2. Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin. 3.
Berubahnya nilai cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
4. Adanya mechanical loss, dsb.
Untuk memperkecil kerugian ini hal yang dapat kita lakukan antara lain dengan perawatan maintanance yang teratur atau dengan memodifikasi peralatan
yang ada.
2.1.2. Siklus PLTG
Siklus yang dipakai oleh PLTG adalah siklus Brayton. Siklus ini
merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas, sehingga saatini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh pembuat mesin turbine atau
manufacturer dalam analisa untuk up-grading performance. Siklus Brayton ini terdiri dari proses kompresi isentropik yang diakhiri dengan proses pelepasan
panas pada tekanan konstan. Pada siklus Bryton tiap-tiap keadaan proses dapat dianalisa secara berikut:
Gambar 2.2. Siklus Kerja Bryton
Sumber: https:turbininstrument.wordpress.com20110106turbin-gas-bagian-ii
Proses 1 2 kompresi isentropik Kerja yang dibutuhkan oleh kompresor: Wc = ma h2
– h1 Proses 2 3, pemasukan bahan bakar pada tekanan konstan.
Jumlah kalor yang dihasilkan: Qa = ma + mf h3 – h2
Proses 3 4, ekspansi isentropik didalam turbin. Daya yang dibutuhkan turbin: WT = ma + mf h3
– h4 Proses 4 1, pembuangan panas pada tekanan konstan ke udara.
Jumlah kalor yang dilepas: QR = ma + mf h4 – h1.
2.1.3. Operasi PLTG
Dari segi operasi, sistem Turbin Gas tergolong unit yang masa start-nya pendek, yaitu antara 15-30 menit, dan kebanyakan dapat di-start tanpa pasokan
daya dari luar black start, yaitu menggunakan mesin diesel sebagai motor start. Dari segi pemeliharaan, unit PLTG mempunyai selang waktu pemeliharaan time
between overhaul yang pendek, yaitu sekitar 4.000-5.000 jam operasi. Makin sering unit mengalami start-stop, makin pendek selang waktu pemeliharaannya.
Walaupun jam operasi unit belum mencapai 4.000 jam, tetapi jika jumlah startnya telah mencapai 300 kali, maka Sistem Turbin Gas tersebut harus mengalami
pemeriksaan inspeksi dan pemeliharaan. Saat dilakukan pemeriksaan, hal-hal yang perlu mendapat perhatian
khusus adalah bagian-bagian yang terkena aliran gas hasil pembakaran yang suhunya mencapai 1.300
C, seperti: ruang bakar, saluran gas panas hot gas path,dan sudu-sudu turbin. Bagian-bagian ini umumnya mengalami kerusakan
retak sehingga perlu diperbaiki dilas atau diganti. Proses start-stop akan mempercepat proses kerusakan keretakan ini, karena
proses start-stop menyebabkan proses pemuaian dan pengerutan yang tidak kecil. Hal ini disebabkan sewaktu unit dingin, suhunya sama dengan suhu ruangan
sekitar 30 C sedangkan sewaktu operasi, akibat terkena gas hasil pernbakaran
dengan suhu sekitar 1.300 C.
Dari segi efisiensi pemakaian bahan bakar, unit Sistem Turbin Gas tergolong unit termal yang efisiensinya paling rendah, yaitu berkisar antara 15-