kehamilan yang tidak diinginkan pada perempuan dengan HIV positif. Pernyataan yang paling sering dipilih oleh responden adalah pemeriksaan kehamilan secara rutin
dan teratur. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menilai bahwa responden jarang
memperoleh informasi tentang program pencegahan penularan HIV dari ibu ke janin, Masih banyak responden yang belum mengetahui tentang test HIV sukarela,
melakukan operasi caesar pada ibu yang sudah terinfeksi HIV sebagai tindakan untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke janin dan tentang konsep penggunaan kondom
sebagai alat kontrasepsi sekaligus untuk mencegah penularan HIV. Hanya 22 responden yang pernah mendengar tentang program tersebut, hal tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.22. Adapun sumber responden memperoleh informasi tersebut yaitu Puskesmas, klinik, dari ibu PKK, dan dari bidan.
5.1.3. Tingkat Pengetahuan Responden
Notoatmodjo 2005, menyebutkan bahwa pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya. Waktu penginderaan sampai pengetahuan dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan dibagi menjadi beberapa tahapan
yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Jika dikembalikan lagi pada kerangka konsep, pengetahuan merupakan faktor
predisposisi yang mendorong seseorang untuk bertindak. Faktor predisposisi yang baik akan mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang baik, begitu juga
sebaliknya, faktor predisposisi yang buruk atau kurang akan membuat tindakan
menjadi buruk atau kurang.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian tabel 4.22. dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden mengenai pencegahan penularan HIV dari ibu ke janin masih kurang karena dapat
dilihat bahwa pengetahuan responden yang terbanyak adalah kategori kurang yaitu 56 responden 61,5, kategori cukup sebanyak 25 responden 27,5 dan kategori baik
sebanyak 10 responden 11,0. Jika pengetahuan seseorang berada pada kategori kurang, ,maka sulit untuk
menyadarkan seseorang tersebut untuk bertindak. Perlu dilakukan tahapan-tahapan pemberian informasi kepada responden agar pengetahuan tersebut dapat lebih
ditingkatkan agar dapat memasuki tahapan selanjutnya dari sebuah pengetahuan sehingga responden kemudian akan memiliki tindakan yang baik.
Pada penelitian ini, peneliti juga berpendapat bahwa karakteristik responden bukan hanya menjadi faktor predisposisi untuk bertindak, namun juga ikut
mempengaruhi pengetahuan responden terutama variabel umur dan pendidikan. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa ibu dengan pendidikan Diploma, dan Sarjana lebih
tinggi tingkat pengetahuannya tentang HIV jika dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan lebih rendah. Hal ini dapat dilihat pada data statistik di lampiran.
Namun untuk lebih memastikannya dibutuhkan penelitian lanjutan untuk melihat hubungan antar variabel tersebut.
5.1.4. Sikap Responden