Pap Smear Deteksi Dini Kanker Serviks di Klinik MANDA

65 wanita yang tidak memiliki abnormalitas pada hasil pemeriksaan tes pap smear-nya Alodokter 2015, diakses pada 24 Juli 2016. Bagaimana cara mendeteksi bahwa seorang wanita terinfeksi HPV yang menyebabkan kanker serviks? Gejala seseorang terinfeksi HPV memang tidak terlihat dan tidak mudah diamati. Cara paling mudah untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan pemeriksaan sitologis leher rahim . Pemeriksaan sitologis leher rahim saat ini ada berbagai macam cara, diantaranya adalah tes pap smear dan Inpeksi Visual Asam asetat IVA.

3.8.1. Pap Smear

Upaya pencegahan penyakit preventif kesehatan saat ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti deteksi dini penyakit, imunisasi, vaksinasi dan lain sebagainya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan kesadaran akan bahayanya suatu penyakit tertentu. Klinik Bidan Praktik Swasta “MANDA” menyediakan fasilitas pemeriksaan atau deteksi dini kanker serviks, yaitu pap smear dan IVA. Pemeriksaan pap smear pertama kali dilakukan di Klinik Manda pada tahun 1985. Pap smear pertama kali dicetuskan oleh seorang dokter berkebangsaan Yunani yang bernama George Nicholas Papanicolaou yang memulai studi tentang sitologi vagina pada tahun 1920. Pap smear merupakan pemeriksaan leher rahim serviks menggunakan alat yang dinamakan speculum dan dilakukan oleh bidan ataupun dokter ahli kandungan. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mengetahui adanya HPV ataupun sel karsinoma penyebab kanker serviks. Universitas Sumatera Utara 66 Pap smear dapat dilakukan di unit pelayanan kesehatan terdekat, seperti puskesmas, rumah bersalin, rumah sakit, klinik bidan, praktik dokter spesialis kandungan obginekologi dan lain sebagainya. Pap smear dapat dilakukan kapan saja, kecuali sedang haid, baru melakukan hubungan seksual sehari sebelumnya atau sesuai petunjuk dokter. Pap smear sebaiknya dilakukan 1 kali setahun oleh setiap wanita yang sudah pernah dan aktif melakukan hubungan seksual. Pemeriksaan pap smear di klinik Manda dikenakan biaya sebesar Rp.150.000,- sekali periksa, agak lebih mahal daripada IVA karena hasil pap smear dibawa lagi ke laboraturium patologi rumah sakit untuk hasil yang lebih akurat. Apabila hasil pemeriksaan pap smear postif, yaitu terdapat sel-sel yang tidak normal, sebaiknya konsultasikan kepada petugas kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut oleh ahli kandungan. Lakukan pap smear secara rutin agar kanker serviks lebih cepat ditemukan dan kemungkinan besar bisa disembuhkan. Sejak ditemukannya metode pap smear konvensional, maka jumlah kematian wanita akibat kanker serviks menurun, Meskipun demikian, untuk menurunkaan risiko terkena kanker serviks, setiap wanita sebaiknya melakukan pap smear secara rutin, yaitu setiap tahun karena beberapa tipe kanker serviks tertentu telah meningkat jumlahnya Bidanshop 2013, diakses pada 4 Juni 2016. Banyak wanita yang terjangkit kanker serviks kerena tidak tahu dan tidak rutin melakukan pemeriksaan pap smear. Mereka mengetahui kalau mereka terkena kanker serviks pada saat sudah stadium lanjut dan sulit untuk diobati. Berdasarkan penelitian Universitas Sumatera Utara 67 yang telah penulis lakukan, ada 3 golongan wanita yang berbeda berdasarkan pengetahuannya mengenai pap smear, yaitu : 1. Wanita yang mengetahui pap smear lalu melakukannya. 2. Wanita yang mengetahui pap smear tetapi tidak melakukannya. 