2. 1. 2 Pengelolaan Kawasan Karst 2. 2. 1 Pengelolaan Kawasan Sempadan Pantai

R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 20 d. penjagaan kelestarian nilai, dan fungsi hutan serta lingkungannya ; e. penjagaan mutu, nilai, dan kegunaan hutan ; B. Kegiatan yang terkait dengan usaha mencegah dan menanggulangi gangguan manusia terhadap hutan dilakukan meliputi kegiatan: a. perencanaan pengamanan hutan; b. penyusunan organisasi pengamanan hutan; c. penyediaan sarana dan prasarana; d. pengamanan secara preventif dan atau represif; e. sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan; f. meningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan hutan; g. melakukan pengawasan dan pengendalian; C. Kegiatan yang terkait dengan usaha mencegah dan menanggulangi gangguan ternak terhadap hutan dilakukan : a. penunjukan lokasi penggembalaan ; b. pencarian lokasi penggembalaan ternak yang lebih menguntungkan masyarakat ; c. pencarian alternatif mata pencaharian masyarakat

5. 2. 1. 2 Pengelolaan Kawasan Karst

Kawasan Karst diartikan sebagai wilayah singkapan batuan karbonat batu gamping dan dolomit yang telah dan sedang mengalami gejala karstifikasi akibat pelarutan oleh air. Wilayah Karst Pacitan Barat yang terletak di wilayah Selatan – Barat merupakan kawasan Karst kelas 1, sehingga di wilayah ini tidak boleh dilakukan kegiatan pertambangan dan ditetapkan sebagai area konservasi. Karena sifat yang dimilikinya, maka kawasan yang memiliki perbukitan kars mutlak tidak bisa dilakukan eksploitasi dan diperlakukan sebagai kawasan konservasi. Kawasan lindung karst di wilayah Kabupaten Pacitan saat ini sudah banyak yang dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya pertanian dan hutan rakyat. Agar kawasan lindung karst tidak menjadi lebih terganggu ekosistemnya, maka arahan pola pengelolaan kawasan karst di Kabupaten Pacitan adalah: a. Mengembalikan fungsi kawasan karst sebagai kawasan penyimpan cadangan air tanah dengan melakukan reboisasi dan mengembangkan penggunaan utama lahan di kawasan ini adalah ekosistem hutan lindung; b. Untuk merubah fungsi dari pertanian menjadi kawasan lindung, maka perlu dilakukan pembinaan terhadap petani untuk menerapkan sistem pertanian konservasi c. Potensi ekonomi kawasan karst masih dapat diberdayakan secara terbatas tanpa merusak fungsinya secara keseluruhan; d. Untuk mempertahankan fungsi lindung, hendaknya pengembangan infrastruktur di kawasan karst dibatasi. e. Mengembangkan kawasan karst sebagai obyek wisata budaya, serta flora dan fauna khas bernilai ekologi f. Permukiman pedesaan yang saat ini berada di kawasan ini diupayakan untuk tidak melakukan perkembangan. Disinsentif perlu diberikan dengan meminimalkan pelayanan infrastuktur permukiman. 5 5 . . 2 2 . . 2 2 P P E E N N G G E E L L O O L L A A A A N N K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R L L I I N N D D U U N N G G A A N N S S E E T T E E M M P P A A T T

5. 2. 2. 1 Pengelolaan Kawasan Sempadan Pantai

Berdasarkan ketentuan yang berlaku, yang dimaksud dengan kawasan lindung sempadan pantai adalah 100 m diukur dari garis pantai pada saat titik pasang tertinggi ke arah darat. Untuk kawasan pesisir bukan pantai yaitu pesisir berupa tebing dengan ketinggian tebing minimal 10 m, sempadan pantai yang berlaku juga 100 m untuk menjaga kemungkinan terjadinya longsor. Namun pantai di Kabupaten Pacitan dimasukan ke dalam daerah bahaya I satu terhadap bencana tsunami. Agar kawasan pantai terlindung dari gelombang tsunami dan juga dari gangguan kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi pantai, maka penggunaan lahan di kawasan sempadan pantai di Kabupaten Pacitan dibagi menjadi tiga zona, yaitu zona kawasan mangrove dan vegetasi pantai di sisi terluar, disusul dengan zona perikanantambak, dan zona perkebunan. Pengembangan ekosistem mangrove dan tanaman lain memiliki fungsi lain yaitu menjaga kelestarian fungsi pantai dan mengembangkan kegiatan ekonomi wilayah pesisir. Perkecualian untuk daerah pantai yang sudah digunakan untuk R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 21 pertahanan dan keamanan serta fasilitas umum penangkapan perikanan masih dapat dipertahankan namun tetap ada pembatasan didalam pengembangannya. Untuk wilayah pantai barat Pacitan, yang sepanjang pantai sudah ditumbuhi tanaman sebagai Green Belt, sehingga ditetapkan sebagai daerah kawasan lindung dengan batasan lebar 50 m dari tepi hutan menghadap ke arah pantai atau lebar 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan yang diukur dari garis surut terendah dan titik pasang tertinggi, tidak boleh ada perubahan guna lahan di kawasan ini. Adapun pengelolaan sempadan pantai di sepanjang wilayah selatan Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut: a. Diusulkan pengembangan kegiatan pariwisata pantai dan laut, namun dengan perencanaan yang mempertimbangkan faktor keselamatan dari kemungkinan terjadinya bencana tsunami. b. Pembatasan pengembangan infrastruktur disepanjang kawasan ini guna mengendalikan perkembangan wilayah di sepanjang pantai. c. Kegiatan yang mengakibatkan pengurangan imp o und areal mangrove harus dihentikan atau dialihkan dengan kegiatan lain yang tidak mengakibatkan pengrusakan. d. Kegiatan yang dapat dikembangkan di pantai yang memiliki hutan bakau adalah tempat pemijahan ikanudang, filter pencemar, dan penahan ombakarus laut e. Kawasan hutan mangrove yang terdegradasi perlu dilakukan rehabilitasi dengan memperhatikan zonasi vegetasi mangrove. f. Penggunaan lahan terbatas dapat dilakukan di kawasan lindung sempadan pantai dalam bentuk pembangunan pelantar atau dermaga, TPI, fasilitas pelayanan umum lainnya yang mendukung kegiatan pariwisata dan kegiatan penangkapan ikan. g. Penanaman vegetasi pantai seperti keben, ketapang, cemara laut, waru laut, dll disepanjang pantai sebagai upaya perlindungan dari bencana tsunami.

5. 2. 2. 2 Pengelolaan Kawasan Sempadan Sungai