Sikap Responden Pengetahuan Tentang Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Janin

Hasil penelitian tabel 4.22. dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden mengenai pencegahan penularan HIV dari ibu ke janin masih kurang karena dapat dilihat bahwa pengetahuan responden yang terbanyak adalah kategori kurang yaitu 56 responden 61,5, kategori cukup sebanyak 25 responden 27,5 dan kategori baik sebanyak 10 responden 11,0. Jika pengetahuan seseorang berada pada kategori kurang, ,maka sulit untuk menyadarkan seseorang tersebut untuk bertindak. Perlu dilakukan tahapan-tahapan pemberian informasi kepada responden agar pengetahuan tersebut dapat lebih ditingkatkan agar dapat memasuki tahapan selanjutnya dari sebuah pengetahuan sehingga responden kemudian akan memiliki tindakan yang baik. Pada penelitian ini, peneliti juga berpendapat bahwa karakteristik responden bukan hanya menjadi faktor predisposisi untuk bertindak, namun juga ikut mempengaruhi pengetahuan responden terutama variabel umur dan pendidikan. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa ibu dengan pendidikan Diploma, dan Sarjana lebih tinggi tingkat pengetahuannya tentang HIV jika dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan lebih rendah. Hal ini dapat dilihat pada data statistik di lampiran. Namun untuk lebih memastikannya dibutuhkan penelitian lanjutan untuk melihat hubungan antar variabel tersebut.