3. Wanita yang tidak mengetahui pap smear sehingga tidak melakukannya. Golongan pertama adalah wanita yang mempunyai pengetahuan dan mendapatkan informasi mengenai apa itu kanker serviks, bahaya kanker serviks bagi kesehatan reproduksi wanita, bagaimana cara mendeteksinya serta bagaimana cara mengobatinya. Setelah mengetahui hal tersebut, timbul kesadaran diri dari wanita ini untuk menjaga kesehatan reproduksinya dengan mendeteksi dini kanker serviks melalui tes pap smear. Ia menyadari bahwa setiap wanita berisiko terkena kanker serviks, termasuk dirinya. Upaya pencegahan ia lakukan karena setiap wanita memiliki kerentanan untuk terjangkit penyakit tersebut, apalagi saat ini banyak sekali faktor-faktor penyebab terjadinya kanker serviks. Beberapa informan dalam penelitian ini mengatakan bahwa mereka melakukan pap smear karena mengetahui dan mendapatkan informasi dari dokter, bidan, perawat, poster-poster di rumah sakit atau klinik, pengalaman keluargatemanrekan kerjaorang lain yang telah melakukan pap smear dan dari penderita kanker serviks, media massa seperti koran, majalah, tabloid, media elektronik seperti televisi dan radio, sosial media, aplikasi chatting, aplikasi di smartphone seperti aplikasi Hawa yang dapat didownload dari play store. Di zaman digital seperti saat ini, sangat cepat sekali kita akan mendapatkan informasi mengenai suatu hal yang ingin kita ketahui, Universitas Sumatera Utara 68 namun produk-produk digital pendukung informasi ini, masih belum dimiliki oleh semua orang sehingga hanya sebagian kecil saja, yang dapat memiliki, menggunakan dan memanfaatkan hal tersebut. Golongan kedua, wanita yang mengetahui pap smear tetapi tidak melakukannya. Beberapa wanita mengetahui kanker serviks dan cara mendeteksinya dengan melakukan pap smear. Namun, mereka masih enggan untuk melakukan tes tersebut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu : 1. Niat, Seperti kata pepatah arab yang berbunyi “Segala sesuatu dimulai dengan niat” jika tidak ada niat dalam hatinya untuk melakukannya, maka ia jadi malas dan enggan untuk melakukan hal tersebut, begitu juga dengan wanita yang tahu tentang pap smear tetapi tidak punya niat sedikitpun untuk melakukannya. 2. Ekonomi, masih menjadi faktor penyebab seorang individu enggan dan ragu-ragu untuk memeriksakan kesehatannya. 3. Takut akan terjadi sesuatu jika ia melakukan pap smear, ia menyangka bahwa ada dampak atau efek yang akan terjadi pada dirinya setelah ia melakukan pap smear. 4. Rasa malu yang besar jika sesuatu yang dianggap pribadi dan sensitif seperti organ intim kewanitaannya dilihat-lihat, diraba dan dimasukkan alat kedalamnya terasa begitu asing dan geli baginya jika ia melakukan pap smear. Organ intim yang kurang bersih dan terawat, sangat malu bila dilihat oleh orang lain, walaupun sesama wanita. Padahal saat melahirkan pun, hal ini dilihat langsung oleh bidan atau dokter yang membantu proses persalinan bayinya bagi yang sudah pernah melahirkan. Universitas Sumatera Utara 69 5. Risih, rasa yang dianggap akan terjadi bila suatu alat yang berbentuk seperti gunting atau cocor bebek masuk ke dalam organ intimya, dan dibiarkan beberapa saat untuk mengambil sampel sel-sel serviks dari serviks atau leher rahim. 6. Kepikiran terhadap hasil tes nantinya, apakah ia positif atau negatif terkena kanker serviks. Hal ini dianggap menjadi beban dan pemicu stress bagi pasien yang melakukan pap smear, karena hasil tes pap smear tidak langsung ketahuan harus dibawa ke laboraturium patologi terlebih dahulu untuk dianalisa di bawah mikroskop dan baru diketahui paling lama seminggu kemudian. 7. Suami, orang terdekat dan terkasih pun, dapat mempengaruhi seorang wanita untuk melakukan pap smear, mereka mengatakan bahwa tidak ada anjuran dan dukungan dari suaminya untuk melakukan hal tersebut. Sehingga ia tidak melakukannya. Dalam kasus ini, perempuan tidak bisa menjadi decision maker pembuat keputusan dalam keputusan penting yang menyangkut kesehatan dirinya. Ia masih berada di bawah bayang-bayang suaminya untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Oleh karena itu, penting bagi suami untuk memahami dan mengerti keadaan istrinya, apalagi hal ini dilakukan untuk kesehatan reproduksinya yang nantinya juga berpengaruh terhadap kehidupan rumah tangganya. 