kerja. Pembagian brosur yang menarik di tempat yang strategis mungkin bisa menjadi salah satu alternatif untuk menyebarkan informasi mengenai topik ini.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.39 tentang tindakan untuk mencegah suami terinfeksi HIV, sebanyak 6 responden 6,6 memberi 3 jawaban, 4 responden
4,4 memberi 2 jawaban, 44 responden 48,4 memberi 1 jawaban dan 37 responden 40,7 tidak memberi jawaban. Jawaban yang tersedia adalah
mengingatkan suami agar tidak berperilaku seks berisiko, memberi informasi yang benar kepada suami tentang HIVAIDS, dan mengajak suami ikut serta
memeriksakan kesehatan ke pelayanan kesehatan yang ada jika terdapat kelainan pada tubuh yang mirip dengan gejala terinfeksi HIV. Jawaban yang paling banyak
dipilih adalah mengingatkan suami agar tidak berperilaku seks berisiko. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.41 diketahui bahwa sebanyak 38
responden 41,8 menyatakan pernah membicarakan tentang masalah kesehatan reproduksi dengan suami dan 53 responden 58,2 menyatakan tidak pernah dan
sebanyak 60 responden 65,9 menyatakan pernah mendiskusikan perencanaan kehamilan dan penggunaan alat kontrasepsi yang tepat dengan suami dan 31
responden 34,1 menyatakan tidak pernah, dapat dilihat pada tabel 4.43.
5.4.2 Tingkat Tindakan Responden
Berdasarkan perhitungan jumlah skor yang didapat dari pernyataan responden pada pengukuran tindakan, maka tingkat tindakan responden terhadap pencegahan
penularan HIV dari ibu ke janin selanjutnya dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu tindakan baik, cukup dan kurang. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.44 di atas
dapat disimpulkan bahwa tindakan responden terhadap pencegahan penularan HIV
Universitas Sumatera Utara
dari ibu ke janin paling banyak ada pada kategori kurang yaitu 67 responden 73,6, kategori cukup sebanyak 16 responden 17,6 dan kategori baik sebanyak 8
responden 8,8. Pada kerangka konsep sebelumnya peneliti menggambarkan secara sistematis
bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk bertindak. Faktor predisposisi yaitu pengetahuan, sikap dan variabel demografi akan mempengaruhi
tindakan responden. Sebelumnya telah diperoleh hasil bahwa pengetahuan responden mengenai pencegahan penularan HIV dari ibu ke janin berada pada kaegori kurang,
namun sikap responden masuk pada kategori cukup. Tidak semua pengetahuan yang baik menghasilkan sikap yang baik dan tidak
semua pengetahuan yang buruk menghasilkan sikap yang buruk karena sikap dalam kehidupan sehari
– hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial Wahid, 2007.
Walaupun sikap responden berada pada kategori cukup, nyatanya tindakan responden berada pada kategori kurang. Dari hasil penelitian, peneliti berpendapat
bahwa sikap tersebut belum tentu diwujudkan menjadi tindakan karena masih ada faktor lain yang mempengaruhi seseorang untuk bertindak, yaitu faktor pendukung
dan faktor pendorong. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tingkat ketersediaan sarana, dukungan petugas kesehatan, dan dukungan suami berada pada
kategori kurang. Hasil penelitian mengenai tindakan diperoleh tindakan responden terhadap pencegahan penularan HIV dari ibu ke janin paling banyak ada pada
kategori kurang yaitu 67 responden 73,6, kategori cukup sebanyak 16 responden 17,6 dan kategori baik sebanyak 8 responden 8,8.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan