Tingkat Ketersediaan Sarana Pelayanan Kesehatan

responden 68,1 menyatakan tidak tahu. Adapun responden yang menyatakan tidak dan tidak tahu merupakan responden yang sebelumnya menjawab tidak ada dan tidak tahu untuk pertanyaan mengenai apakah tersedia sarana untuk mendukung upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke janin di daerah tempat ibu tinggal. Hasil penelitian pada tabel 4.28 juga menunjukkan bahwa tidak ada sarana lain seperti mobile klinik karena 41 responden 45,1 menyatakan tidak pernah ada dan 50 responden 54,9 menyatakan tidak tahu, demikian juga dengan LSM, sebanyak 22 responden 24,2 menyatakan tidak pernah dan 69 responden 75,8 menyatakan tidak tahu untuk jawaban mengenai pernyataan apakah ibu pernah difasilitasi oleh LSM yang bergerak dalam pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi termasuk diberikan informasi terkait HIV. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti berpendapat bahwa sarana yang tersedia kurang maksimal dalam memberikan pelayanan termasuk informasi mengenai bahaya HIV dan pencegahannya kepada responden yang dalam hal ini adalah ibu rumah tangga yang berdomisili di Kelurahan Tanjung Morawa Pekan, Kecamatan Tanjung Morawa. Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak dalam bidang ini sebaiknya bisa merangkul bidang KIA di Puskesmas untuk bersama-sama menggerakkan program Posyandu dalam mencegah penularan HIV dari ibu ke janin. Hal ini terkait juga dengan program bidang KIA yaitu pencegahan penularan HIV kepada ibu dan bayi

5.2.2. Tingkat Ketersediaan Sarana Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan perhitungan jumlah skor yang didapat dari pernyataan responden pada pengukuran ketersediaan sarana pelayanan kesehatan, maka tingkat ketersediaan Universitas Sumatera Utara sarana pelayanan kesehatan selanjutnya dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang. Tingkat ketersediaan sarana pelayanan kesehatan dapat dilihat pada tabel 4.23, paling banyak ada pada kategori kurang yaitu 62 responden 68,1, kategori cukup sebanyak 19 responden 20,9 dan kategori baik sebanyak 10 responden 11,0. Menurut Notoatmodjo 2007, sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat terdiri dari rumah sakit, puskesmas, pustu, poliklinik, posyandu, polindes, praktek dokterbidan swasta, dan sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, diketahui bahwa jenis sarana yang tersedia yaitu puskesmas, klinik, dan praktek bidan swasta. Untuk mewujudkan sikap menjadi sebuah tindakan diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas sarana pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu diperlukan sarana yang baik untuk mendukung suatu tindakan yang baik. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sarana yang kurang kemungkinan akan mengakibatkan tindakan responden berada pada kategori kurang dalam mencegah penularan HIV dari ibu ke janin. 5.3. Faktor Penguat 5.3.1 Dukungan Petugas Kesehatan Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.30 tentang penyataan petugas kesehatan selalu berada di tempat pada jam kerja ketika Anda datang ke pelayanan kesehatan untuk memperoleh informasi, sebanyak 65 responden 71,4 menyatakan ya dan 26 responden 28,6 menyatakan tidak. Berdasarkan penyataan petugas kesehatan memberi informasi tentang pencegahan penularan HIV dari ibu ke janin Universitas Sumatera Utara sesuai dengan yang dibutuhkan, sebanyak 25 responden 27,5 menyatakan ya dan 66 responden 72,5 menyatakan tidak. Peneliti berpendapat bahwa banyaknya responden yang menjawab tidak diakibatkan responden sendiri kurang bertanya kepada petugas kesehatan, sehingga petugas kesehatan dinilai tidak memberikan informasi. B egitu juga halnya dengan penyataan “Petugas kesehataan mendampingi Anda dan memberi penjelasan yang Anda butuhkan dalam melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi di puskesmas”, Peneliti berpendapat bahwa banyaknya responden yang menjawab tidak juga diakibatkan responden kurang bertanya kepada petugas kesehatan, sehingga petugas kesehatan juga dinilai tidak memberikan informasi. Oleh sebab itu, bukan hanya petugas kesehatan yang dinilai kurang memberikan informasi secara langsung, akan tetapi responden juga harus memunculkan keinginan dari dalam diri untuk mendapatkan informasi dan penjelasan. Berdasarkan penyataan petugas kesehatan sering melakukan kegiatan penyuluhan tentang HIV dan perkembangannya., sebanyak 13 responden 14,3 menyatakan ya dan 78 responden 85,7 menyatakan tidak. Sebagian besar responden berpendapat bahwa responden jarang mendapatkan informasi diadakannya penyuluhan. Namun beberapa responden yang aktif di PKK dan posyandu mengatakan bahwa mereka pernah mengikuti penyuluhan tentang HIV karena diundang untuk mengikuti kegiatan tersebut. Universitas Sumatera Utara

5.3.2. Tingkat Dukungan Petugas Kesehatan