8. Kerentanan Diri, walaupun setiap wanita berisiko terkena kanker serviks, namun beberapa diantaranya masih menganggap bahwa hanya orang-orang tertentu seperti tunasusila saja yang rentan dan sangat berisiko terkena penyakit tersebut. Mereka tidak menyadari bahwa saat ini banyak sekali faktor-faktor lainnya yang bisa menyebabkan kanker serviks. Bahwa, seorang tunasusila saja, yang menyadari Universitas Sumatera Utara 70 dirinya rentan terkena penyakit menular seksual, termasuk kanker serviks, rutin melakukan pap smear 6 bulan sekali untuk mendeteksi dini kanker seviks. Justru, semakin rentan seseorang mengalami penyakit tersebut, semakin besar pula keinginan dan tekadnya untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit. Golongan ketiga, wanita yang tidak mengetahui pap smear sehingga tidak melakukannya, wanita ini tidak tahu apa itu kanker serviks apalagi pap smear. Mereka masih memiliki kesadaran dan pengetahuan yang rendah mengenai penyakit kanker. Ini terkait dengan umumnya orang mempercayai mitos, bahwa penyakit kanker tidak dapat dideteksi, tidak bisa dicegah bahkan disembuhkan. Ada anggapan bahwa jika seseorang terkena penyakit kanker maka ia akan meninggal dunia karena penyakit tersebut. Pada kenyataannya, dengan perkembangan teknologi saat ini, informasi mengenai penyakit tertentu bahkan penyakit berbahaya dan terganas sekalipun dapat di deteksi dan dicegah serta diobati. Padahal, lebih dari 40 dari semua kanker dapat dicegah, bahkan beberapa jenis yang paling umum, seperti kanker payudara, kolerektal kanker usus besar dan kanker serviks dapat disembuhkan jika di deteksi sejak dini. Penyakit kanker tidak harus menjadi genetik murni karena bisa dicegah apabila menghindari faktor risikonya, seperti terpapar asap rokok, diet rendah serat, paparan sinar ultraviolet dan berhubungan seksual yang tidak sehat Adi D.Tilong, 2012 : 58. Adi D.Tilong dalam buku Bebas Dari Ancaman Kanker Serviks 2012 menyatakan bahwa kendala lainnya yang membuat masih banyak wanita yang tidak melakukan pap smear karena belum ada program deteksi dini massal yang Universitas Sumatera Utara 71 terorganisir secara maksimal. Saat ini pencapaian deteksi dini kanker, khususnya kanker serviks dan kanker payudara masih jauh dari harapan. Dari seluruh penduduk Indonesia, wanita yang berusia 30 - 50 tahun yang berisiko tinggi sebanyak 36,7 juta lebih, yang mendapatkan deteksi dini baru 1,75 atau 644.951 jiwa. Padahal target pemerintah adalah 80 Berdasarkan data YKI pada tahun 2011. Hal ini sekaligus membuktikan hipotesis HBM bahwa tidak semua pengobatan murah dan gratis itu didatangi banyak orang, walaupun setiap pihak terus mengupayakan program kesehatan tersebut. Di samping itu, keterbatasan masyarakat untuk memperoleh pengobatan yang berkualitas karena masalah ekonomi dan transportasi juga menjadi kendala. Namun, kini masyarakat tidak perlu khawatir lagi karena adanya Jaminan Kesehatan Nasional JKN semua pemeriksaan dan pengobatan kanker di fasilitas kesehatan dijamin oleh BPJS Kesehatan. Tetapi kenyataannya, masih banyak masyarakat yang lebih memilih untuk memeriksakan kesehatan dan berobat ke rumah sakit swasta atau klinik bidan praktik swasta daripada menggunakan BPJS kesehatan ke rumah sakit umum atau ke puskesmas alasan utamanya karena harus mengantri lama dan sulit dalam mengurus administrasinya. Selain itu, faktor sosial budaya masyarakat yang tidak mendukung program ini, seperti masih percaya pada pengobatan alternatif, tradisional atau dukun juga menjadi kendala lainnya. Metode pemeriksaan pap smear yang umum, yaitu bidan atau dokter menggunakan pengerik atau sikat unyuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher rahim. Kemudian sel-sel tersebut akan dianalisa di laboraturium patologi. Universitas Sumatera Utara 72 Dengan tes pap smear, dapat menyingkapkan adanya infeksi, radang ataupun sel-sel abnormal dalam rahim. Menurut laporan sedunia, dengan secara teratur melakukan pap smear, maka jumlah kematian akibat kanker serviks akan menurun. Untuk lebih mengetahui pemeriksaan pap smear, berikut penjelasan Bidan Shanty mengenai tahapan-tahapan yang harus dilalui seorang wanita saat melakukan pemeriksaan pap smear, yaitu : 1. Bidan dan pasien memasuki ruangan praktek untuk melakukan pap smear. 