Sifat-sifat Peneliti yang Baik

Kunjungi http:www.paksis.wordpress.com untuk artikel manajemen gratis Metodologi Penelitian Bisnis 53 yang sering digunakan untuk mengkuantifikasi data kulaitatif menjadi kuantitatif adalah dengan pendekatan model Skala Likert Likert Scale. Untuk lebih jelasnya, teknik kuantifikasi data dapat dilihat pada bab Skala Pengukuarn pada bagian lain buku ini. Pada kenyataanya, ternyata tidak semua penelitian harus memiliki hipotesis. Hal ini tentu disesuaikan dengan jenis dan tujuan penelitian itu sendiri. Menurut Umar 1996 : 10 jika peneliti hanya ingin informasi mengenai status suatu fenomena yang belum atau tidak dapat menentukan dugaan jawaban terhadap hasil penelitiannya maka hipotesis tidak perlu dibuat. Jenis-jenis penelitian yang biasanya tidak menggunakan hipotesis antara lain penelitian deskriptif, penelitian filosofis, penelitian evaluasi dan penelitian tindakan.

J. Sifat-sifat Peneliti yang Baik

Menyatakan dan menetapkan sifat-sifat positif yang harus dimilki oleh seorang peneliti yang professional tidaklah mudah. Pada kenyatannya tidak semua orang memiliki karakteri yang sesuai congruence dengan persyaratan untuk menjadi peneliti yang baik. Pekerjaan meneliti tidak dapat disamakan dengan para koki atau juru masak yang dalam melakukan tugasnya cukup mengikuti resep-resep masakan yang telah ada secara standar. Bahkan pekerjaan para koki kini dapat dengan mudah diikuti oleh para peminat masakan amatiran sekalipun, atau oleh ibu-ibu rumah tangga yang ingin mencoba resep masakan dari sebuah majalah atau tabloid perempuan. Kegiatan memasak resep baru tersebut tingggal diikuti satu per satu, tahap demi tahap dengan teliti biasanya akan menghasilkan masakan yang sama seperti standar kualitas yang diharapkan. Namun demikian, tidak sama halnya dengan pekerjaan peneliti. Meskipun peneliti telah belajar berbagai macam sumber ilmu pengetahuan dari bermacam-macam buku tentang metodologi penelitian, para peneliti masih dituntut untuk harus selalu melihat dengan jernih setiap persoalan yang akan ditelitinya. Para peneliti tidak berpikir dan bekerja menururt pola-pola yang sama, dan pada umumnya terbagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok yang bekerja berdasarkan pendekatan : induksi, deduksi dan moderate jalan tengahgabungan yang oleh Schindler disebut sebagai “double movement of reflectice thought”. Kelompok pertama adalah peneliti yang bekerja berdasarkan pendekatan induksi, kelompok ini mulai bekerja meneliti dengan pandangan terbuka dalam mengumpulkan data. Dari data ini ditarik kesimpulan-kesimpulan. Kelemahan pada aliran atau kelompok ini adalah adanya peneliti yang tidak cukup mempunyai intuisi dan daya khayal imajinasi untuk membuat kesimpulan yang memuaskan. Kelompok kedua adalah para peneliti yang bekerja berdasarkan pendekatan deduksi. Berdasarkan pengetahuan, intuisi dan daya khayal atau kreativitas para peneliti kelompok ini menyusun hipotesisnya terlebih dahulu. Kemudian dengan mengunakan penelitian sebagai alat, mereka menguji pendapat-pendapat. Bila berhasil, penelitian jenis ini dapat menghasilkan suatu karya yang mengagumkan. Kelompok ini biasanya terdiri dari para pemikir dan harus didampingi oleh kelompok pertama yang lebih suka bekerja. Kelompok ketiga adalah kelompok moderate, yang menggabungkan kedua pendekatan deduktif dan induktif dalam memulai sebuah penelitian. Seorang peneliti tidak begitu saja mengikuti instruksi atau langkah-langkah dalam metode penelitian yang telah dipelajari dalam buku seperti halnya orang 54 Metodologi Penelitian Bisnis Kunjungi http:www.paksis.wordpress.com untuk artikel manajemen gratis yang belajar memasak mengikuti resep tadi, namun seorang peneliti harus memiliki daya kreatifitas dan menyadari bahwa persoalan yang akan diteliti belum tentu sama dengan apa yang dituliskan dalam metodologi penelitian. Dengan perkataan lain, setiap persoalan yang diteliti adalah “unique” dan “specific”. Permasalahan yang akan diteliti dapat diibaratkan seperti halnya karakteristik banyaknya orang didunia. Jika penduduk dunia berkisar antara 4 milyar orang, maka karakteristik orang di dunia juga ada 4 milyar karakter. Misalkan saja seorang peneliti akan meneliti dengan tujuan Budaya Organasasi, tentu akan sangat berbeda contoh karakteristik Budaya Organisasi perusahaan “A” dengan perusahan “B”. Sebenarnya pesan yang ingin disampaikan oleh penulis adalah agar seorang peneliti memiliki persepsi yang holistic menyeluruh terhadap setiap persoalan yang akan diteliti, jangan melihat sebuah persoalan hanya secara “partial” sepotong-sepotong. Penelitian dilakukan tidak hanya sebatas pada “the science”, namun juga aspek “the art”-nya, meskipun tidak sepenuhnya sampai pada batas “absolutely state of the art”. Untuk lebih memahami karakteristik peneliti yang baik, berikut disajikan pendapat ahli yang mengatakan bahwa untuk menjadi seorang peneliti yang baik harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut : 1. Intellegence, artinya seorang peneliti harus cerdas, cerdik dan pintar 2. Interest, artinya seorang peneliti harus punya perhatian dan keinginan khususnya mengenai bidang tertentu yang lebih dikuasai. 