Perilaku. Manajemen Data Riskesdas 2007

239 sebesar 34,9, dan berpengetahuan benar tentang pencegahan HIVAIDS sebesar 21,6. Di Provinsi Jawa Barat pencapaian keluarga berperilaku hidup bersih dan sehat masih rendah 38,4 yang seharusnya bisa mencapai 65 target 2010. Namun bila dilihat pencapaian per-kabupaten nampak di Kabupaten Sumedang sudah dapat mencapai target nasional tersebut. Secara umum, pencapaian keluarga bersih dan sehat pada keluarga yang tinggal di perkotaan lebih baik 45,1 dibandingkan dengan di pedesaan 31,1. Sebagian besar penduduk Jawa Barat berperilaku benar dalam hal Buang Air Besar BAB yaitu sebesar 77,5 dan yang berperilaku benar cuci tangan dengan sabun sebesar 40,7. Riskesdas mengumpulkan data tentang makanan berisiko yang dikonsumsi oleh penduduk Jawa Barat usia 10 tahun. Enam dari sepuluh penduduk 58,8 usia 10 tahun sering mengonsumsi makanan manis, tertinggi ditemukan di Kabupaten Kuningan 81,8 dan terendah di Kota Banjar 28,6. Sedangkan prevalensi sering mengonsumsi makanan asin secara keseluruhan di Provinsi Jawa Barat ditemukan pada separuh penduduk 54,9, tertinggi di Kabupaten Kuningan 94,1 dan terendah di Kota Banjar 24,2. Secara umum terdapat 2 dari 10 23,6 penduduk di Jawa Barat sering mengonsumsi makanan berlemak, tertinggi di Kabupaten Subang 91,8 dan terendah di Kota Banjar 3,5. Penduduk Jawa Barat jarang mengkonsumsi jeroan dan makanan dipanggang. Satu dari 10 11,6 penduduk di Jawa Barat sering mengkonsumsi makanan diawetkan, terbanyak di Subang 67,4. Minuman berkafein sering dikonsumsi oleh 3 dari 10 29,5 penduduk Jawa Barat, tertinggi di Karawang 44,5 dan terendah di Kabupaten Cirebon 18,1. Penyedap sering dikonsumsi oleh 9 dari 10 89,3 penduduk secara keseluruhan, tertinggi di Subang 98 dan terendah Kota Bekasi 82,2.

4.6. Akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Secara umum hampir separuh wilayah Jawa Barat mempunyai kemudahan akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan. Terdapat 13 wilayah yang mempunyai persentase 50 pada klasifikasi jarak Yankes 1km, dan 14 kabkota mempunyai persentase 70 katagori jarak yankes kurang dari 15 menit. Umumnya jarak dan waktu tempuh ke fasilitas kesehatan di perkotaan lebih dekat dan lebih pendek waktu tempuhnya dibandingkan dengan pedesaan. Pada umumnya jarak rumah ke UKBM di Jawa Barat 1 km dengan waktu tempuh 15 menit. Dalam 3 bulan terakhir wawancara, hanya 28,4 yang memanfaatkan UKBM, sebagian besar 65,7 karena tidak membutuhkan. Wilayah kabupaten seperti Tasikmalaya, Ciamis dan Majalengka, untuk daerah perkotaan seperti kota Bogor, Bandung, Depok, Cimahi, Tasikmalaya, dan Banjar. Daerah-daerah tersebut angka tidak membutuhkan cukup tinggi diatas 70Persentase yang memanfaatkan UKBM di pedesaan 29,2 hampir sama dengan di perkotaan 27,7. Jenis pelayanan yang paling banyak dimanfaatkan oleh rumahtangga adalah penimbangan 89, imunisasi 56 disusul PMT dan suplemen gizi 52,2 dan 51,3. Penduduk yang melakukan pengobatan rawat jalan dan rawat inap sebagian dari ASKESJamsostek 15,8 dan 15,1, dan sebagian ada yang menggunakan AskeskinSKTM 5,7 dan 10,2.

4.7. Kesehatan lingkungan.

Separuh 50,2 rumah tangga di Jawa Barat menggunakan 50 literoranghari. Proporsi tertinggi rumah tangga dengan penggunaan air bersih 20 literoranghari adalah di Kota Depok 73 disusul Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur 70,3 dan 69,9. Menurut jenis sumber air terbanyak mengandalkan sumur baik berupa pompa 29,2, sumur terlindungi 28.1 maupun tidak terlindungi 8.6. Pelayanan pemerintah ataupun lembaga lainnya terhadap penyediaan air bersih melalui leding baik eceran 240 maupun meteran masih rendah yaitu 9,7 dan 3,0, tertinggi di Kota Cirebon disusul Kota Bogor. Penggunaan air kemasan sebanyak 7,0, tertinggi di Kota dan Kabupaten Bekasi serta Kota Cimahi. Secara umum 44,2 penduduk Jawa Barat kurang akses terhadap air bersih dan 45,8 kurang akses terhadap sanitasi. Sebagian besar rumah tangga di Jawa Barat mempunyai akses terhadap air bersih cukup baik, 29,3 rumah tangga menggunakan air bersih diatas 100 liter oranghari, Kabupaten Subang merupakan kabupatenkota dengan proporsi konsumsi air bersih 100 liter per-oranghari yang paling tinggi 77,5. Namun masih ada keluarga di Jawa Barat yang mengkonsumsi air bersih 5 liter per-oranghari yaitu: Kota Depok 8,4 dan Kabupaten Ciamis 8,2. Sebaran rumah tangga menurut akses terhadap air bersih dan sanitasi dan KabupatenKota secara keseluruhan di provinsi Jawa Barat tidak jauh berbeda. Hanya pada akses terhadap air bersih terdapat perbedaan, di Jawa Barat katagori akses diatas rerata nasional sementara katagori kurang akses dibawah rerata nasional 65,0. Ditinjau dari data KabupatenKota, maka katagori kurang akses terhadap air bersih Sebaran tertinggi di Kota Depok 99.7 Sementara wilayah yang tertinggi sebaran kurang akses terhadap sanitasi adalah Kabupaten Tasikmalaya 70,7. Sebaran akses terhadap air bersih tergolong kurang di perkotaan 39,8 lebih tinggi dibandingkan dengan pedesaan 49,1