Definisi Strategi Pelaksanaan PMTCT

e. Penyakit mulut pada bayi Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi bisa dikurangi dari 25 – 45 menjadi 2 jika: a. Saat dalam kandungan, diberikan obat ARV b. Saat persalinan, dilakukan layanan persalinan yang aman operasi caesar c. Pemberian makanan pada bayi yang lahir dari ibu HIV positif dengan cara yang tepat

2.6. Prevention of Mother to Child Transmission PMTCT HIVAIDS

2.6.1. Definisi

Definisi atau pengertian dari pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi yang dikandungnya atau yang popular dalam istilah bahasa Inggris Prevention of Mother to Child HIV Transmission PMTCT merupakan upaya untuk mencegah HIV pada perempuan serta mencegah penularan HIV dari ibu hamil ke bayi Maryunani, 2009.

2.6.2. Strategi Pelaksanaan PMTCT

Menurut WHO, pencegahan yang efektif dari ibu-ke-anak PMTCT memerlukan tiga lapisan strategi, yaitu : 1. Mencegah infeksi HIV di kalangan calon orang tua. 2. Melakukan tes HIV dan intervensi pencegahan lain yang tersedia di layanan yang berkaitan dengan kesehatan seksual seperti perawatan antenatal dan postpartum. 3. Menghindari kehamilan yang tidak diinginkan di antara perempuan HIV positif, memberikan konseling yang tepat dan dukungan bagi perempuan yang Universitas Sumatera Utara hidup dengan HIV untuk memungkinkan mereka membuat keputusan tentang kehidupan reproduksi mereka. WHO mengupayakan 4 prongpilar untuk mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu ke bayi, yang dilaksanakan secara komprehensif yaitu: 1. Pencegahan penularan HIV kepada perempuan usia reproduksi Prong 1. Aktifitas di prong 1 disebut juga dengan aktifitas pencegahan primer yang bertujuan untuk menghindari penularan HIV pada perempuan usia reproduktif. Kegiatan-kegiatan antara lain: a. Menyebarluaskan informasi Komunikasi Informasi EdukasiKIE tentang HIVAIDS - Meningkatkan kesadaran perempuan tentang bagaimana cara menghindari penularan HIV dan IMS - Menjelaskan manfaat dari konseling dan tes HIV secara sukarela b. Mengadakan penyuluhan HIVAIDS secara kelompok Peer Group Education - Mempelajari tentang pengurangan risiko penularan HIV dan IMS termasuk penggunaan kondom - Bagaimana bernegosiasi seks aman penggunaan kondom dengan pasangan c. Mobilisasi masyarakat - Melibatkan petugas lapangan Kader PKK, bidan, dan lain-lain untuk memberikan informasi pencegahan HIV dan IMS Universitas Sumatera Utara d. Konseling untuk perempuan negatif HIV - Ibu hamil yang hasil tes nya negatif perlu didukung agar status dirinya tetap negatif - Menganjurkan agar pasangannya menjalani tes HIV e. Layanan yang bersahabat untuk pria - Layanan yang bersahabat untuk pria sehingga mudah diakses oleh suamipasangan ibu hamil. - Mengadakan kegiatan kunjungan pasangan 2. Pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan terinfeksi HIV Prong 2. Aktifitas di prong 2 antara lain : a. Mengadakan KIE tentang HIVAIDS dan praktek seks yang aman b. Menjalankan konseling dan tes HIV sukarela untuk pasangan c. Melakukan upaya pencegahan dan pengobatan Infeksi Menular Seksual IMS d. Melakukan promosi kondom e. Menganjurkan ibu HIV positif mengikuti Keluarga Berencana yang tepat f. Senantiasa menerapkan kewaspadaan universal Universal Access g. Membentuk dan menjalankan layanan rujukan 3. Pencegahan penularan HIV dari ibu hamil terinfeksi HIV ke bayi yang dikandungnya, aktifitasnya antara lain: a. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang komprehensif meliputi layanan pra persalinan, pasca persalinan serta kesehatan anak. Universitas Sumatera Utara b. Layanan konseling dan tes HIV secara sukarela Ibu hamil HIV positif perlu mendapatkan konseling sehubungan dengan keputusannya sendiri untuk melahirkan bayi secara operasi seksio caesaria ataupun persalinan normal c. Pemberian obat Antiretriviral - Protokol pemberian ARV mrngikuti Pedoman Nasional Pengobatan ARV di Indonesia CD4Limfosit - Untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi, semua ibu hamil diberi ARV pencegahan tanpa melihat CD4Limfosit - Pemberian ARV melalui jalur RS Rujukan ODHA d. Konsultasi tentang makanan bayi Menurut rekomendasi dari WHO dan UNICEF, bagi ibu yang HIV positif, maka nutrisi bayi yang direkomendasikan adalah pengganti ASI dengan syarat pengganti ASI tersebut harus mudah diterima,mudah dilakukan, terjangkau, berkelanjutan, dan aman penggunaannya. Pemberian ASI eksklusif hanya diizinkan untuk jangka pemberian yang singkat. e. Layanan persalinan yang aman operasi caesar Untuk mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke bayi yang terjadi pada saat persalinan, maka operasi seksio caesaria berencana sebelum saat persalinan tiba atas dasar pilihan, bukan karena tindakan emergensi akan dapat menghindari bayi terkena kontak dengan darah Universitas Sumatera Utara dan lendir ibu. Operasi ini akan mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke bayi sebesar 50 hingga 66. 4. Pemberian dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu terinfeksi HIV beserta bayi dan keluarganya. Aktifitasnya antara lain : a. Perawatan medis - Pengobatan ARV jangka panjang - Pengobatan gejala penyakitnya, pengobatan profilaksis, pengobatan infeksi oportunistik - Perawatan paliatif - Bantuan pemeriksaan kondisi kesehatan termasuk CD4 atau kadar HIVVL - Layanan klinik dari rumah sakit yang bersahabat jika anak sakit b. Dukungan psikologis - Konseling; penyuluhan kepada anggota keluarga tentang cara pencegahan penularan HIV - Dukungan dari pasangan - Dukungan spiritual dari pemuka agama - Dampingan sahabat - Dukungan masyarakat c. Dukungan HAM Hak Azasi Manusia dan Hukum - Mengurangi stigmadiskriminasi - Dukungan teman-teman sesama HIV positif d. Dukungan sosioekonomis Universitas Sumatera Utara - Dukungan materialbantuan finansial - Dukungan gizibantuan dan arahan nutrisi Keempat prongpilar tersebut secara nasional dikoordinir dan dijalankan oleh pemerintah serta dapat dilaksanakan oleh institusi kesehatan swasta dan lembaga swadaya masyarakat Depkes, 2005. Strategi pelaksanaan secara umum dimulai dari 1 pemberian profilaksis kepada ibu hamil, 2 proses melahirkan melalui operasi caesar, 3 pemberian ASI eksklusif tiga bulan atau diberikan pengganti ASI. Kalau tidak ada tindakan intervensi, maka 15-30 persen bayi akan terinfeksi KPAN, 2007. Dari strategi tersebut, secara khusus, program PMTCT memiliki 4 sasaran yakni: 1 mencegah agar para wanita usia reproduktif tinggi tidak terinfeksi HIV. 2 Kalau ada pasien dengan HIV positif, diharapkan pasien tidak hamil. 3 Jika terlanjur ibu dengan HIV terlanjur hamil, maka ada program PMTCT untuk menangani 4 secara khusus, supaya anak yang di lahirkan tidak terinfeksi HIV

2.6.3 Konseling dan Tes HIV Sukarela