3. Imaginative, peneliti harus memiliki daya khayal 4. Intuitive and willingness, artinya seorang peneliti harus memiliki gagasan, ide dan kemauan 5. Creativie, artinya seorang peneliti harus memiliki kemampuan daya cipta to create 6. Informative, artinya seorang peneliti jangan bosan membaca pustaka untuk mengumpulkan informasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan wawasan umum 7. Inventative, artinya seorang peneliti harus mampu menemukan hal-hal yang baru sama sekali dan belum pernah ada sebelumnya 8. Innovative, artinya seorang peneliti harus memiliki daya kreasi atau modifikasi atas apa yang sudah ada sebelumnya 9. Industrious, artinya seorang peneliti tidak malas dan giat berusaha untuk menggunakan seluruh kemampuan yang dimilikinya atau memiliki fighting spirit yang tinggi 10. Intense observative, artinya seorang peneliti harus selalu melakukan pengamatan yang intensif dan terus menerus 11. Maturity and invectious entusiasism, artinya seorang peneliti harus memiliki pandangan yang dewasa dan jangan “cengeng” serta mudah menyerah, dan harus memiliki gejolak meneliti yang meledak-ledak 12. Integrity, artinya seorang peneliti harus memiliki kejujuran yang mutlak dan jangan membohongi diri sendiri serta anti plagiarism penjiplakan karya orang lain 13. Indefagitable writer, seorang peneliti selalu berusaha sekuat tenaga agar hasil karyanya dapat dikomunikasikan ke publik publikasi . Untuk mencapai tingkatan ini adalah tidak mudah dilakukan, dan memerlukan tingkat kesabaran serta keuletan yang tinggi. Kunjungi http:www.paksis.wordpress.com untuk artikel manajemen gratis Metodologi Penelitian Bisnis 55 14. Incentive, seorang peneliti yang baik akan mendapatkan imbalan emosional berupa pahala, nikmat dan kepuasan batin yang luar biasa dari hasil penelitiannya. Lebih-lebih jika hasil penelitiannya memiliki manfaat dan digunakan oleh khalayak. Bahkan tidak jarang incentive berupa penghargaan uang pun dapat diperoleh. 56 Metodologi Penelitian Bisnis Kunjungi http:www.paksis.wordpress.com untuk artikel manajemen gratis BAB 4 JENIS-JENIS PENELITIAN BISNIS uang lingkup penelitian bisnis dapat berkaitan dengan kepentingan akademik, profersional, praktis dan institusional. Pengertian kepentingan akademik adalah untuk tujuan penulisan skripsi, tesis atau disertasi. Penelitian jenis ini lebih cenderung untuk kepentingan edukatif, sehingga lebih dipentingkan validitas internal, yaitu metode yang digunakan harus sempurna betul, variabel terbatas dan kecanggihan analisis sesuai dengan jenjang pendidikan apakah sarjana, magister atau doktor. Yang dimaksud penelitian dengan tujuan professional adalah dilakukan oleh dosen dan ilmuwan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Variabel yang diteliti lengkap, kecanggihan analisis disesuaikan dengan kepentingan masyarakat ilmiah. Oleh karena itu penelitian yang bersifat professional harus dilakukan secara betul internal validity dan hasilnya berguna untuk pengembangan ilmu external validity. Sedangkan kategori penelitian bisnis untuk kepentingan praktis atau institusional bertujuan untuk bahan memperoleh informasi yang berguna untuk pengembangan lembaga atau pengambilan keputusan serta kebijakan organisasi Sugiyono, 2000 : 4 Wibisono 1999 : 13 menjelaskan bahwa penelitian bisnis menghasilkan informasi untuk mengurangi ketidakpastian dan membantu dalam memfokuskan pengambilan keputusan. Dalam sejumlah situasi, para peneliti bisnis harus mengetahui dengan pasti apa persoalan bisnis yang dihadapi oleh klien mereka. Peneliti bisnis juga harus mampu merancang sebuah kajian untuk menguji sebuah sebuah hipotesis yang spesifik. Sebagai contoh, perusahaan minuman yang memperkenalkan produk baru berupa Sari Jeruk Pontianak mungkin ingin mengetahui apakah lebel yang nanti akan digunakan apakah berwarna keemasan atau warna perak agar lebih memiliki daya tarik. Untuk mendapatkan keputusan apakah warna emas atau perak pada kemasannya, maka perlu dirancang sebuah penelitian pendahuluan yang harus dirancang sesuai dengan harapan yang ingin dicapai. Begitu banyaknya variasi penelitian bisnis sehingga akan sangat membantu jika dapat diketahui kategori tipe-tipe penelitian bisnis berdasarkan tujuan, teknik maupun fungsinya. Teknik penelitian berupa cara eksperimen, survei dan observasi adalah cara- cara yang telah umum diketahui. Dengan melakukan klasifikasi berdasarkan tujuan dan fungsinya akan membantu karakteristik permasalahan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap pemilihan metode penelitian. Beberapa ahli menjelaskan bahwa kategori penelitian bisnis sangat berhubungan erat dengan karakteristik permasalahan yang dihadapi. Terdapat beberapa jenis penelitian bisnis, diantaranya : a. Penelitian historis, b. Penelitian Penjajaganeksplorasi exploratory research, c. Deskriptif dan Kualitatif, d. Sebab-akibat causal research. R Kunjungi http:www.paksis.wordpress.com untuk artikel manajemen gratis Metodologi Penelitian Bisnis 57

A. Penelitian Historis