetapkan dengan kriteria: ™ Kawasan andalan berkembang ditetapkan dengan kriteria: a. memiliki prasarana berupa jaringan jalan, prasarana listrik, telekomunikasi, dan air baku, serta fasilitas penunjang kegiatan ekonomi kawasan; dan b. memiliki sektor unggulan yang sudah berkembang danatau sudah ada minat investasi. ™ Kawasan andalan prospektif berkembang ditetapkan dengan kriteria: a. memiliki prasarana berupa jaringan jalan, dan prasarana lainnya yang belum memadai; dan b. memiliki sektor unggulan yang potensial untuk dikembangkan.

10. Ka wa sa n Ke se la m a ta n O p e ra si Pe ne rb a ng a n KKO P

Pa ng ka la n Ud a ra TNI A U Iswa hyud i, ditetapkan dengan kriteria: ™ ruang udara yang ditetapkan untuk tujuan keselamatan operasi penerbangan. R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 37 Pe ta 5. 13 Re nc a na Ka wa sa n Pe runtuka n Huta n Pro d uksi 5 5 . . 3 3 . . 1 1 K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R U U N N T T U U K K A A N N H H U U T T A A N N P P R R O O D D U U K K S S I I Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Kawasan peruntukan hutan produksi merupakan kawasan hutan di luar kawasan hutan lindung. Jenis kayu hutan di Kabupaten Pacitan terdiri dari kayu jati, mahoni, pinus, akasia, sanakeling, dan lain- lain. Berdasarkan analisis kesesuaian lahan, arahan lokasi yang digunakan untuk kawasan peruntukan hutan produksi hingga tahun 2028 adalah hutan produksi yang telah berkembang saat ini, yaitu seluas 1.484,39 ha 1,07 dari luas total wilayah Kabupaten Pacitan, seperti pada tabel Luas Kawasan Hutan Produksi: Dalam kawasan peruntukan hutan produksi di Kecamatan Pacitan dan Nawangan telah dilakukan reskoring, sehingga sebagian kawasan peruntukan hutan produksi menjadi hutan lindung. Hutan produksi yang direskoring sehingga sebagian kawasannya menjadi hutan lindung tersebut adalah: 1. Hutan produksi di Kecamatan Pacitan pada petak 85d, 87a, 87c, 90b, dan petak 92a. 2. Hutan produksi di Kecamatan Nawangan pada petak 97a, 97b, 97c, 103a, 103b, 104, dan petak 105. R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 38 Perkembangan hutan produksi dapat dilakukan di tanah yang rusaktandus. Pada kawasan tersebut diperbolehkan adanya kegiatan dan bangunan secara terbatas dengan tetap memperhatikan fungsi perlindungan dibawahnya. Kemudian hutan produksi terbatas juga dikembangkan di kawasan karst seperti yang telah diuraikan pada bahasan terdahulu. Ta b e l 5. 6 Lua s Ka wa sa n Huta n Pro d uksi No Ke c a m a ta n Huta n Pro d uksi Ha Pe rse nta se 1. Donorojo 77,3 5.21 2. Punung 9,2 0.62 3. Pringkuku 377,1 25.40 4. Pacitan 241,75 16.29 5. Kebonagung - 0.00 6. Arjosari 81,5 5.49 7. Tegalombo 41,1 2.77 8. Nawangan 212,74 14.33 9. Bandar 409,4 27.58 10. Tulakan - 0.00 11. Ngadirojo 16,3 1.10 12. Sudimoro 18 1.21 TOTAL 1.484,39 100 Sumber: PT. Perhutani 5 5 . . 3 3 . . 