A ra ha n Zo na Re siko Be nc a na Ba njir

R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 25 Langkah-langkah pengamanan kawasan cagar budaya di Kabupaten Pacitan, diantaranya: 1. Pengelolaan kawasan cagar budaya sesuai dengan tujuan perlindungannya masing-masing, 2. Pelarangan dilakukannya kegiatan budidaya apapun, kecuali kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan wisata budaya yang tidak mengubah fungsinya, bentang alam, kondisi penggunaan lahan, bentuk dan arsitektur bangunan serta ekosistem alami yang ada, 3. Melindungi dan mencegah terjadinya pencurian atau pengrusakan terhadap situs-situs peninggalan sejarah, 4. Pemberdayaan masyarakat yang berada di sekitar kawasan cagar budaya untuk secara aktif menjaga dan memelihara seni tradisional dan peninggalan sejarah yang ada 5. Untuk memberikan jaminan hukum terhadap upaya perlindungan kawasan-kawasan cagar budaya perlu dilakukan kegiatan inventarisasi dan penetapan kawasan perkampungan tua dengan Peraturan Bupati 5 5 . . 2 2 . . 4 4 P P E E N N G G E E L L O O L L A A A A N N K K A A W W A A S S A A N N R R A A W W A A N N B B E E N N C C A A N N A A A A L L A A M M

5. 2. 4. 1 Arahan Zona Resiko Bencana Alam

A . A ra ha n Zo na Re siko Be nc a na G e m p a Kawasan Koridor Pansela Jawa yang merupakan bagian dari Lempeng Eurasia di bagian utara garis equator mempunyai potensi zona tumbukan subduktif aktif dengan Lempeng Indo-Australia di bagian selatan garis equator di Samudera Hindia. Potensi tumbukan ini dapat menimbulkan gempa tektonik mengingat gerakan alami lempeng menuju garis equator sebagai akibat gaya sentrifugal putaran bola bumi. Daerah Kabupaten Pacitan yang berada di atas lempeng India-Australia kondisinya saat ini sangat rapat karena mendapat tekanan dari lempeng Eropa-Asia. Kondisi lempeng Jawa Selatan yang rapat dan tertekan itu sewaktu-waktu bisa patah sehingga menimbulkan gempa. Berdasarkan hal tersebut maka seluruh wilayah Kabupaten Pacitan termasuk kedalam kawasan rawan gempa bumi dan perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang managemen resiko bencana dengan mitigasi bencana.