5.1.4. Sikap Responden

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan pada tabel 4.26 diketahui bahwa terdapat 91 responden yang telah diberikan pernyataan berupa sikap mereka terhadap pencegahan penularan HIV dari ibu ke janin yang dinilai dari sikap setuju dan tidak setuju. Berdasarkan penyataan bahwa HIVAIDS merupakan masalah Universitas Sumatera Utara kesehatan yang berbahaya, seluruh responden menyatakan setuju 100. Sikap ini dinilai baik karena ini adalah pertanyaan pertama tentang sikap yang diberikan kepada responden untuk mengetahui pandangan atau persepsi mereka secara umum mengenai permasalahan HIVAIDS ini. Karena sikap merupakan reaksi emosional dan merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus, sikap belum merupakan suatu tindakan tapi merupakan predisposisi tindakan seseorang. Sikap responden yang setuju terhadap pernyataan ini belum tentu menggambarkan tindakan yang baik dari responden. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan pada tabel 4.27 diketahui bahwa sikap responden tentang pernyataan bahwa responden mempunyai kemungkinan tertular HIV, sebanyak 11 responden 12,1 menyatakan setuju dan 80 responden 87,9 menyatakan tidak setuju. Dari proses wawancara dan dibuktikan dengan hasil pada tabel tersebut, 80 responden dengan yakin mengucapkan bahwa mereka tidak mungkin terinfeksi HIV karena mereka merasa bahwa mereka adalah perempuan baik – baik yang jauh dari perilaku menyimpang. Ketika disinggung tentang bagaimana perilaku suami, responden juga merasa bahwa suami mereka juga tidak akan berperilaku menyimpang. Hal tersebut mengakibatkan sebanyak 36 responden 39,6 merasa bahwa mereka tidak terlalu penting untuk mencari informasi tentang HIVAIDS. Ada hal lain yang lebih menjadi prioritas bagi responden untuk dilakukan. Kesibukan bekerja menjadi salah satu faktor penghambat untuk meluangkan waktu, baik itu pekerjaan di luar rumah tangga, maupun di dalam rumah tangga. Namun demikian, sebanyak 55 responden 60,4 menyatakan setuju terhadap pentingnya mencari informasi tentang Universitas Sumatera Utara HIVAIDS, dapat dilihat pada tabel 4.27. Hal yang perlu digarisbawahi adalah sikap tersebut belum tentu sesuai dengan tindakan yang dilakukan. Berdasarkan sikap responden tentang pernyataan jika mencegah agar tidak terinfeksi penyakit menular seksual berarti responden juga telah mencegah terinfeksi HIV, sebanyak 71 responden 78,0 menyatakan setuju dan 20 responden 22,0 menyatakan tidak setuju. Dan sebanyak 47 responden 51,6 menyatakan setuju dan 44 responden 48,4 menyatakan tidak setuju untuk pernyataan ketika responden terinfeksi Penyakit Menular Seksual, maka perlu mengajak suami untuk ikut memeriksakan diri. Responden menyebutkan bahwa sulit untuk mengajak suami untuk ikut memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan karena suami sibuk bekerja sehingga 44 responden menyatakan tidak setuju. Hal itu dapat dibuktikan dengan pernyataan bahwa sangat sulit mengajak suami memeriksakan kesehatan reproduksi bersama ke pelayanan kesehatan, sebanyak 67 responden 73,6 menyatakan setuju dan 24 responden 26,4 menyatakan tidak setuju. Berdasarkan sikap responden tentang pernyataan bahwa penting untuk mendiskusikan perencanaan kehamilan dan penggunaan alat kontrasepsi yang tepat dengan suami., sebanyak 79 responden 86,8 menyatakan setuju dan 12 responden 13,2 menyatakan tidak setuju. 12 responden yang menyatakan tidak setuju karena suami mereka sibuk bekerja sehingga mereka lebih memilih untuk mendiskusikannya dengan bidan. Hal ini sejalan juga dengan pernyataan bahwa responden dan suami perlu mendiskusikan tindakan persalinan yang tepat bagi Anda dan janin ketika akan melahirkan., sebanyak 68 responden 74,7 menyatakan setuju dan 23 responden 25,3 menyatakan tidak setuju. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan sikap responden tentang pernyataan bahwa responden perlu mengingatkan suami untuk berperilaku seks yang aman contohnya setia pada satu pasangan seksual , sebanyak 49 responden 53,8 menyatakan setuju dan 42 responden 46,2 menyatakan tidak setuju. Ada beberapa alasan yang dikemukakan oleh responden yang merasa tidak penting untuk mengingatkan suaminya, yang pertama bahwa masalah ini merupakan masalah yang tabu dan sangat sensitif sehingga responden takut untuk mengingatkan suaminya. Yang kedua karena suami mereka dapat menjaga dirinya sendiri dan yang ketiga, responden merasa sudah percaya kepada suaminya bahwa suaminya tidak akan berperilaku seks menyimpangdengan wanita lain. Berdasarkan sikap responden tentang pernyataan bahwa mengikuti test HIV tidak memberi keuntungan apapun untuk ibu terinfeksi HIV maupun janin, sebanyak 47 responden 51,6 menyatakan setuju, namun sebanyak 44 responden 48,4 menyatakan tidak setuju. Padahal, tes HIV termasuk ke dalam aktivitas prong 2 pada rangkaian upaya pencegahan penularan HIV dari ibu terinfeksi HIV ke bayi secara komprehensif. Keputusan untuk mengikuti tes melakukan aktifitas di prong 2 akan mempengaruhi tindakan pada prong selanjutnya. Test HIV tentunya akan sangat memberi keuntungan bagi ibu maupun janin, namun masih banyak responden yang belum dapat memahaminya. Demikian juga hal nya dengan pernyataan bahwa tindakan test HIV secara sukarela penting dilakukan oleh semua ibu rumah tangga, sebanyak 59 responden 64,8 menyatakan setuju dan 32 responden 35,2 menyatakan tidak setuju. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan sikap responden tentang pernyataan bahwa jika sudah mengetahui tentang bahaya infeksi HIV maka perlu untuk menganjurkan teman- teman atau tetangga Anda untuk mencegah diri terinfeksi HIV seperti setia dengan satu pasangan seksual, sebanyak 83 responden 91,2 menyatakan setuju dan 8 responden 8,8 menyatakan tidak setuju. Responden yang tidak setuju mengungkapkan bahwa diantara mereka sangat jarang membahas permasalahan HIV sehingga merasa tabu dan sensitif termasuk untuk sekedar menganjurkan.

5.1.5. Tingkat Sikap Responden