BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan uji daya terima terhadap indikator rasa, aroma, warna dan
tekstur diperoleh kriteria suka untuk setiap perlakuan pada donat. 2.
Donat tepung biji nangka dan tepung bayam yang paling disukai berdasarkan rasa, aroma, warna, dan tekstur adalah donat A1 dengan kombinasi tepung
terigu, tepung biji nangka dan tepung bayam sebanyak 84 : 10 : 6 . 3.
Donat tepung biji nangka dan tepung bayam yang memiliki kadar zat besi tertinggi adalah donat A2 sebesar 2,76 gram 100 gram donat dengan
penambahan tepung terigu, tepung biji nangka dan tepung bayam sebanyak 84 : 6 : 10, donat tepung biji nangka dan tepung bayam yang memiliki
kadar kalsium tertinggi adalah donat A1sebesar 120,3 gram 100 gram donat dengan penambahan tepung terigu, tepung biji nangka dan tepung bayam
sebanyak 84 : 10 : 6 dan donat tepung biji nangka dan tepung bayam yang memiliki kadar protein tertinggi adalah donat A2 sebesar 10,10 gram
100 gram donat dengan penambahan tepung terigu, tepung biji nangka dan tepung bayam sebanyak 84 : 6 : 10.
Universitas Sumatera Utara
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hal yang dapat disarankan sebagai berikut :
1. Agar donat dari tepung biji nangka dan tepung bayam dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif makanan cemilan untuk anak sekolah juga untuk orang dewasa.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat kandungan zat gizi
mikrolainnya yang terdapat pada donat tepung biji nangka dan tepung bayam.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Donat
Donat Donut dalam bahasa Inggris adalah sejenis cake mini ataupun kue kering dengan bentuk yang khas, yaitu berlubang di tengah seperti cincin dan
berbentuk bulat jika diisi sesuatu. Donat memiliki sejarah yang cukup panjang sejak kemunculannya pertama kali hingga mencapai penampilannya saat ini. Para
arkeolog Amerika menemukan beberapa peninggalan yang menggambarkan adanya jenis makanan berbentuk seperti donat pada zaman prasejarah. Namun
diduga keras bahwa donat berasal dari daerah di Belanda yaitu Manhatten, dan di sana donat dinamakan ’olykoek’ atau kue yang digoreng. Saat ini donat
merupakan salah satu kue populer favorit masyarakat dunia. Bahkan di Amerika sendiri saat ini lebih dari 10 juta donat diproduksi setiap tahun Anonim, 2008.
Donat sudah sejak lama dikenal masyarakat sebagai jajanan yang cukup mengenyangkan. Selain untuk makanan selingan atau kudapan, donat juga sering
menggantikan menu sarapan pagi dan bekal sekolah anak. Tampilan donat pun lebih bervariasi. Jika dulu, donat tampil dengan bentuknya yang khas, yaitu bulat
dengan lubang di tengah, kini donat hadir dengan bentuk bermacam-macam. Donat juga tidak hanya bertabur gula halus, tetapi hadir dengan aneka taburan,
olesan, atau lapisan Sufi, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Syarat Mutu Donat Berdasarkan SNI
Komponen Nilai yang diizinkan
Bau Normal
Warna Normal
Rasa Normal
Kadar air Maksimal 40
Kadar lemak Tanpa proses penggorengan
Maksimal 30 Dengan proses penggorengan
Maksimal 33 Sumber : Standar Nasional Indonesia
2.1.1 Kandungan Zat Gizi Donat
Bahan baku untuk membuat donat yaitu tepung terigu, gula, telur, dan margarin. Dari bahan baku tersebut, donat mengandung karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral. Komposisi zat gizi pada donat dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut :
Tabel 2.2 Komposisi Zat Gizi Donat per 100 gram Bahan Zat Gizi
Kadar Energi kkal
357
Protein g 9,4
Lemak g 10,4
Karbohidrat g 56,5
Kalsium mg -
Fosfor mg -
Zat Besi mg -
Vitamin B mg -
Vitamin C mg -
Sumber: Daftar Komposisi Bahan Makanan 1967 Pada tabel 2.4 dapat dilihat bahwa donat hanya mengandung zat gizi
makro yaitu protein, lemak, dan karbohidrat dan sangat sedikit atau bahkan tidak mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.
2.1.2 Bahan Penyusun Donat
Bahan-bahan dalam pembuatan donat yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1 Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan donat. Tepung terigu diperoleh dari biji gandum Triticum vulgare yang digiling. Tepung terigu
berfungsi membentuk struktur donat, sumber protein dan karbohidrat. Kandungan protein utama tepung terigu yang berperan dalam pembuatan donat adalah gluten.
Gluten dapat dibentuk dari gliadin prolamin dalam gandum dan glutenin Astawan, 2006.
Tepung terigu yang digunakan dalam membuat donat adalah tepung terigu jenis hard atau keras, karena terigu jenis hard biasanya digunakan untuk membuat
roti atau makanan yang memerlukan pengembangan. Selain itu, tepung terigu keras juga memenuhi syarat untuk pembuatan roti, karena mudah dicampur,
diragikan, dapat menyesuaikan pada suhu yang di tentukan, berfungsi membentuk suatu kerangka susunan roti, dan terigu tersebut mempunyai sifat gluten yang
lebih banyak dari jenis tepung terigu yang lain Sufi, 2009.
Tabel 2.3 Komposisi Gizi Tepung Terigu Komponen
Jumlah
Air 39,0
Protein 7,8
Lemak 1,7
Gula 1,8
Pati + Dekstrin 47,9
Serat Makanan 2,7
Energi KJ 975
Sumber : Anonim 2002 2
Gula Gula yang digunakan dalam pembuatan donat adalah gula halus agar mudah
larut dan hancur dalam adonan. Gula harus benar-benar kering dan tidak menggumpal. Gula yang tidak kering akan mempengaruhi adonan karena adonan
Universitas Sumatera Utara
akan menggumpal, sedangkan adonan yang menggumpal tidak bisa bercampur rata dengan bahan lainnya sehingga rasanya tidak merata dan kemungkinan besar
hasilnya tidak merata. Fungsi gula dalam pembuatan donat adalah : a.
Memberikan warna kulit b.
Memperpanjang umur roti bahan pengawet alami dan c.
Membuat tekstur roti lebih empuk Mudjajanto dan Yulianti, 2004. 3
Margarin Margarin merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan donat,
karena berfungsi sebagai bahan untuk menimbulkan rasa gurih, manambah aroma dan menghasilkan tekstur produk yang renyah Wahyuni dan Made, 1988.
4 Telur
Gunakan telur agar hasil adonan lebih lembut dan terasa legit. Zat yang dikandung dalam telur membuat adonan jadi kompak dengan tekstur yang lembut
sehingga aroma, rasa, dan nilai gizi pada donat bertambah Sufi, 2009. 5
Ragi Ragi merupakan bahan pengembang adonan dengan produksi gas
karbondioksida. Dalam pembuatan roti, sebagian besar ragi berasal dari mikroba jenis Saccharomyces cerevisiae Mudjajanto dan Yulianti, 2004.
6 Garam
Garam digunakan untuk memberi rasa, mengontrol pengembangan adonan, dan membuat donat lebih awet Sufi, 2009. Menurut Mudjajanto dan Yulianti
2004, Fungsi garam dalam pembuatan donat adalah : a.
Penambah rasa gurih
Universitas Sumatera Utara
b. Pembangkit rasa bahan-bahan lainnya
c. Pengontrol waktu fermentasi dari adonan beragi
d. Penambah kekuatan gluten
e. Pengatur warna kulit dan mencegah timbulnya bakteri-bakteri dalam adonan.
Bahan-bahan dasar dalam pembuatan donat selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.4 di bawah ini :
Tabel 2.4 Bahan-Bahan Dasar Kue Donat
Bahan Dasar Kue Donat Ukuran
Tepung terigu Susu
300 gr 150 ml
Gula pasir 60 gr
Telur 1 butir
Ragi instan 7 gr
Garam 12 sdt
Margarin 35 gr
air 40 ml
Minyak goreng Secukupnya
Sumber: Sufi,2009
2.1.3 Proses Pembuatan Donat
Kue donat dibuat dengan cara mencampurkan tepung dan bahan penyusun lainnya menjadi adonan dan difermentasikan kemudian digoreng. Pembuatan
donat dibagi menjadi dua bagian utama yaitu proses pembuatan adonan dan penggorengan. Kedua proses ini akan menentukan mutu hasil akhir kue donat.