2 2 K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R U U N N T T U U K K A A N N H H U U T T A A N N R R A A K K Y Y A A T T Sebagian besar hutan yang ada di Kabupaten Pacitan merupakan hutan rakyat, namun demikian kawasan peruntukan hutan rakyat tersebut berada pada kelerengan 40 yang pada umumnya dimanfaatkan untuk permukiman, pertanian, kebunarea hutan rakyat, maupun kegiatan budidaya yang lain. Kawasan dengan kemiringan 40 yang merupakan hutan rakyat yaitu seluas 65.951 Ha 47,45 dari luas total Kabupaten Pacitan. Oleh karena itu, kawasan dengan kemiringan lereng 40 ini memerlukan penanganan tersendiri tidak mutlak menjadi hutan lindung, karena lahannya dimiliki masyarakat. Kawasan peruntukan hutan rakyat dengan lokasi yang menyebar pada seluruh wilayah Kabupaten Pacitan. Sebaran lokasi dengan peruntukan lahan sebagai kawasan hutan lindung dan hutan rakyat dapat dilihat pada peta rencana kawasan hutan lindung dan hutan rakyat Peta 5.3. 5 5 . . 3 3 . . 3 3 K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R U U N N T T U U K K A A N N P P E E R R T T A A N N I I A A N N Kawasan peruntukan pertanian di Kabupaten Pacitan dengan luas 13.033 ha 9,38 dari luas wilayah Kabupaten Pacitan, meliputi pertanian dengan pengairan menggunakan irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi sederhana, irigasi desanon PU, dan tadah hujan tabel 5.7. Kawasan peruntukan pertanian yang menggunakan irigasi teknis berlokasi di Kecamatan Punung, Pacitan, Kebonagung, Arjosari, Tegalombo, Nawangan, Tulakang, dan Ngadirojo. Kawasan peruntukan pertanian yang menggunakan irigasi setengah teknis berlokasi di Kecamatan Donorojo, Punung, Pringkuku, Pacitan, Kebonagung, Arjosari, Tegalombo, Nawangan, Bandar, Tulakan, Ngadirojo, dan Sudimoro. Kawasan pertanian yang menggunakan irigasi sederhana berlokasi di Kecamatan Punung, Pringkuku, Pacitan, Arjosari, Tegalombo, Nawangan, Bandar, Tulakan, Ngadirojo, dan Sudimoro. Kawasan peruntukan pertanian yang menggunakan irigasi desanon PU berlokasi di Kecamatan Pringkuku, Pacitan, Kebonagung, Bandar, Tulakan, Ngadirojo, dan Sudimoro. Kawasan yang menggunakan sawah tadah hujan berlokasi di Kecamatan Donorojo, Punung, Pringkuku, Pacitan, Kebonagung, Arjosari, Tegalombo, Nawangan, Bandar, Tulakan, Ngadirojo, dan Sudimoro. Sesuai dengan Undang- Undang 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, ditetapkan mengenai lahan pertanian berkelanjutan dengan kriteria: 1. Lahan beririgasi; 2. Lahan reklamasi rawa pasang surut dan nonpasang surut lebak, dan atau; 3. Lahan tidak beririgasi. Perlindungan terhadap lahan pertanian pangan berkelanjutan dilakukan dengan berdasarkan perencanaan lahan pertanian pangan berkelanjutan yang dilakukan pada: 1. Kawasan pertanian pangan berkelanjutan; 2. Lahan pertanian pangan berkelanjutan; dan 3. Lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan. Penetapan lahan peretanian pangan bekerlanjutan dilakukan dengan: 1. Kawasan pertanian pangan berkelanjutan; 2. Lahan pertanian pangan berkelanjutan di dalam dan di luar kawasan pertanian pangan berkelanjutan; dan R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 39 Pe ta 5. 14 Re nc a na Ka wa sa n Pe runtuka n Pe rta nia n 3. Lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan di dalam dan di luar kawasan pertanian pangan berkelanjutan. Ta b e l 5. 