R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N
5 - 20
d. penjagaan kelestarian nilai, dan fungsi hutan serta lingkungannya ;
e. penjagaan mutu, nilai, dan kegunaan hutan ; B. Kegiatan yang terkait dengan usaha mencegah dan
menanggulangi gangguan manusia terhadap hutan dilakukan meliputi kegiatan:
a. perencanaan pengamanan hutan; b. penyusunan organisasi pengamanan hutan;
c. penyediaan sarana dan prasarana; d. pengamanan secara preventif dan atau represif;
e. sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan;
f. meningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan hutan;
g. melakukan pengawasan dan pengendalian; C. Kegiatan yang terkait dengan usaha mencegah dan
menanggulangi gangguan ternak terhadap hutan dilakukan :
a. penunjukan lokasi penggembalaan ; b. pencarian lokasi penggembalaan ternak yang lebih
menguntungkan masyarakat ; c. pencarian alternatif mata pencaharian masyarakat
5. 2. 1. 2 Pengelolaan Kawasan Karst
Kawasan Karst diartikan sebagai wilayah singkapan batuan karbonat batu gamping dan dolomit yang
telah dan sedang mengalami gejala karstifikasi akibat pelarutan oleh air. Wilayah Karst Pacitan Barat yang
terletak di wilayah Selatan – Barat merupakan kawasan Karst kelas 1, sehingga di wilayah ini tidak boleh
dilakukan kegiatan pertambangan dan ditetapkan sebagai area konservasi. Karena sifat yang dimilikinya,
maka kawasan yang memiliki perbukitan kars mutlak tidak bisa dilakukan eksploitasi dan diperlakukan
sebagai kawasan konservasi. Kawasan lindung karst di wilayah Kabupaten Pacitan
saat ini sudah banyak yang dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya pertanian dan hutan rakyat. Agar
kawasan lindung karst tidak menjadi lebih terganggu ekosistemnya, maka arahan pola pengelolaan kawasan
karst di Kabupaten Pacitan adalah: a. Mengembalikan fungsi kawasan karst sebagai
kawasan penyimpan cadangan air tanah dengan melakukan reboisasi dan mengembangkan
penggunaan utama lahan di kawasan ini adalah ekosistem hutan lindung;
b. Untuk merubah fungsi dari pertanian menjadi kawasan lindung, maka perlu dilakukan pembinaan
terhadap petani untuk menerapkan sistem pertanian konservasi
c. Potensi ekonomi kawasan karst masih dapat diberdayakan secara terbatas tanpa merusak
fungsinya secara keseluruhan; d. Untuk mempertahankan fungsi lindung, hendaknya
pengembangan infrastruktur di kawasan karst dibatasi.
e. Mengembangkan kawasan karst sebagai obyek wisata budaya, serta flora dan fauna khas bernilai
ekologi f. Permukiman pedesaan yang saat ini berada di
kawasan ini diupayakan untuk tidak melakukan perkembangan. Disinsentif perlu diberikan dengan
meminimalkan pelayanan infrastuktur permukiman.
5 5
. .
2 2
. .
2 2
P P
E E
N N
G G
E E
L L
O O
L L
A A
A A
N N
K K
A A
W W
A A
S S
A A
N N
P P
E E
R R
L L
I I
N N
D D
U U
N N
G G
A A
N N
S S
E E
T T
E E
M M
P P
A A
T T
5. 2. 2. 1 Pengelolaan Kawasan Sempadan Pantai
Berdasarkan ketentuan yang berlaku, yang dimaksud dengan kawasan lindung sempadan pantai adalah 100
m diukur dari garis pantai pada saat titik pasang tertinggi ke arah darat. Untuk kawasan pesisir bukan
pantai yaitu pesisir berupa tebing dengan ketinggian tebing minimal 10 m, sempadan pantai yang berlaku
juga 100 m untuk menjaga kemungkinan terjadinya longsor.
Namun pantai di Kabupaten Pacitan dimasukan ke dalam daerah bahaya I satu terhadap bencana
tsunami. Agar kawasan pantai terlindung dari gelombang tsunami dan juga dari gangguan kegiatan
yang mengganggu kelestarian fungsi pantai, maka penggunaan lahan di kawasan sempadan pantai di
Kabupaten Pacitan dibagi menjadi tiga zona, yaitu zona kawasan mangrove dan vegetasi pantai di sisi terluar,
disusul dengan zona perikanantambak, dan zona perkebunan. Pengembangan ekosistem mangrove dan
tanaman lain memiliki fungsi lain yaitu menjaga kelestarian fungsi pantai dan mengembangkan
kegiatan ekonomi wilayah pesisir. Perkecualian untuk daerah pantai yang sudah digunakan untuk
R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N
5 - 21
pertahanan dan keamanan serta fasilitas umum penangkapan perikanan masih dapat dipertahankan
namun tetap ada pembatasan didalam pengembangannya.
Untuk wilayah pantai barat Pacitan, yang sepanjang pantai sudah ditumbuhi tanaman sebagai Green Belt,
sehingga ditetapkan sebagai daerah kawasan lindung dengan batasan lebar 50 m dari tepi hutan menghadap
ke arah pantai atau lebar 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan
yang diukur dari garis surut terendah dan titik pasang tertinggi, tidak boleh ada perubahan guna lahan di
kawasan ini. Adapun pengelolaan sempadan pantai di sepanjang
wilayah selatan Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut:
a. Diusulkan pengembangan kegiatan pariwisata pantai dan laut, namun dengan perencanaan yang
mempertimbangkan faktor keselamatan dari kemungkinan terjadinya bencana tsunami.
b. Pembatasan pengembangan infrastruktur disepanjang kawasan ini guna mengendalikan
perkembangan wilayah di sepanjang pantai. c. Kegiatan yang mengakibatkan pengurangan
imp o und
areal mangrove harus dihentikan atau dialihkan dengan kegiatan lain yang tidak
mengakibatkan pengrusakan. d. Kegiatan yang dapat dikembangkan di pantai yang
memiliki hutan bakau adalah tempat pemijahan ikanudang, filter pencemar, dan penahan
ombakarus laut e. Kawasan hutan mangrove yang terdegradasi perlu
dilakukan rehabilitasi dengan memperhatikan zonasi vegetasi mangrove.
f. Penggunaan lahan terbatas dapat dilakukan di kawasan lindung sempadan pantai dalam bentuk
pembangunan pelantar atau dermaga, TPI, fasilitas pelayanan umum lainnya yang mendukung
kegiatan pariwisata dan kegiatan penangkapan ikan.
g. Penanaman vegetasi pantai seperti keben, ketapang, cemara laut, waru laut, dll disepanjang
pantai sebagai upaya perlindungan dari bencana tsunami.
5. 2. 2. 2 Pengelolaan Kawasan Sempadan Sungai