85
Oleh karena itu, ia memiliki harapan dan semangat untuk sembuh dan terbebas dari ancaman kanker serviks. Ia kemudian melakukan prosedur operasi pengangkatan
sel kanker tersebut. Kemudian ia menjalani semua prosedur medis yang disarankan. Ia sangat beruntung ternyata sel-sel kanker itu hanya berlokasi di leher rahimnya
belum menyebar ke organ tubuh lainnya.Empat bulan setelah ia didiagnosa kanker serviks akhirnya ia dipastikan bebas dari sel kanker tersebut. Ia sangat bersyukur
kepada Tuhan karena mengetahui kondisi ini pada tahap awal sebelum berlanjut menjadi semakin parah. Sekarang ia sudah bisa beraktivitas dengan normal.
3.10. Pengalaman Informan Melakukan IVA
IVA merupakan metode deteksi dini kanker serviks yang paling sederhana dan mudah untuk dilaksanakan, terutama di puskesmas terdekat. Selain biayanya yang
cukup murah dan bahkan gratis, hasil tes IVA juga langsung dapat diketahui. Dari hal tersebut, jumlah wanita yang melakukan IVA semakin meningkat
setiap tahunnya di puskesmas dan klinik kesehatan, salah satunya di Klinik Manda.
3.10.1. Faridah Hanum
Ibu Faridah Hanum atau yang akrab disapa Ibu Ida adalah seorang pedagang makanan yang berdomisili di Jalan Karya Ujung Gang Wonosobo No. 32 Kelurahan
Karang Berombak, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Beliau lahir di Kisaran, 25 Maret 1973 memiliki seorang suami yang berprofesi
sebagai Kepala Lingkungan dan memiliki 2 orang anak. Kegiatan ibu Ida sehari-hari adalah sebagai ibu rumah tangga dan berjualan sarapan pagi seperti lontong dan nasi
gurih di depan rumahnya.
Universitas Sumatera Utara
86
Hampir 5 tahun sudah ibu Ida berjualan sarapan disana. Karena ia dikenal sebagai ibu kepling dan masakannya yang enak, membuat banyak orang yang
membeli dagangannya
sekaligus menjadikan
warungnya sebagai
tempat berkumpulnya ibu-ibu sambil berbincang-bincang dan ngobrol mengenai kehidupan
mereka sehari-hari alias ngerumpi. Dari ngerumpi inilah, pertama kali ibu Ida tahu apa itu kanker serviks dan deteksi dini kanker serviks. Ia menceritakan masalah
pribadinya yang sering keputihan dan terkadang mengalami siklus menstruasi yang pendek hanya 3-4 hari saja sudah berhenti menstruasi dari normalnya 7 hari. Salah
satu ibu-ibu yang sering membeli sarapan dan merumpi disana menganjurkan beliau untuk chek kesehatan ke klinik bidan terdekat. Kebetulan beliau sudah sering
langganan berobat ke klinik Manda, sehingga ia memutuskan untuk pergi kesana untuk memeriksakan kesehatannya.
Ketika beliau bertemu dengan bidan Shanty, ia menganjurkan agar ibu Ida melakukan pap smear utuk pemeriksaan lebih lanjut, namun ibu Ida lebih memilih
untuk melakukan IVA karena biayanya yang murah dan hasilnya yang cepat diketahui. Awalnya ia agak merasa risih dan malu jika organ intimnya dimasukkan
spekulum. Namun, bidan shanty menenangkannya dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Setelah tes selesai, 10 menit kemudian bidan sudah mengetahui
hasilnya bahwa ibu Ida negatif kanker serviks dan menganjurkannya untuk rutin melakukan pemeriksaan IVA minimal 1 kali setahun. Ibu Ida pun diberikan resep
untuk menghilangkan keputihannya. Setelah itu beliau rutin melakukan IVA di klinik Manda setahun sekali.
Universitas Sumatera Utara
87
3.10.2. Rosmauli Boru Sitanggang