7 Lua s Ka wa sa n Pe rta nia n No Ke c a m a ta n Lua s La ha n Pe rta nia n Irig a si Te knis Irig a si Se te ng a h te knis Irig a si Se d e rha na Irig a si De sa no n PU Ta d a h Huja n La innya 1. Donorojo - 8 - - 83 54 2. Punung 105 55 32 - 562 - 3. Pringkuku - 57 95 11 319 - 4. Pacitan 94 243 190 15 664 - 5. Kebonagung 155 251 - 787 575 - No Ke c a m a ta n Lua s La ha n Pe rta nia n Irig a si Te knis Irig a si Se te ng a h te knis Irig a si Se d e rha na Irig a si De sa no n PU Ta d a h Huja n La innya 6. Arjosari 246 303 86 - 240 - 7. Tegalombo 137 187 165 - 728 - 8. Nawangan 223 294 315 - 848 251 9. Bandar - 460 642 34 277 264 10. Tulakan 157 102 325 15 828 353 11. Ngadirojo 291 165 175 30 75 - 12. Sudimoro - 97 140 15 210 - TO TA L 1.408 2.222 2.165 907 5.409 922 Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 40 Kawasan peruntukan pertanian tersebut dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu budidaya tanaman pangan, holtikultura, buah-buahan, dan bio farmaka; budidaya, peruntukan peternakan; dan peruntukan perkebunan. A. Kawasan Tanaman Pangan dan Holtikultura, Buah- buahan, dan Bio Farmaka Kawasan budidaya tanaman pangan dan holtikultura dikelompokkan menjadi: kelompok palawija, kelompok hortikulturasayuran, kelompok pertanian padi sawah, kelompok buah-buahan, dan kelompok bio farmaka. Kawasan pengembangan palawija berada di lahan dataran rendah dengan kemiringan 15. Sedangkan kawasan pengembangan tanaman sayuran berada di lahan dataran tinggi dengan kemiringan 15 dan berhawa sejuk. Kawasan budidaya pertanian padi sawah berada di dataran datar sampai berombak, yang memilki sumber air mencukupi. Kelompok buah- buahan dan bio farmaka dikembangkan sesuai dengan kemampuan lahan. Kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan Tanaman pangan dan Holtikultura, Buah-buahan, dan Bio Farmaka adalah: a. Kecamatan Bandar, Nawangan, Tegalombo diunggulkan untuk pengembangan tanaman pepaya, sawo, nanas, jeruk, durian, jambu biji, rambutan, melinjo, manggis, nangka, alpukat, sirsak, belimbing, mangga, pisang, salak, sukun; jahe gajah bio farmaka. a. Kecamatan Ngadirojo, Sudimoro diunggulkan untuk pengembangan tanaman melinjo, durian, dukuh, pepaya, jeruk jambu biji, rambutan, sawo, nanas, manggis, nangka, alpukat, sirsak, belimbing, mangga, pisang, salak sukun; b. Kecamatan Pacitan diunggulkan untuk pengembangan tanaman melinjo. c. Kecamatan Punung, Donorojo, Pringkuku diunggulkan untuk pengembangan tanaman pepaya, sawo, nanas, jeruk, durian, jambu biji, rambutan, melinjo, manggis, nangka, alpukat, sirsak, belimbing, mangga, pisang, salak sukun. d. Kecamatan Kebonagung, Arjosari, Tulakan diunggulkan untuk pengembangan tanaman pepaya, sawo, nanas, jeruk, durian, jambu biji, rambutan, melinjo, manggis, nangka,alpukat, sirsak, belimbing. B. Kawasan Peruntukan Peternakan Kawasan peruntukan peternakan menyebar pada seluruh wilayah di Kabupaten Pacitan. Kawasan peruntukan peternakan dikelompokkan menjadi dua kawasan pengembangan, yaitu kawasan pengembangan ternak kerbau dan kawasan pengembangan ternak sapi, kambing, dan domba. Arahan pemilihan lokasi pengembangan kawasan ternak kerbau adalah di lahan dataran rendah, topografi datar 0-8, dekat sumber air dan banyak sumber hijauan pakan ternak. Daerah yang memenuhi kriteria tersebut adalah beberapa desa di Kecamatan Donorojo, Kecamatan Pacitan, Kecamatan Punung dan Kecamatan