Tujuan Riskesdas STIKER NOMOR URIN TEMPEL STIKER DI SINI

3 d. Membandingkan status kesehatan dan faktor-faktor yang melatarbelakangi di tingkat provinsi dan kabupatenkota

1.5. Kerangka Pikir

Pengembangan Riskesdas Provinsi Jawa Barat 2007 didasari oleh kerangka pikir yang dikembangkan oleh Henrik Blum 1974, 1981. Konsep ini terfokus pada status kesehatan masyarakat yang dipengaruhi secara simultan oleh empat faktor penentu yang saling berinteraksi satu sama lain. Keempat faktor penentu tersebut adalah: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Bagan kerangka pikir Blum dapat dilihat pada Gambar 1.1. Pada Riskesdas Provinsi Jawa Barat 2007 ini tidak semua indikator dalam konsep empat faktor penentu status kesehatan Henrik Blum, baik yang terkait dengan status kesehatan maupun keempat faktor penentu dimaksud dikumpulkan. Berbagai indikator yang ditanyakan, diukur atau diperiksa dalam Riskesdas Provinsi Jawa Barat 2007 adalah sebagai berikut: a. Status kesehatan, mencakup variabel: Mortalitas pola penyebab kematian untuk semua umur. Morbiditas, meliputi prevalensi penyakit menular dan penyakit tidak menular. Disabilitas ketidakmampuan. Status gizi balita, ibu hamil, wanita usia subur WUS dan semua umur dengan menggunakan Indeks Masa Tubuh IMT. Kesehatan jiwa. Gambar 1.1. Faktor yang mempengaruhi Status Kesehatan Blum 1974 b. Faktor lingkungan, mencakup variabel: Konsumsi gizi, meliputi konsumsi energi, protein, vitamin dan mineral. 4 Lingkungan fisik, meliputi air minum, sanitasi, polusi dan sampah. Lingkungan sosial, meliputi tingkat pendidikan, tingkat sosial-ekonomi, perbandingan kota – desa dan perbandingan antar provinsi, kabupaten dan kota. c. Faktor perilaku, mencakup variabel: Perilaku merokokkonsumsi tembakau dan alkohol. Perilaku konsumsi sayur dan buah. Perilaku aktivitas fisik. Perilaku gosok gigi. Perilaku higienis cuci tangan, buang air besar. Pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap flu burung, HIVAIDS. d. Faktor pelayanan kesehatan, mencakup variabel: Akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk untuk upaya kesehatan berbasis masyarakat. Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan. Ketanggapan pelayanan kesehatan. Cakupan program KIA pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan bayi dan imunisasi.

1.6. Alur Fikir Riskesdas Provinsi Jawa Barat 2007

Alur Fikir ini secara skematis menggambarkan enam tahapan penting dalam Riskesdas Provinsi Jawa Barat 2007. Keenam tahapan ini terkait erat dengan ide dasar Riskesdas untuk menyediakan data kesehatan yang valid, reliable, comparable, serta dapat menghasilkan estimasi yang dapat mewakili rumah tangga dan individu sampai ke tingkat kabupatenkota. Siklus yang dimulai dari Tahapan 1 hingga Tahapan 6 menggambarkan sebuah system thinking yang seyogyanya berlangsung secara berkesinambungan dan berkelanjutan. Dengan demikian, hasil Riskesdas Provinsi Jawa Barat 2007 bukan saja harus mampu menjawab pertanyaan kebijakan, namun harus memberikan arah bagi pengembangan pertanyaan kebijakan berikutnya. Untuk menjamin appropriateness dan adequacy Riskesdas Provinsi Jawa Barat 2007 dalam konteks penyediaan data kesehatan yang valid, reliable dan comparable, maka pada setiap tahapan dilakukan upaya penjaminan mutu yang ketat. Substansi pertanyaan, pengukuran dan pemeriksaan Riskesdas Provinsi Jawa Barat 2007 mencakup data kesehatan yang mengadaptasi sebagian pertanyaan World Health Survey yang dikembangkan oleh the World Health Organization. Dengan demikian, berbagai instrumen yang dikembangkan untuk Riskesdas Provinsi Jawa Barat 2007 mengacu pada berbagai instrumen yang telah exist dan banyak dipergunakan oleh berbagai bangsa di dunia 61 negara. Instrumen dimaksud dikembangkan, diuji dan dipergunakan untuk mengukur berbagai aspek kesehatan termasuk didalamnya input, process, output dan outcome kesehatan.