B. A ra ha n Zo na Re siko Be nc a na Ba njir

Bahaya bencana banjir selain merupakan bahaya bencana yang disebabkan oleh proses alamiah siklus air, juga banyak dipengaruhi oleh perbuatan manusia dalam mengolah alam dan sumberdayanya yang menyebabkan keseimbangan ekosistem dan alam menjadi tidak stabil. Salah satu penyebab terjadinya banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Pacitan adalah adanya perilaku merusak vandalism yang dilakukan oleh manusia antara lain pengrusakan hutan, kawasan penyangga dan daerah aliran sungai mengakibatkan siklus air yang secara alami terjadi menjadi tidak seimbang antara run off dan serapan serta antara hulu dan hilir yang mengakibatkan bencana banjir dan juga tanah longsor. Titik-titik rawan kejadian banjir di wilayah Kabupaten Pacitan sangat erat kaitannya dengan keberadaan sungai - sungai utama yang ada yaitu Sungai Baksoko, Sungai Lorog, Sungai Pagotan, Sungai Bawur dan terutama Sungai Grindulu. Sungai yang sering mengalami banjir dalam DAS Grindulu adalah Grindulu Hilir, Asem Gandok dan Kebonagung. Di Kecamatan Pacitan, wilayah yang dilalui oleh Kali Bengkal dan Kali Tani yang merupakan anak Sungai Grindulu juga termasuk sebagai Kawasan Rawan Banjir. Daerah yang masuk kedalam kawasan rawan banjir adalah Kecamatan Arjosari, Pacitan dan Kebonagung. Desa-desa yang termasuk daerah rawan banjir adalah Kelurahan Baleharjo, Desa Sirnoboyo, Desa Kembang, Desa Mentoro, Desa Semanten, Desa Banjarsari, Desa Gembong, Desa Arjosari, Desa Jatimalang, Desa Mlati, Desa Gayuhan, Desa Cangkring, Desa Cokrokembang, Desa Bogoharjo, Desa Hadiwarno dan Desa Hadiluwih. Saat ini penggunaan lahan di kawasan rawan banjir di Kabupaten Pacitan adalah sebagai kawasan permukiman. Penggunaan lahan di Kawasan yang rawan banjir direncanakan tidak akan berubah, namun untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya banjir adalah dengan meningkatkan luasan ruang hutan kota dan kawasan terbuka hijau, terutama di daerah hulu, guna meningkatkan penyerapan air hujan kedalam tanah dan meminimalkan air limpasan run off, serta dengan melakukan pengembangan sistem prasarana drainase. R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 26 Pe ta 5. 11 Ka wa sa n Ra wa n Ba njir Di Kabupaten Pacitan, ada daerah yang belum mengalami banjir namun berpotensi untuk mengalami banjir selain lokasi- lokasi yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu daerah yang memiliki kemiringan lahan yang landai sekitar 0-8. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya banjir di masa yang akan datang maka daerah resapan air perlu dipertahankan dan dengan perencanaan sistem drainase harus dilakukan sesuai dengan perkembangan wilayah. C . A ra ha n Zo na Re siko Be nc a na Lo ng so r G e ra ka n Ta na h Sesuai dengan pembahasan terdahulu, kawasan yang memiliki kerawanan terhadap bencana longsor ditetapkan penggunaan lahannya sebagai hutan lindung. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar tanah disekitar daerah rawan longsor menjadi lebih stabil karena diikat oleh akar-akar tumbuhan. Adapun kawasan rawan tanah longsor di Kabupaten Pacitan merupakan daerah yang memiliki kemiringan lahan lebih dari 40. Daerah yang termasuk kedalam kawasan tanah longsor adalah Kecamatan Arjosari Desa Mangunharjo dan Desa Temon, Kecamatan Tegalombo Desa Kebondalem, Desa Ngreco, Desa Tegalombo, Desa Puncangombo bagian Utara, dan Desa Gedangan, Desa Sendang Kecamatan Donorojo, dan Desa Sidoharjo Kecamatan Pacitan. R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 27 D. A ra ha n Zo na Re siko Be nc a na Tsuna m i Tsunami merupakan gelombang pasang yang disebabkan oleh gempa bumi atau longsoran di lereng dasar laut. Gelombang pasang semacam ini bisa melanda daerah pantai sampai puluhan meter tingginya dan ratusan hingga ribuan meter jauhnya dari pantai, sehingga menyapu dan merusak segala apa yang ada di pantai dan di daratan. Kabupaten Pacitan terletak di jalur gempa tektonik yang pada akhirnya akan menimbulkan tsunami memanjang di sepanjang pantai selatan Jawa. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa pantai Selatan Kabupaten Pacitan merupakan kawasan rawan bencana tsunami tinggi. Untuk itu penggunaan dan pengembangan lahan di sepanjang pantai Kabupaten Pacitan harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat meminimalkan dampak yang akan terjadi jika ada tsunami. Sesuai dengan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur 2005-2020, pantai di Kabupaten Pacitan dimasukan kedalam daerah bahaya I satu terhadap bencana tsunami sehingga ketentuan pengaturan sempadan harus memperhatikan bahaya tsunami. Adapun kecamatan yang merupakan kawasan rawan bencana tsunami dan perlu diatur penggunaan lahannya adalah wilayah pantai di bagian selatan Kecamatan Donorojo, Kecamatan Pringkuku, Kecamatan Pacitan, Kecamatan Kebonagung, Kecamatan Tulakan, Kecamatan Ngadirojo dan Kecamatan Sudimoro Lokasi yang diarahkan penggunaan lahannya sebagai bahaya I tsunami adalah seluruh pantai yang terletak di Kabupaten Pacitan bagian Selatan dengan kemiringan lahan yang landai sekitar 0-15. Pantai-pantai tersebut berada di bagian Selatan beberapa kecamatan berikut ini: Pantai Klayar di Kecamatan Donorojo, Pantai Watukarung dan Pantai Srau di Kecamatan Pringkuku, Pantai Tamperan dan Pantai Telengria di Kecamatan Pacitan, Pantai Bakung dan Pantai Wawaran di Kecamatan Kebonagung, Pantai Jetak di Kecamatan Tulakan, Pantai Sidomulyo dan Pantai Taman di Kecamatan Ngadirojo serta Pantai Ngobyok di Kecamatan Sudimoro. Wilayah yang dilalui sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan masuk kedalam kawasan rawan tsunami adalah sebagai berikut: 1. Wilayah Subdas Baksoko, terdiri atas Desa Sendang Kecamatan Donorojo, Desa Watukarung dan Desa Dersono Kecamatan PringkukuWilayah Subdas Grindulu, terdiri atas Kelurahan Ploso, Desa Kembang, Desa Sirnoboyo, Kelurahan Baleharjo dan Kelurahan Sidoharjo Kecamatan Pacitan. 2. Wilayah Subdas Pagotan, terdiri atas Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo, Desa Padi Kecamatan Tulakan 3. Wilayah Subdas Lorog, terdiri atas Desa Hadiwarno, Desa Hadiluwih dan Desa Tanjungpuro Kecamatan Ngadirojo 4. Wilayah Subdas Bawur, terdiri atas Desa Sukorejo Kecamatan Sudimoro.

5. 2. 4. 2 Arahan Manaj emen Resiko Bencana