2. Bidan mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk melakukan pap smear. Alat-alat yang digunakan pada tes pap smear pada dasarnya adalah alat yang memiliki tekstur yang cukup lembut karena memang dikhususkan untuk pemeriksaan serviks yang memiliki sifat yang sensitif. Lalu pasien disuruh untuk menanggalkan pakaiannya mulai dari pinggang hingga bagian bawah guna pemeriksaan. Kemudian pasien akan diberi baju khusus dari klinik untuk mempermudah pemeriksaan pap smear. 3. Bidan mengarahkan pasien untuk duduk di bagian ujung bangsal pemeriksaan. Gambar 3.3 Bangsal Pemeriksaan Pap smear Sumber : Dokumentasi Penulis Universitas Sumatera Utara 73 4. Bidan kemudian akan mengintruksikan pasien untuk berbaring di bangsal pemeriksaan dengan posisi kaki membuka lebar. Posisi ini akan lebih memudahkan bidan untuk memeriksa dan dapat membuat otot-otot pasien tidak tegang. Semakin relaks akan semakin baik untuk proses pap smear dan juga semakin cepat tahapan pap smear ini diselesaikan. 5. Tahapan selanjutnya adalah pemeriksaan dan pengecekan bagian vagina paling luar. Bidan akan menyentuh bagian luar vulva pasien yang dimaksudkan untuk membuka bagian labia sehingga bagian genital dapat terlihat untuk melihat apakah vagina pada bagian ini normal atau tidak. 6. Kemudian bidan akan menggunakan spekulum alat berbentuk cocor bebek dimasukkan sedikit kedalam vagina untuk mengambil sampel dari serviks atau leher rahim. Jangan khawatir, proses pemasukan spekulum ini tidak menyebabkan vagina pasien terluka. Untuk itu, pap smear hanya dianjurkan bagi wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual, bagi wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual tidak dianjurkan karena dikhawatirkan himen selaput daranya akan koyak. Spekulum akan dimasukkan kedalam vagina dengan sangat hati-hati yang gunanya untuk memperlebar bukaan vagina untuk pemeriksaan lebih lanjut. Spekulum yang digunakan pada setiap wanita akan berbeda dari segi ukuran maupun bentuknya tergantung dari ukuran ataupun kondisi dari vagina masing-masing wanita. Universitas Sumatera Utara 74 Gambar 3.4 Spekulum Sumber : Dokumentasi Penulis 7. Setelah spekulum sudah benar-benar pada posisinya, bidan akan mengambil sampel dari jaringan yang berbeda pada mulut rahim bagian luar atau dalam istilah medis dikenal sebagai ektoserviks. Pengambilan sampel jaringan ini dengan menggunakan alat sejenis spatula khusus. 8. Jika proses pengambilan sampel jaringan sudah selesai, selanjutnya spekulum yang tadi dipasang akan dilepas yang menandakan jika proses pap smear telah selesai. Saat proses pencopotan spekulum ini, bidan juga akan melakukan pemeriksaan pada bagian uterus rahim dan ovarium pasien. Dalam proses ini bidan hanya akan menggunakan tangannya untuk merasakan kedua bagian ini yang sebenarnya tidak dapat terlihat. 9. Sampel jaringan yang sudah diambil nantinya akan dibawa ke laboraturim patologi untuk proses pemeriksaan lebih lengkap untuk melihat sel-sel serviks dengan Universitas Sumatera Utara 75 menggunakan mikroskop. Proses ini nantinya dapat melihat apakah sel-sel ini nantinya merupakan sel yang normal ataukah sel-sel yang abnormal. 10. Jika proses pemeriksaan di laboraturium patologi sudah selesai, maka akan diketahui apakah pasien memiliki sel normal pada leher rahim maupun rahimnya atau tidak. Dari pihak klinik akan memberikan laporan tertulis mengenai normal tidaknya kondisi sel di leher rahim dan rahim pasien untuk selanjutnya dapat dilakukan proses lanjutan jika memang hasilnya mengatakan ada ketidaknormalan sel pada serviks pasien. Kelebihan pap smear dibandingkan dengan IVA adalah tingkat keakuratan hasil tesnya, dimana akurasi pap smear 85-90 sedangkan IVA 70-75 Kumpulan Info Kanker Serviks 2014, diakses pada 5 Agustus 2016.

3.8.2. Inspeksi Visual Asam Asetat IVA