Inspeksi Visual Asam Asetat IVA

75 menggunakan mikroskop. Proses ini nantinya dapat melihat apakah sel-sel ini nantinya merupakan sel yang normal ataukah sel-sel yang abnormal. 10. Jika proses pemeriksaan di laboraturium patologi sudah selesai, maka akan diketahui apakah pasien memiliki sel normal pada leher rahim maupun rahimnya atau tidak. Dari pihak klinik akan memberikan laporan tertulis mengenai normal tidaknya kondisi sel di leher rahim dan rahim pasien untuk selanjutnya dapat dilakukan proses lanjutan jika memang hasilnya mengatakan ada ketidaknormalan sel pada serviks pasien. Kelebihan pap smear dibandingkan dengan IVA adalah tingkat keakuratan hasil tesnya, dimana akurasi pap smear 85-90 sedangkan IVA 70-75 Kumpulan Info Kanker Serviks 2014, diakses pada 5 Agustus 2016.

3.8.2. Inspeksi Visual Asam Asetat IVA

Metode lain yang digunakan untuk mendeteksi dini kanker serviks di Klinik Manda adalah IVA. IVA merupakan metode deteksi dini kanker serviks dengan mengoleskan asam asetat cuka ke dalam leher rahim. Bila terdapat lesi kanker, maka akan terjadi perubahan warna menjadi agak keputihan pada leher rahim yang diperiksa. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks. Tes IVA dapat dilakukan di klinik bidan ataupun di puskesmas terdekat yang menyediakan pelayanan tes IVA dengan harga yang terjangkau dan relatif murah yaitu Rp.30.000,- bahkan gratis. IVA dilakukan hanya untuk deteksi dini, jika terlihat tanda yang mencurigakan, maka metode deteksi lainnya yang lebih lanjut harus Universitas Sumatera Utara 76 dilakukan. Metode tersebut memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan pap smear yang selama ini lebih populer. Adapun beberapa keunggulan metode IVA dibandingkan pap smear adalah sebagai berikut : 1. Tidak memerlukan alat tes laboraturium yang canggih alat pengambil sampel jaringan, preparat, regen, mikroskop, dan lain sebagainya. 2. Tidak memerlukan teknisi laboraturium khusus untuk pembacaan hasil tes. 3. Hasilnya langsung diketahui, tidak memakan waktu berminggu-minggu. 4. Sensitivitas IVA dalam mendeteksi kelainan leher rahim lebih tinggi daripada pap smear sekitar 75 meskipun dari segi kepastian lebih rendah dari pap smear sekitar 85. 5. Biayanya sangat murah bahkan gratis bila dilakukan di puskesmas terdekat. IVA adalah metode yang lebih mudah, sederhana dan mampu terlaksana sehingga skrinning dapat dilakukan dengan cakupan yang lebih luas. Dengan demikian,diharapkan temuan kanker serviks dini bisa lebih banyak karena kemampuan IVA dalam mendeteksi dini kanker serviks telah dibuktikan oleh berbagai penelitian kedokteran. Mengkaji masalah penanggulangan kanker serviks yang ada di Indonesia dan adanya pilihan metode yang mudah diujikan berbagai negara membuat metode IVA layak dipilih sebagai metode skrinning alternatif untuk kanker serviks. Pertimbangan tersebut didasarkan oleh pemikiran bahwa metode skrinning IVA mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 77 1. Mudah, praktis dan mampu terlaksana. 2. Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, bukan hanya di dokter obginekologi sehingga bisa dilakukan oleh bidan di setiap tempat pemeriksaan kesehatan ibu. 3. Alat-alat yang dibutuhkan sangat sederhana. 4. Metode IVA sesuai untuk pusat pelayanan kesehatan yang sederhana. Untuk melaksanakan IVA, dibutuhkan tempat dan alat seperti berikut : 1. Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi posisi telentang dengan mengangkat kedua kaki dan ditarik ke atas abdomen perut. 2. Bangsaltempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi litotomi. 3. Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks. 4. Spekulum vagina. 5. Asam asetat 3-5 6. Swab-lidi berkapas. 7. Sarung tangan. Dalam hal ini, ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan dalam pemeriksaan IVA. Berikut adalah beberapa kategori yang dapat dipergunakan pada pemeriksaan IVA : 1. IVA negatif yang merupakan serviks normal. 2. IVA radang, yakni serviks dengan radang servisitis atau kelainan jinak lainnya polip serviks. 3. IVA positif, yakni apabila ditemukan bercak putih aceto white ephitelium. Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrinning kanker serviks dengan IVA Universitas Sumatera Utara 78 karena temuan ini mengarah pada diagnosis serviks prakanker dysplasia ringan sedang, berat atau kanker serviks stadium satu. 4. IVA kanker serviks. Tahap ini berupaya untuk penurunan temuan stadium kanker serviks sehingga masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks, yakni ditemukan pada stadium invasif dini stadium IB-IIA. Metode IVA dilakukan dengan beberapa cara. Adapun cara kerja IVA adalah sebagai berikut : 1. Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien akan mendapat penejelasan mengenai prosedur yang akan dijalankan. Privasi dan kenyamanan sangat penting dalam pemeriksaan ini. 2. Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi. 3. Vagina pasien akan dilihat secara visual apakah ada kelainan atau tidak dengan bantuan pencahayaan yang cukup. 4. Spekulum akan dibasuh dengan air hangat dan dimasukkan ke vagina pasien secara tertutup, kemudian dibuka untuk melihat leher rahim. 5. Bila terdapat banyak cairan di leher rahim, dipakai kapas steril basah untuk menyerapnya. 6. Dengan menggunakan pipet atau kapas, larutan asam asetat 3-5 diteteskan ke leher rahim. Dalam waktu kurang lebih 1 menit, reaksinya pada leher rahim sudah dapat dilihat. Bila warna leher rahim berubah menjadi keputih-putihan, kemungkinan positif terdapat kanker. Asam asetat berfungsi untuk menimbulkan dehidrasi sel yang Universitas Sumatera Utara 79 membuat pengumpalan protein sehingga sel kanker yang kepadatan berprotein tinggi berubah warna menjadi putih. Tentu saja ada keraguan pada metode yang lebih sederhana seperti IVA, namun telah dibuktikan pada beberapa penelitian bahwa metode IVA cukup sensitif dan spesifik dalam upaya skrinning kanker serviks, sebagaimana hasil temuan kajian yang telah dilakukan di Indonesia Alodokter 2015, diakses pada 16 Juli2016.

3.9. Pengalaman Informan melakukan Pap Smear