Konseling dan Tes HIV Sukarela

- Dukungan materialbantuan finansial - Dukungan gizibantuan dan arahan nutrisi Keempat prongpilar tersebut secara nasional dikoordinir dan dijalankan oleh pemerintah serta dapat dilaksanakan oleh institusi kesehatan swasta dan lembaga swadaya masyarakat Depkes, 2005. Strategi pelaksanaan secara umum dimulai dari 1 pemberian profilaksis kepada ibu hamil, 2 proses melahirkan melalui operasi caesar, 3 pemberian ASI eksklusif tiga bulan atau diberikan pengganti ASI. Kalau tidak ada tindakan intervensi, maka 15-30 persen bayi akan terinfeksi KPAN, 2007. Dari strategi tersebut, secara khusus, program PMTCT memiliki 4 sasaran yakni: 1 mencegah agar para wanita usia reproduktif tinggi tidak terinfeksi HIV. 2 Kalau ada pasien dengan HIV positif, diharapkan pasien tidak hamil. 3 Jika terlanjur ibu dengan HIV terlanjur hamil, maka ada program PMTCT untuk menangani 4 secara khusus, supaya anak yang di lahirkan tidak terinfeksi HIV

2.6.3 Konseling dan Tes HIV Sukarela

Konseling HIV menjadi salah satu komponen dari pelayanan kesehatan ibu dan anak dan layanan keluarga berencana di tiap jenjang pelayanan kesehatan. Penatalaksanaan konseling dan tes HIV sukarela pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi mengikuti Pedoman Nasional Konseling dan Tes HIV Sukarela Depkes RI, 2007. Tes HIV sangat penting karena perempuan yang tidak tahu bahwa mereka HIV positif tidak bisa mendapatkan manfaat dari intervensi jika tidak melakukan tes. Pada tahun 2009 diperkirakan 125 juta wanita hamil di negara berpenghasilan rendah Universitas Sumatera Utara dan menengah sudah melakukan tes HIV. Namun masih banyak wanita yang menolak untuk diuji karena takut menerima kenyataan jika hasil tes positif karena dapat mengancam jiwa mereka atau karena mereka tidak percaya bahwa hasil mereka akan tetap dirahasiakan, serta ketakutan akan stigma dan diskriminasi menyusul hasil positif yang diterima. WHO, 2010 Tes HIV termasuk ke dalam aktivitas prong 2 pada rangkaian upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi secara komprehensif. Keputusan untuk mengikuti tes melakukan aktifitas di prong 2 akan mempengaruhi tindakan pada prong selanjutnya. Tes HIV dilakukan kepada semua ibu hamil routine HIV testing di seluruh rumah sakit rujukan ODHA Orang dengan HIV AIDS yang telah ditetapkan pemerintah. Ibu hamil menjalani konseling dan diberikan kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV atau tidak. Di daerah prevalensi HIV tinggi yang tidak terdapat layanan pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi, untuk menentukan faktor-faktor risiko ibu hamil digunakan beberapa kriteria, seperti memiliki penyakit menular seksual, berganti-ganti pasangan pengguna narkoba, dan lain-lain. Layanan tes HIV dipromosikan dan dimungkinkan bagi laki-laki dan perempuan yang merencanakan untuk memiliki bayi. Pada tiap jenjang pelayanan kesehatan yang memberikan konseling dan tes HIV sukarela dalam paket pelayanan kesehatan ibu dan angka dan layanan keluarga berencana, harus terdapat tenaga petugas yang mampu memberikan konseling sebelum dan sesudah tes HIV Depkes RI, 2007. Universitas Sumatera Utara

2.7. Kerangka Konsep