Analisa perhitungan Overall Equipment Effectiveness OEE

Ketiga diagram sebab akibat diatas menerangkan penyebab mesin mengalami kerugian atau losses oleh karena 5 kategori yaitu manusia, mesin, material, metode dan lingkungan. Mesin kemungkinan berhenti berulang-ulang dan hal itu tidak terekam sehingga tidak dapat diketahui secara pasti waktu kerugian yang dialami. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan dengan bantuan diagram pareto losses bahwa mesin Turbin Gas GT 2.1 mengalami losses yang begitu besar dalam setahunnya. Hal ini bisa terjadi disebabkan oleh : 1. Manusia Pekerjaan dalam proses produksi sangat membutuhkan pengawasan, baik memantau seberapa besar kemampuan karyawan dan etos kerja saat bekerja dengan tujuan mengatur serta mengkoordinir berlangsungnya proses dengan baik. Dari hasil pengamataan yang dilakukan peneliti, pengawasan yang dilakukan pemimpin tidak begitu ketat, sehingga sering terjadi operator tidak berada di dalam ruang kontrol mesin untuk mengkoordinasi mesin selama proses berlangsung. Operator merasa begitu tenang, sehingga kurang begitu peduli terhadap pekerjaannya. Kedisiplinan dalam merekam kejadian operasi begitu kurang, sehingga menyebabkan responsif akan pekerjaan semakin menurun. Sering terjadi ketidaktelitian dalam merekam sehingga melupakan kejadian penting yang seharusnya menjadi dokumentasi perusahaan saat pengoperasian disebabkan operator yang sering berjaga hanya seorang, diperlukan minimal 2 orang yang berjaga-jaga di unit yang bekerja merekam proses operasi sehingga dengan tujuan menghindarkan ketidak telitian. 2. Mesin Temperatur kerja terkadang naik turun tak terkontrol akan membuat kerugian mesin untuk menghasilkan produksinya, perlu adanya kerja ekstra dari operator siaga melihat indikator temperaturtermocouple yang terdapat pada mesin sehingga mesin beroperasi dengan temperatur batas aman. Setiap mesin memiliki batas waktu kerja. 3. Konsumtif Bahan bakar turbin gas yang seharusnya dengan Liquid Natural Gas LNG dengan nilai pembakarannya sudah di standarisasikan untuk Turbin Gas harus diganti menjadi High Speed Diesel HSD. Walaupun dikatakan nilai oktan keduanya tidak jauh beda, tetapi dalam operasionalnya akan tampak jelas bahwa bahan bakar LNG dapat menstimulasi turbin gas supaya menghasilkan energi yang lebih besar dibandingkan HSD. Dengan menggunakan bahan bakar tersebut maka perusahan akan menghasilkan energi yang jauh lebih besar, sehingga perusahan akan mengalami keuntungan dibandingkan denganmenggunakan bahan bakar HSD. 4. Metode Jika melihat standar, pelatihan PLN memiiki standar yang tinggi. Karyawan telah didik secara akademis bagaimana melakukan pemeliharaan, dengan jenjang pendidikan karyawannya bertingkat diploma maupun tingkat sarjana tidak begitu sulit dilatih. Namun berdeda yang terjadi saat dilapangan, terkhusus pada mesin yang menjadi objek penelitian dimana mesin tidak boleh mengalami istirahatberhenti dengan maksud dilakukannya perawatan dan pemeliharaan, oleh karena berdampak terputus pasokan energi ke masyarakat yang mengharuskan para maintenance menunggu saat yang tepat untuk benar- benar merawat mesin, terkadang harus sampai keadaan mesin berhenti total. Oleh karena itu usia pakai mesin berkurang,kemungkinan besar akan berpengaruh mengalami kerugian yang biasanya terjadi kerusakan pada daerah pembakaran yaitu Hot Gas Path yang akan berdampak kepada hasil yang tidak optimal. Seharusnya ada mesin pembangkit lain yang menopang pada saat mesin harus benar-benar melakukan perawatan sesuai dengan jadwalnya. Sehingga pemeliharaan secara berkala dapat dilakukan. Harus dilakukan perawatan dan pemeliharaan yang standar supaya mesin tetap beroperasi dengan keadaan baik. 5. Lingkungan Temperatur udara mempengaruhi mesin Turbin Gas dalam melakukan pembakaran, semakin rendah temperatur atau keadaan dingin maka pembakaran semakin baik, kerja turbin semakin memadai hingga menghasilkan produk dengan kapasitas yang lebih. Jadi udara luar mempengaruhi mesin untuk beroperasi.

4.2.4. Penyelesaian Masalah

4.2.4.1. Penyelesaian Masalah Six Big Losses

Dalam upaya meningkatkan produktivitas dan efektivitas produksi mesin Turbin Gas GT 2.1 maka perlu melihat nilai OEE. Dari hasil analisa penelitian diagram sebab akibat faktor Idling minor Stoppages losses dan Reduce speed loss yang mempengaruhi nilai OEE dari Turbin Gas. Adapun saran penyelesaian yang dapat dilakukakan antara lain : Tabel 4.14. Penyelesaian Masalah No Faktor-faktor Penyelesaian Masalah 1 Manusia  Kurang responsif Melakukan pengawasan yang lebih baik lagi ketika melakukan proses operasi, manager unit perlu melakukan pengecekan kerja lapangan. 2 Mesin  Gangguan tiba-tiba Perlu adanya pergantian komponen yang tidak layak pakai lagi, atau yang telah tua. 3 Material  Bahan bakar yang tidak standar Mengupayakan menggunakan bahan bakar yang seharusnya yaitu LNG Liquid Natural Gas. 4 Metode  Pemeliharaan yang tidak tepat waktu. Lakukan perawatan sesuai dengan jadwal semestinya, bila perlu lakukan perhentian mesin jika itu cara yang terbaik lalu lakukan pemeliharaan. 5 Lingkungan  Temperatur udara yang berubah- ubah Jika memungkinkan sebaiknya ada alat penukar kalor yang dapat menjaga udara masuk tetap stabil.

Dokumen yang terkait

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

12 167 136

Study Peningkatan Overall Equipment Effectiveness Melalui Penerapan Total Productive Maintenance Di PTPN IV PKS Pasir Mandoge

19 90 160

Kajian Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap Blok I St 1.0 Sicanang Belawan Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

5 107 96

Kajian Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap Blok I St 1.0 Sicanang Belawan Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

0 0 19

Kajian Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap Blok I St 1.0 Sicanang Belawan Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

0 1 2

Kajian Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap Blok I St 1.0 Sicanang Belawan Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

0 1 5

Kajian Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap Blok I St 1.0 Sicanang Belawan Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

1 2 29

Kajian Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap Blok I St 1.0 Sicanang Belawan Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

1 3 1

Kajian Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap Blok I St 1.0 Sicanang Belawan Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

0 0 3

PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS GT 2.1 DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

0 0 20