Pembuatan donat meliputi proses pengadukan, pengembangan dan proses penggorengan Sufi, 2009.
a. Proses pengadukan
Proses ini erat kaitannya dengan pembentukan gluten, sehingga adonan siap menerima gas CO2 dari aktivitas fermentasi. Prinsip proses pengadukan ini adalah
pemukulan dan penarikan jaringan zat gluten sehingga struktur spiralnya akan
Universitas Sumatera Utara
berubah menjadi sejajar satu sama lainnya. Tercapainya struktur ini dapat dilihat pada permukaan adonan yang tampak mengkilap, tidak lengket serta adonan akan
mengembang pada titik optimum dimana zat gluten dapat ditarik atau dikerutkan. b.
Proses pengembangan adonan Proses ini merupakan suatu proses yang terjadi antara peningkatan volume
sebagai akibat bertambahnya gas-gas yang terbentuk sebagai hasil fermentasi dan protein larut, lemak dan karbohidrat yang juga mengembang.
c. Proses Penggorengan
Penggorengan frying ialah memasak atau menggoreng makanan dengan mempergunakan minyak. Dalam penggorengan dibedakan antara menggoreng
dengan minyak banyak deep frying dan menggoreng dengan minyak sedikit shallow frying. Penggorengan yang dilakukan pada pembuatan kue donat adalah
dengan menggunakan minyak banyak. Minyak yang digunakan adalah minyak yang sudah diproses sempurna oleh pabrik sehingga tidak menimbulkan rasa getir
dan harus dalam keadaan bersih, belum digunakan beberapa kali untuk menggoreng karena mempunyai titik didih yang tinggi dan mempengaruhi warna
kue donat.
2.2 Biji Nangka
Biji nangka berbentuk bulat lonjong, agak gepeng, berukuran 2 – 4 cm yang tertutup oleh kulit biji yang tipis coklat seperti kulit. Biji nangka terdiri dari
tiga lapis kulit, yakni kulit luar berwarna kuning agak lunak, kulit luar berwarna putih dan kulit ari berwarna cokelat yang membungkus daging buah. Jumlah biji
nangka per buah nangka ± 150 - 350 biji.
Universitas Sumatera Utara
Biji nangka merupakan sumber karbohidrat 36,7 g100 g, protein 4,2 d100 g, dan energi 165 kkal100 g, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pangan yang potensial. Biji nangka juga merupakan sumber mineral yang baik. Kandungan mineral per 100 gram biji nangka adalah fosfor 200 mg, kalsium 33
mg, dan besi 1,0 mg. Mineral mikro dan tembaga di dalam biji nangka efekt if untuk metabolisme tiroid. Hal ini sangat baik untuk memproduksi hormon dan
penyerapan. Kandungan zat besi dalam buah yang berserat ini membantu mencegah anemia dan meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh.
Gambar 2.1. Biji Nangka sumber : thaitable
Adapun komposisi zat gizi biji nangka dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Komposisi Zat Gizi Biji Nangka per 100 gram Komposisi
Biji nangka
165,0 Kalori kal
4,2 Protein gr
0,1 Lemak gr
36,7 Karbohidrat gr
33,0 Kalsium mg
1,0 Besi mg
200,0 Fosfor mg
0,20 Vitamin B1 mg
10,0 Vitamin C mg
56,7 Air
Sumber: Daftar Komposisi Bahan Makanan 2005
Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Pemanfaatan Biji Nangka
Tanaman nangka merupakan tanaman yang potensial untuk dikembangkan. Banyak manfaat yang dapat diambil dari tanaman ini. Hampir
semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan. Selain buah yang merupakan produk utamanya, bagian akar, batang, daun, bakal buah biji, bahkan kulitnya
pun dapat dimanfaatkan. Biji buah nangka tua dapat dikonsumsi setelah direbus, dibakar, digoreng,
atau diolah menjadi dodol dan keripik nangka. Kandungan karbohidrat pada biji nangka yang tinggi, dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan alkohol dengan
cara difermentasikan. Biji nangka dapat juga diolah menjadi kecap dan pembuatan susu biji nangka. Selain itu, biji nangka dapat diolah menjadi tepung yang dapat
dijadikan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan makanan yang enak dan bergizi Astawan, 2007.
