Kunjungi http:www.paksis.wordpress.com
untuk artikel manajemen gratis Metodologi Penelitian Bisnis
37 Gambar 3.4. Skematis Diagram Mengapa Kinerja Karyawan Jelek.
Bagaimana sebuah kombinasi deduksi dan induksi double movement of reflective  thought  dapat  menjelaskan  kasus  Dessy?  Prosesnya  digambarkan
secara sekematik diagram pada Gambar 3.4 di atas.
E.   Kadar Ilmiah dan Tugas-tugas Penelitian Bisnis
Jika  suatau  penelitian  bisnis  yang  dijalankan  berdasarkan  atas  sistem  dan metode  keilmuan  dalam  lingkup  penelitian  yang  dipedomaninya,  maka  penelitian
bisnis tersebut dapat dikategorikan sebagai suatu penelitian ilmiah. Sistem ini dapat terdiri  dari  seperangkat  pendapat,  prinsip,  konsep,  teori-teori,  persoalan  yang
diajukan, keragaman variabel yang diamati, tujuan pengamatan dan metode-metode yang digunakan yang berkaitan dengan penelitian. Sedangkan metode penelitian itu
sendiri merupakan cara-cara untuk mengerjakan penelitian.
Dalam penelitian yang berbobot ilmiah, tentu harus dipenuhi norma-norma dan  kaidah-kaidah  tertentu,  sebagai  asas  keteraturan.  Ada  beberapa  karakteristik
atau prinsip-prinsip untuk menilai apakah sebuah penelitian itu berbobot atau tidak. Menurut Teguh 1999 : 34 agar penelitian bisnis dapat dikatakan berbobot, sebuah
penelitian bisnis harus memiliki beberapa sifat, diantaranya :
Pertama, penelitian bisnis yang dilakukan bersifat umum. Penelitian harus dapat  dikomunikasikan  secara  luas  dari  satu  peneliti  ke  peneliti  lain.  Seorang
peneliti  tidak  dapat  membuat  dalil-dalil  atau  alasan  berdasarkan  pengetahuan, metode  dan  data  secara  pribadi  dalam  berargumentasi  sekedar  untuk  menguatkan
temuannya.  Peneliti  harus  menggunakan  metode  yang  dapat  diikuti  oleh  peneliti lain secara rasional dan menurut kaidah-kaidah metodologi penelitian yang umum.
Kedua,  penelitian  bisnis  yang  dilakukan  harus  bersifat  objektif.  Penelitian dibatasi oleh aturan-aturan atau prosedur-prosedur yang jelas. Objektivitas sebuah
Sumber :  Schindler S. Pamela and Cooper R. Donald 2003 : 39
Fact 1. Dessy memiliki catatan
kinerja yang jelek.
Fact 2. Dessy biasanya
terlambat masuk kerja.
Fact 3. Telpon Dessy lebih
sedikit dibanding sales yang lain.
Why?
Hypothesis : Dessy malas
Deductive :
Malas menghasilkan kinerja yang jelek.
Deductive : malas
menghasilkan jumlah telpon per hari sedik.
Induction
38
Metodologi Penelitian Bisnis Kunjungi
http:www.paksis.wordpress.com untuk artikel manajemen gratis
penelitian dibatasi berhubungan erat dengan fakta-fakta dari hasil interpretasi fakta- fakta sebelumnya. Penelitian harus mampu menolak pendapat pribadi, jika memang
faktanya  berlawanan  dengan  hasil  observasi  langsung.  Fakta  yang  harus ditonjolkan adalah fakta, bukan harapan belaka.
Ketiga, penelitian bisnis yang dilakukan harus bersifat  empirik. Penelitian bisnis  sudah  barang  tentu  berkaitan  dengan  dunia  nyata  yang  dapat  diketahui  dan
secara potensial dapat diukur dengan satuan-satuan tertentu. Empirik artinya dapat diketahui  secara  inderawi,  tidak  bersifat  abstrak.  Empirik  berarti  penelitian  itu
harus  dapat  ditangkap  oleh  indera  manusia.  Penjelasan  yang  diberikan  dapat diulang oleh orang lain, jika cara-cara dan metode penelitian yang dilakukan sama.
