17
Health Belief Model merupakan model kognitif yang artinya perilaku individu dipengaruhi oleh proses kognitif dalam dirinya. Berikut adalah ilustrasi
faktor yang mempengaruhi health belief model dan komponennya:
a.Komponen Health Belief Model
Health belief model memiliki enam komponen yaitu:
1. Kerentanan Terhadap Penyakit
Kepercayaan seseorang atau individu dengan menganggap bahwa setiap orang memiliki risiko rentan terhadap penyakit tertentu sehingga ia akan mencari
pertolongan medis dengan melakukan upaya pencegahan preventif dan deteksi dini terhadap penyakit tersebut.
Contohnya seorang wanita percaya kalau semua wanita tanpa memandang usia dan gaya hidup, berpotensi terkena kanker serviks. Selain itu, Ia percaya bahwa
perilaku tertentu yang dilakukan oleh seorang wanita seperti sering bergonta-ganti pasangan seksual menjadi penyebab terinfeksinya virus HPV yang menyebabkan
kanker serviks. Dalam penelitian ini, Ibu Eka Yulianti yang melakukan pap smear percaya bahwa dirinya didiagnosa positif terkena kanker serviks karena ia melakukan
perilaku tertentu seperti berganti-ganti pasangan seksual dan merokok.
2. Keparahan Penyakit
Kepercayaan subyektif individu terhadap keparahan penyakit tertentu yang akan ia terima atau rasakan apabila melakukan perilaku atau tindakan tertentu sehingga ia
menghindari perilaku tidak sehat agar tidak sakit. Contohnya wanita percaya bahwa kanker serviks adalah penyakit berbahaya dan mematikan sehingga wanita
Universitas Sumatera Utara
18
menghindari aktifitas dan hal-hal yang dapat menyebabkan kanker serviks, salah satunya merokok dapat menyebabkan kanker serviks, maka untuk mencegah penyakit
tersebut, wanita dilarang untuk merokok. Dalam penelitian ini, Ibu Susilawati yang melakukan IVA melakukan pencegahan kanker serviks dengan mengkonsumsi obat-
obatan herbal anti kanker setiap harinya.
3. Untung dan Rugi Mengetahui Jenis Penyakit Yang Diderita
Kepercayaan individu terhadap keuntungan dan kerugian dari metode yang disarankan untuk mengurangi risiko penyakit dan mengetahui jenis penyakit yang
dideritanya. Individu yang sadar akan keuntungan dan kerugian deteksi dini penyakit untuk mengetahui jenis penyakit yang mungkin dideritanya akan terus melakukan
perilaku sehat seperti medical check up rutin. Contoh lain adalah wanita percaya bahwa melakukan pap smear dan IVA dapat melindungi diri dari kanker serviks.
Mereka akan mendapat keuntungan karena mengikuti pap smear dan IVA untuk mencegah dan mendeteksi dini gejala kanker serviks. Dalam penelitian ini, Ibu
Ernawati yang melakukan pap smear mengaku bahwa banyak sekali manfaat yang ia dapatkan dengan melakukan pap smear yaitu untuk membersihkan kuman-kuman
yang terdapat di vagina dan serviks serta untuk mendeteksi dini kemungkinan gejala- gejala kanker serviks.
4. Contoh atau Panutan Untuk Bertindak
Adanya contoh atau panutan yang telah melakukan perilaku kesehatan dalam pencegahan penyakit, membuat individu akan mengikuti dan termotivasi untuk
melakukan hal yang sama dengan orang yang telah berhasil melakukan upaya
Universitas Sumatera Utara
19
kesehatan tersebut. Contoh atau panutan dalam bertindak bisa didapat internal dan eksternal diri individu seperti keluarga, teman, saudara dan lain sebagainya. Dalam
penelitian ini, ibu Faridah yang melakukan IVA karena termotivasi dari pengalaman tetangganya yang pernah melakukan IVA.
5. Tindakan Nyata
Mempercepat suatu hal yang membuat seseorang merasa butuh mengambil tindakan atau melakukan tindakan nyata untuk melakukan perilaku sehat. Hal ini juga
berarti dukungan atau dorongan dari lingkungan terhadap individu yang melakukan perilaku sehat. Saran bidan atau rekomendasi dokter telah ditemukan untuk menjadi
tindakan nyata untuk bertindak dalam konteks deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaan pap smear dan IVA Weinberger et al 1981;. Stacy dan Llyod 1990.
Dalam penelitian ini ibu Juwita Agustina Boru Situmeang S.H yang melakukan pap smear, ketika mengalami sesuatu yang aneh pada organ intimnya, langsung
memeriksakan dirinya ke klinik bidan untuk diperiksa karena rekomendasi dari temannya yang sudah pernah melakukan pap smear.
6. Percaya Diri
Hal yang berguna dalam memproteksi kesehatan adalah percaya diri self efficacy. Hal ini senada dengan pendapat Rotter 1966 dan Wallston 1966
mengenai teori self-efficacy oleh Bandura yang penting sebagai kontrol dari faktor- faktor perilaku sehat. Self Efficacy adalah kepercayaan seseorang mengenai
kemampuannya untuk mempersuasi keadaan atau merasa percaya diri dengan perilaku sehat yang ia lakukan agar terhindar dari penyakit. Contohnya, seorang
Universitas Sumatera Utara
20
wanita merasa percaya diri dan yakin untuk melakukan tes pap smear atau IVA untuk mendeteksi dini kanker serviks. Dalam penelitian ini, ibu Rosmauli Boru Sitanggang
yang melakukan IVA yang sebelumnya tidak mengetahui dan mempunyai pengetahuan tentang deteksi dini kanker serviks merasa percaya diri untuk melakukan
IVA sebagai upaya pencegahan infeksi kanker serviks.
b.Aplikasi Penerapan Komponen Health Belief Model