Awalnya biji-biji nangka tersebut dijemur terlebih dahulu untuk meminimalisasi kadar air didalamnya, baru setelah itu kulit biji nangka itu dikuliti
dan kemudian daging biji nangka dihaluskan ke dalam mesin penggiling.
2.2.2 Tepung Biji Nangka
Biji nangka memiliki kandungan karbohidrat yang sangat tinggi sehingga dapat diolah menjadi tepung dan dapat digunakan sebagai bahan tambahan atau
sebagai bahan baku dalam pembuatan jenis makanan. Teknologi pembuatan tepung merupakan salah satu proses alternatif produk setengah jadi yang
dianjurkan karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur dibuat komposit,
Universitas Sumatera Utara
dibentuk, diperkaya zat gizi, dan lebih cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang serba praktis.
Pengolahan produk setengah jadi merupakan salah satu cara pengawetan hasil panen, terutama untuk komoditas pangan yang berkadar air tinggi, seperti
umbi-umbian, sayur-sayuran dan buah-buahan. Keuntungan dari pengolahan produk setengah jadi adalah sebagai bahan baku yang fleksibel untuk industri
pengolahan lanjutan, aman dalam distribusi, serta hemat ruang dan biaya penyimpanan.
Proses pembuatan tepung biji nangka mengalami beberapa tahap pengolahan agar dihasilkan tepung yang berkualitas dan tidak bau, yaitu :
1. Proses pertama yaitu pencucian biji nangka, lalu direbus untuk
menghilangkan bau kurang lebih selama 30 menit 2.
Setelah direbus, biji nangka dipisahkan dari kulitnya dan sisa kotoran yang masih menempel
3. Kemudian biji nangka diiris-iris dipotong menjadi bagian-bagian kecil agar
memudahkan pada pengeringan Achmad Fadillah, 2008 4.
Pengeringan dilakukan hingga kadar air di dalam biji nangka hilang seluruhnya keringkan di oven pada suhu 50- 65 ºC selama ± 8 jam untuk
menurunkan kadar air Diah, 2011 5.
Dilanjutkan dengan penggilinganpenghancuran biji nangka yang sudah kering hingga menjadi bubuk halus
6. Lalu diayak menggunakan tepung 60 mesh, dan
7. Tepung biji nangka selesai dibuat.
Universitas Sumatera Utara
Adapun bentuk dari tepung biji nangka bisa dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Tepung Biji Nangka Sumber : SNI 01-3728-1995
Berikut komposisi kimia dan nilai gizi tepung biji nangka per 100 gram bahan dalam tabel 2.6
Tabel 2.6 Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Tepung Biji Nangka
Komposisi Kimia Nilai Gizi Tepung Biji Nangka
Air 12,40
Protein g 12,19
Lemak g 1,12
Serat Kasar g 2,74
Abu g 3,24
Bahan ekstra tanpa nitrogen 68,80
Pati 56,21
Sumber : Sari 2012
2.2.3 Kandungan Gizi Biji Nangka dan Sumber Karbohidrat Lainnya
Biji nangka memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi dibandingkan dengan bahan makanan serealia lain seperti gandum, beras giling, jagung segar,
dan singkong. Berikut ini perbandingan kandungan gizi biji nangka dan sumber karbohidrat lainnya pada tabel 2.7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.7 Komposisi Biji Nangka dan Sumber Karbohidrat lain per 100 gram Bahan yang Dimakan
Kandungan Gizi
Unit Biji
Nangka Gandum
Beras Giling
Jagung Segar
Singkong Kalori
Kal 165,00
365,00 360,00 140,00
146,00 Protein
Gr 4,20
8,90 6,80 4,70
1,20 Lemak
Gr 0,10
1,30 0,70 1,30
0,30 Karbohidrat Gr
36,70 77,30 78,90 33,10
34,70 Kalsium
mg 33,00 16,00 6,00
6,00 33,00
Besi mg
1,00 106,00 140,00
118,00 40,00
Fosfor mg
200,00 1,20 0,80 0,70
0,70 Vit. B1
mg 0,20 0,12
0,12 0,12
0,06 Vit. C
mg 10,00 0,00
0,00 8,00
30,00 Air
56,70 12,00 13,00
60,00 63,50
Sumber : Depkes RI 2009 Dilihat dari tabel 2.7 biji nangka mengandung kalsium dan fosfor yang
tinggi dibanding dengan sumber karbohidrat lainnya dan juga kandungan lemak yang rendah.