Pringkuku. Arahan pemilihan lokasi pengembangan kawasan peternakan sapi, kambing, dan domba adalah di lahan kering, hawanya tidak terlalu panas, banyak sumber hijauan pakan ternah dan bukan daerah endemis antrax. Daerah yang memenuhi kriteria tersebut adalah seluruh kecamatan di Kabupaten Pacitan, kecuali Kelurahan Sidoharjo, Kelurahan Ploso dan Desa Kembang Kecamatan Pacitan, serta Desa Plumbungan Kecamatan Kebonagung. C. Kawasan Peruntukan Perkebunan Kawasan peruntukan perkebunan menyebar pada seluruh kecamatan di Kabupaten Pacitan. Kawasan ini menempati lereng bergelombang hingga agak berbukit. Lokasi pengembangan kawasan perkebunan adalah meliputi seluruh wilayah Kabupaten Pacitan. Komoditi perkebunan yang ada dan sangat prospektif untuk dikembangkan dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu: a. tanaman semusim: kapas, b. tanaman tahunan: kelapa, panili, cengkeh, kopi, kakao. Lokasi pengembangan kawasan perkebunan: a. Kapas: Donorojo, Punung b. Kelapa, panili, getah pinus: Bandar, Ngadirojo c. Kelapa: Pacitan, Punung, Donorojo, Pringkuku, Kebonagung, Sudimoro, Arjosari R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 41 Pe ta 5. 15 Re nc a na Ka wa sa n Pe runtuka n Pe rika na n d. Panili: Nawangan, Sudimoro Getah pinus: Nawangan, Tegalombo e. Cengkeh: Kebonagung, Tegalombo, Nawangan, Tulakan, Bandar, Ngadirojo, Sudimoro f. Kopi: Kebonagung, Nawangan, Bandar, Ngadirojo g. Kakao: Kebonagung, Tulakan, Ngadirojo h. Untuk lebih jelasnya, penyebaran kawasan pertanian dapat dilihat pada peta Rencana Kawasan Pertanian. 5 5 . . 3 3 . . 4 4 K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R U U N N T T U U K K A A N N P P E E R R I I K K A A N N A A N N Kawasan peruntukan perikanan adalah kawasan tempat budidaya tambak, kolam, karamba, dan jala apung. Arahan Pemilihan lokasi Kawasan Budidaya Perikanan Air Payau terletak di pesisir pantai dan bukan ekosistem hutan bakau. Sedangkan lokasi kawasan Budidaya Air Tawar terletak pada daerah yang mempunyai potensi air yang cukup untuk usaha budidaya, topografi datar, tekstur tanah halus, kualitas air baik. R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 42 Kawasan peruntukan perikanan berlokasi di sebagian wilayah Kecamatan Pacitan, Kebonagung, Tulakan, Ngadirojo, Sudimoro, Punung, Donorojo, Arjosari, Pringkuku, Tegalombo dan Bandar. Pengembangan budidaya perikanan tambak juga dikembangkan disepanjang pantai Kabupaten Pacitan yang termasuk kedalam kawasan sempadan pantai yang termasuk kedalam daerah rawan tsunami. Sedangkan untuk wilayah tangkapan ikan laut terbagi atas dua kelompok wilayah, yaitu tangkapan ikan di wilayah perairan laut dangkal dan wilayah perairan laut dalam dengan kewenangan Pemerintah Kabupaten Pacitan 4 mil laut. Untuk lebih jelasnya, lokasi penyebaran kawasan perikanan dapat dilihat pada peta Rencana Kawasan Peruntukan Perikanan peta 5.15. 5 5 . . 3 3 . . 5 5 K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R U U N N T T U U K K A A N N P P E E R R T T A A M M B B A A N N G G A A N N Potensi bahan tambang dan galian di Kabupaten Pacitan mencapai 85 dari luas Kabupaten Pacitan. Namun dengan tingginya persentase luasan kawasan lindung di Pacitan, menyebabkan terbatasnya lokasi yang diperbolehkan untuk kegiatan tambang. Kawasan peruntukan pertambangan meliputi pertambangan mineral dan pertambangan batu bara. Pertambangan mineral meliputi: 1. Pertambangan mineral radioaktif, meliputi a. Uranium di Kecamatan Tulakan. 