Penelitian yang empirik tentu sangat berbeda dengan sebuah penjelasan metafisika atau  paranormal.  Penjelasan  yang  disampaikan  oleh  dunia  metafisika  atau
paranomal, tentu saja sulit dikatakan memenuhi sifat empirik karena tidak bersifat umum dan setiap orang tidak dapat membuktikan kebenarannya.
Keempat,  penelitian  bisnis  yang  dilakukan  harus  bersifat  sistematis  dan kumulatif.  Tidak  ada  penelitian  yang  berjalan  sendiri-sendiri.  Seorang  peneliti
harus  selalu  menggunakan  hasil-hasil  penelitian  sebelumnya  yang  relevan  dalam mengerjakan  penelitiannya.  Mengulang  dan  melakukan  peninjauan  pustaka
sebelumnya  akan  sangat  membantu  dalam  mengidentifikasi  luasnya  masalah  dan faktor-faktor yang penting dalam penelitian bisnis.
Kelima,  penelitian  bisnis  yang  dilakukan  harus  bersifat  prediktif.  Ilmu pengetahuan  atau  penelitian  harus  dapat  meramalkan  kemungkinan-kemungkinan
yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Penelitian bisnis yang berbobot ilmiah tinggi  harus  memiliki  daya  prediksi  predicting  power  yang  tinggi.  Dengan
demikian,  dapat  dibedakan  apakah  sebuah  karangan  bersifat  ilmiah  atau  hanya sekedar karangan biasa saja.
Lebih jauh disampaikan oleh Suryabrata 2003 : 7 bahwa tugas  ilmu dan penelitian  dapat  dikatakan  identik.  Adapun  tugas-tugas  ilmu  dan  penelitian  dapat
disampaikan secara singkat beikut ini : 1.  Tugas
mencandra atau
mendeskripsikan memerikan
hal-hal yang
dipersoalkannya. 2.  Tugas  menerangkan  eksplanasi,  bersifat  menerangkan  kondisi-kondisi  yang
mendasari terjadi peristiwa-peristiwa. 3.  Tugas  menyusun  teori,  yaitu  mencari  dan  merumuskan  hukum-hukum
menangani  hubungan  antara  kondisi  yang  satu  dengan  kondisi  yang  lain  atau hubungan satu peristiwa dengan peristiwa yang lain.
4.  Tugas prediksi, bersifat memberi ramalan prediksi, estimasi perkiraan, serta proyeksi  mengenai  peristiwa-peristiwa    yang  bakal  terjadi  atau  gejala-gejala
yang bakal muncul. 5.  Tugas pengendalian, bersifat melakukan tindakan-tindakan guna mengendalikan
peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala. Dari  uraian  di  atas  dapat  disimpulkan  ukuran  untuk  mengetahui  sampai
seberapa  jauh  kadar  atau  bobot  ilmiah  sebuah  penelitian  bisnis  dapat  dilihat  dari kemampuannya  mendeskripsikan  hasil  penelitian,  mulai  dari  pokok  masalah
sampai  temuan  hasil  sehingga  dapat  dibuat  kesimpulan  dan  saran-saran  yang efektif-aplikatif dan akurat. Merumuskan teori-teori, hukum-hukum atau dalil-dalil.
Kunjungi http:www.paksis.wordpress.com
untuk artikel manajemen gratis Metodologi Penelitian Bisnis
39 Selain  itu,  dilihat  dari  tingkat  kemampuannya  untuk  meramalkan  dan
mengendalikan persoalan yang diteliti.
F.   Nilai Manajerial Penelitian Bisnis