2.3 Bayam Amaranthus spp.
Bayam Amaranthus spp. merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini berasal
dari Amerika tropik namun sekarang tersebar ke seluruh dunia. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting. Kandungan besi pada
bayam relatif lebih tinggi daripada sayuran daun lainnya sehingga berguna bagi penderita anemia. Bayam sebagai sayur hanya umum dikenal di Asia
Timur dan Asia Tenggara, sehingga disebut dalam bahasa Inggris
2.3.1 Jenis-Jenis Bayam
sebagai Chinese amaranth.
Pada tingkat konsumen dikenal dua macam bayam, yaitu : bayam petik dan bayam cabut. Bayam petik berdaun lebar dan tumbuh tegak besar
Universitas Sumatera Utara
hingga dua meter dan daun mudanya dimakan terutama sebagai lalapan misalnya pada pecel, gado-gado, urap, serta digoreng setelah
dibalur tepung. Daun bayam cabut berukuran lebih kecil dan ditanam untuk waktu singkat paling lama 25 hari, lebih cocok untuk dibuat sup encer seperti sayur
bayam dan sayur bobor. Bayam petik biasanya berasal dari jenis A.hybridus bayam kakap dan
bayam cabut dari A.tricolor. Jenis-jenis lainnya yang juga dimanfaatkan adalah A.spinosus
bayam duri dan A.blitum bayam kotok. Beberapa kultivar A.tricolor
2.3.2 Pemanfaatan Tanaman Bayam
memiliki daun berwarna merah atau putih dan dipakai sebagai tanaman hias, meskipun dapat pula disayur.
Bayam dimanfaatkan bijinya bayam biji sebagai sumber karbohidrat di tempat asalnya. Biji bayam ini sekarang juga populer sebagai makanan diet karena
tidak menyebabkan kegemukan. Akar tunggang bayam juga dimanfaatkan sebagai obat. Kebanyakan digunakan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif
memenuhi kebutuhan hidup. Di Indonesia sendiri bayam lebih sering direbus dan dijadikan sayur untuk makan.
2.3.3 Nilai Gizi Bayam
Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman bayam antara lain protein, lemak, karbohidrat, kalsium, zat besi, amarantin, purin, rutin, dan vitaminA, B,
dan C. Bayam memiliki kandungan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan sayuran berdaun lainnya. Tanaman bayam merah Amaranthus gangeticus
memiliki kadar zat besi sekitar 2,2 mg Fe100 g, sedangkan untuk bayam duri
Universitas Sumatera Utara
kadar zat besi yang dimiliki sekitar 3,9 mg Fe100 g. Dalam penelitian ini bayam yang akan digunakan adalah bayam hijaubayam duri karena bayam merah
dipasaran jumlahnya sangat terbatas. Berikut ini perbandingan kandungan gizi yang ada pada bayam merah dan bayam hijau pada tabel 2.8.