2. Pertambangan mineral logam, meliputi: a. Timah putih di Kecamatan Ngadirojo. b. Nikel di Kecamatan Ngadirojo. c. Timah hitam di Kecamatan Ngadirojo, Tulakan, Nawangan. d. Tembaga di Kecamatan Pacitan, Tegalombo, Tulakan, Ngadirojo. e. Seng di Kecamatan Ngadirojo, Tulakan, Tegalombo. f. Emas di Kecamatan Ngadirojo, Tegalombo, Punung, Arjosari, Pringkuku, Nawangan, Tulakan, Bandar. g. Pasir besi di Kecamatan Ngadirojo, Donorojo. h. Batu besi di Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Tegalombo. 3. Pertambangan mineral bukan logam, meliputi: a. Mangaan di Kecamatan Tegalombo, Nawangan, Bandar. b. Batu gamping di Kecamatan Tulakan, Ngadirojo, Pacitan, Kebonagung, Sudimoro. c. Dolomit di Kecamatan Kebonagung, Tulakan. d. Gypsum di Kecamatan Tegalombo, Nawangan. e. Bentonit di Kecamatan Donorojo, Punung, Tulakan, Pringkuku, Tegalombo. f. Kalsit di Kecamatan Pringkuku, Punung, Donorojo. g. Zeolit di Kecamatan Bandar. h. Oker di Kecamatan Bandar, Tegalombo, Tulakan. i. Phospat di Kecamatan Donorojo, Pringkuku, Ngadirojo. j. Pirophylit di Kecamatan Arjosari, Nawangan. k. Kaolin di Kecamatan Bandar, Punung, Tegalombo, Pringkuku, Arjosari. l. Feldspar di Kecamatan Sudimoro, Pacitan, Tulakan, Punung, Arjosari. m. Pasir kuarsa di Kecamatan Tegalombo, Ngadirojo, Donorojo, Pacitan. n. Toseki di Kecamatan Arjosari, Nawangan. o. Ball clay di Kecamatan Punung, Kebonagung, Tegalombo, Tulakan, Ngadirojo. p. Fosil kayu di sepanjang sungai di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan. q. Rijang di Kecamatan Punung, Ngadirojo. r. Kalsedonagate di sepanjang sungai di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan. s. Jasper di Kecamatan Donorojo, Tegalombo, Pacitan. t. Kristal kuarsa di Kecamatan Nawangan. u. Agat di Kecamatan Tegalombo. 4. Kawasan potensial pertambangan mineral batuan, meliputi: a. Batu pasir di Kecamatan Arjosari. b. Lempung tanah liat di Kecamatan Tegalombo, Tulakan, Pacitan, Kebonagung. c. Batuan beku di Kecamatan Nawangan, Ngadirojo, Pacitan, Tulakan, Bandar. d. Sirtu di sepanjang Sungai Grindulu, Brongkah, Pacitan, Watugaleng, Tumpuk, Guyangan, Lorok, Ngroto, Bawur. e. Marmer di Kecamatan Tulakan Kebonagung, Sudimoro. f. Trass di Kecamatan Kebonagung, Tulakan. 5. Pertambangan batu bara meliputi: a. Batubara di Kecamatan Tulakan Desa Jatigunung, Desa Gasang, dan Desa Kalikuning, Kebonagung Desa Ketepung, Punung Desa Mendolo Kidul. R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 43 Pe ta 5. 16 Re nc a na Ka wa sa n Pe runtuka n Pe rta m b a ng a n Saat ini kegiatan pertambangan di Kabupaten Pacitan telah mendapatkan ijin untuk beroperasi ada sebanyak 44 Lokasi yang menyebar di Kecamatan Pacitan, Kecamatan Arjosari, Kecamatan Tegalombo, Kecamatan Nawangan, Kecamatan Tulakan, Kecamatan Sudimoro, Kecamatan Pringkuku dan Kecamatan Kebonagung. 5 5 . . 3 3 . . 