Tabel 2.8 Komposisi dan Nilai Gizi Bayam per 100 gram
Komposisi Jenis Bayam
Bayam Merah Bayam Hijau
Energi kka l 51
36 Protein g
4,6 3,5
Lemak g 0,5
0,5 Karbohidrat g
10 6,5
Kalsium mg 368
267 Fosfor mg
111 67
Besi mg 2,2
3,9 Vitamin A SI
5800 6.090
Vitamin B mg 0,08
0,08 Vitamin C mg
80 80
Air g 82
87 Sumber :Direktorat Gizi, Depkes 1992
2.3.4 Tepung Bayam
Daya simpan bayam sangat rendah karena kandungan air pada bayam yang sangat tinggi yaitu 86,9. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mencegah
kerusakannya adalah dengan pengeringan. Bentuk akhir hasil pengeringan yang diharapkan adalah tepung. Pembuatan tepung bayam akan meningkatkan
keanekaragaman pemanfaatan bayam dan yang lebih penting adalah untuk menjadikannya sebagai sumber kalsium, zat besi, dan pewarna pangan. Dalam
bentuk tepung daya simpannya akan meningkat dan penggunaan selanjutnya lebih mudah daripada dalam bentuk segar.
Tahapan pembuatan tepung bayam adalah dengan mengambil bagian daunnya saja lalu dilakukan pencucian. Setelah itu dikeringkan dibawah sinar
Universitas Sumatera Utara
matahari sampa kadar air mencapai kisaran 3-10. Setelah kering bayam dihaluskan dan diayak Ningsih, 2005. Jika pengeringan dilakukan dengan
menggunakan oven, suhu yang dipakai berkisar 50-65ºC selama 4 jam. Pengeringan oven memiliki kelebihan dapat mempertahankan karoten dan klorofil
agar warna tepung tetap hijau tidak mengalami perubahan warna menjadi coklat. Berikut ini hasil analisis komposisi proksimat tepung bayam pada tabel 2.9.
Tabel 2.9 Hasil Analisis Komposisi Proksimat Tepung Bayam per 100 gram
Komposisi Kuantitas
Protein g 18,93
Lemak g 4,42
Air g 6,68
Abu g 12,86
Serat kasar g 16,82
Karbohidrat g 40,29
Zat besi mg 32,93
Sumber: Hadiningsih 1999
2.4 Kebutuhan Gizi Anak Usia Sekolah Menengah Pertama
Makanan memegang peranan yang penting dalam tumbuh kembang anak maupun remaja. Kebutuhannya akan zat gizi berbeda dengan orang dewasa.
Kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retardasi pertumbuhan. Makan yang berlebihan juga tidak baik, karena dapat menyebabkan obesitas.
Kedua keadaan ini dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas anak Soetjiningsih, 1995.
Pada usia 13-15 tahun anak atau yang lebih tepat disebut remaja kerap sekali tidak memperhatikan apa yang mereka makan. Untuk itu perlu pengawasan
dari orangtua supaya tidak salah memilih makanan. Pada usia remaja terjadi peningkatan kecepatan pertumbuhan perubahan fisik terpesat kedua setelah
kehidupan pada masa bayi, sehingga kebutuhan gizinya harus tetap seimbang.
Universitas Sumatera Utara
Permasalahan yang sering terjadi pada remaja antara lain, kekurangan energi protein KEP, anemia defisiensi besi ADB, kekurangan energi kronis KEK,
kurang vitamin A KVA dan juga stunting. Selain zat gizi makro, remaja juga mengalami masalah zat gizi mikro
seperti defisiensi zat besi dan kalsium. Peningkatan kebutuhan akan mineral zat besi dan kalsium pada masa ini sangatlah tinggi akibat percepatan tumbuh dan
diperberat oleh kehilangan darah akibat menstruasi pada remaja puteri serta aktifitas remaja yang meningkat. Berikut angka kecukupan gizi rata-rata yang
dianjurkan untuk remaja :
Tabel 2.10 Angka Kecukupan Gizi Rata-Rata yang Dianjurkan per orang per hari
Zat Gizi Umur
13-15 tahun Laki-laki
Perempuan Energi kka l
2475 2125
Protein gr 72
69 Lemak gr
83 71
Karbohidrat gr 340
292 Kalsium mg
1200 1200
Besi mg 19
26 Fosfor mg
1200 1200
Vitamin C mg 75
65 Sumber: AKG tahun 2013
Agar remaja tercukupi kebutuhannya akan vitamin dan mineral, pemberian makanannya harus beraneka ragam. Sumber vitamin dan mineral yang baik dapat
diperolah dari sayur-sayuran, buah-buahan biji-bijian, dan juga kacang-kacangan.
2.5 Pola Konsumsi Makanan Jajanan Anak Sekolah