6 6 K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R U U N N T T U U K K A A N N I I N N D D U U S S T T R R I I Industri yang prospektif dikembangkan di Kabupaten Pacitan adalah industri yang mendukung kegiatan pertanian terutama di kawasan agropolitan, pariwisata, perikanan, pertambangan dan industri rumah tangga. Lokasi yang diperbolehkan untuk dibangun sebagai kawasan peruntukan industri adalah daerah yang memiliki kemiringan lereng sekitar 0-8 dari kecamatan-kecamatan berikut ini: a. Kecamatan Ngadirojo dan Sudimoro, dengan salah satu industri yang prospektif dikembangkan adalah industri produksi sale pisang dan batik tulis. b. Kecamatan Donorojo dengan salah satu industri yang prospektif dikembangkan adalah industri produksi sale pisang, produksi Batu AjiBatu Mulia, dan industri gula merah, pengolahan hasil tambang. R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 44 Pe ta 5. 17 Re nc a na Ka wa sa n Pe runtuka n Ind ustri c. Kecamatan Punung dengan salah satu industri yang prospektif dikembangkan adalah industri produksi sale pisang produksi mainan anak yang terbuat dari kayu jati, pengolahan hasil tambang. Kecamatan Kebonagung dengan salah satu industri yang prospektif dikembangkan adalah industri produksi sale pisang, produksi keramikgerabah seni dan industri gula merah d. Kecamatan Pacitan dan Ngadirojo dengan industri yang prospektif dikembangkan adalah industri produksi sale pisang, Batik Tulis, industri pengolahan ikan. e. Kecamatan Nawangan dengan salah satu industri yang prospektif dikembangkan adalah industri pendukung hasil pertanian dan produksi sale pisang serta produksi anyaman bambu. f. Kecamatan Arjosari dengan salah satu industri yang prospektif dikembangkan adalah industri pendukung hasil pertanian, pengolahan hasil tambang. Untuk lebih jelasnya, lokasi penyebaran industri dapat dilihat pada peta Rencana Kawasan Peruntukan Industri. R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 45 Pe ta 5. 18 Re nc a na Ka wa sa n Pe runtuka n Pa riwisa ta 5 5 . . 3 3 . . 7 7 K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R U U N N T T U U K K A A N N P P A A R R I I W W I I S S A A T T A A Kawasan ini merupakan kawasan yang berpotensi wisata seperti obyek wisata pantai, goa, sejarah dan arkheologis, budaya, dan obyek wisata pemandian sebagaimana telah disebutkan dalam Bab 2. Rencana perwilayahan kawasan pengembangan pariwisata di Kabupaten Pacitan adalah: 1. Kawasan Pengembangan Pariwisata KPP A Pusat pelayanan terletak di Kecamatan Punung, dengan cakupan wilayah Kecamatan Donorojo, Punung bagian barat, Pringkuku bagian barat. Dengan tema pengembangan wisata: “Kelautan dan Ekowisata AlamEkowisata Karst” 2. Kawasan Pengembangan Pariwisata KPP B Pusat pelayanan terletak di Kecamatan Pacitan, dengan cakupan wilayah Kecamatan Pacitan, Punung bagian timur, Pringkuku bagian timur, Arjosari bagian barat, Kebonagung sebagian kecil wilayah barat. Dengan tema pengembangan wisata “Kelautan, Budaya, and Wisata Kota 3. Kawasan Pengembangan Pariwisata KPP C R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 46 Pusat pelayanan terletak di Kecamatan ngadirojo, dengan cakupan wilayah Kecamatan kebonagung, Sudimoro, Tegalombo bagian selatan, Arjosari bagian selatan dan timur, Tulakan, Ngadirojo, serta Pacitan sebagian kecil wilayah timur. Dengan tema pengembangan wisata “Kelautan, Alam, dan Wisata Budaya”. 4. Kawasan Pengembangan Pariwisata KPP D Pusat pelayanan terletak di Kecamatan Nawangan, dengan cakupan wilayah Kecamatan Nawangan, Tegalombo bagian utara, Bandar, dan Arjosari bagian utara. Dengan tema pengembangan wisata “Benda- Benda Buatan Manusia, Wisata Sejarah, dan Agrowisata ” . Untuk jelasnya dapat dilihat peta Rencana Pengembangan Kawasan pariwisata. 5 5 . . 3 3 . . 8 8 K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R U U N N T T U U K K A A N N P P E E R R M M U U K K I I M M A A N N Rencana kawasan peruntukan permukiman di Kabupaten Pacitan saat ini berkembang mengikuti struktur jalan di Kabupaten Pacitan, dan diprediksikan akan tetap seperti itu permukiman dengan luas 16.253,31 ha 11,69 dari luas wilayah Kabupaten Pacitan. Kawasan permukiman adalah suatu kawasan yang dimanfaatkan untuk tempat tinggal dan kegiatan masyarakatnya. Arahan Pemilihan lokasi Kawasan Permukiman untuk Kabupaten Pacitan adalah memiliki bentuk wilayah relatif datar lereng15, tidak ada bahaya banjir, ada sumber air bersih dan terdapat sarana dan prasarana jalan. Kecamatan yang diarahkan akan dikembangkan sebagai daerah permukiman hingga tahun 2028 adalah Kecamatan Pacitan, Kecamatan Sudimoro dengan adanya kegiatan PLTU, serta lokasi sepanjang jalan Kecamatan Pringkuku, Kecamatan Punung dan Kecamatan Ngadirojo. Namun demikian tidak menutup kemungkinan pengembangan permukiman di sekitar permukiman yang telah ada. Permukiman dibagi menjadi dua kelompok, yaitu permukiman perdesaan dan permukiman perkotaan. Permukiman perkotaan merupakan permukiman yang sebagian besar kegiatannya bukan pertanian dan ini terletak di Kecamatan Pacitan. Permukiman lainnya selain Kecamatan Pacitan, saat ini merupakan permukiman pedesaan. Namun hingga tahun 2028 diperkirakan ada beberapa kecamatan yang permukimannya akan bergeser menjadi permukiman perkotaan, diantaranya adalah permukinan disepanjang jalur kolektor primer. Selain itu juga diperkirakan adanya desa-desa yang akan tumbuh pesat akibat adanya pembangunan Jalan Lintas Selatan JLS yaitu desa-desa yang dilalui oleh JLS. Permukiman pedesaan sebagian besar tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Pacitan dengan pengelompokan skala kecil. Permukiman pedesaan yang tersebar di wilayah Kabupaten Pacitan lokasinya menyebar yang disebabkan terbatasnya lahan di Kabupaten Pacitan yang dapat atau layak digunakan sebagai permukiman. Penyebaran lokasi permukiman pedesaan, juga menyebabkan permukiman pedesaan tidak dapat dilayani prasarana permukiman secara merata. Pemenuhan pelayanan prasarana bagi permukiman pedasaan dilakukan dengan alternatif penggunaan teknik yang lebih sederhana. Lokasi permukiman dapat dilihat pada peta rencana kawasan permukiman. Hal lain yang perlu diperhatikan pada masa mendatang adalah, seiring dengan semakin berkembangnya pembangunan, maka perlu penyediaan ruang untuk kegiatan sektor informal, terutama di kawasan perkotaan dan ibukota kecamatan. 5 5 . . 3 3 . . 9 9 K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R U U N N T T U U K K A A N N L L A A I I N N N N Y Y A A

5. 3. 9. 1 Kawasan Andalan