66
Metodologi Penelitian Bisnis Kunjungi
http:www.paksis.wordpress.com untuk artikel manajemen gratis
yang menyebabkan terbunuhnya David Kelly, peneliti dari Inggris tulis harian Kompas, pada edisi selanjutnya mengenai berita yang berhubungan dengan hal
tersebut. Korban lainnya adalah mundurnya para petinggi BBC London, yang disebabkan terkena skandal pemberitaan tersebut.
Banyak kasus-kasus lain yang dapat menyentuh atau menyinggung perasaan serta hati nurani seseorang karena cara-cara penelitian bisnis yang
dilakukan tidak memenuhi standar etika. Sebagai contoh, berikut adalah kegiatanm-kegiatan penelitian bisnis yang dapat dianggap tidak memperhatikan
etika penelitian yang seharusnya.
Pertama. Seorang manager sebuah perusahaan besar sedang berkeinginan untuk mengetahui bagaimana perilaku dan pandangan para karyawan anggauta
gerakan buruh di perusahaannya dengan cara memasang microphone yang disembunyikan di kafetaria karyawan perusahaan dan ditempelkan tape recorder
agar percakapan para karyawan dapat diamati selama makan di kafetaria. Bagaimana menurut pendapat Anda, apakah hal ini mengganggu hati nurani atau
perasaan Anda?
Kedua. Seorang peneliti yang mengharuskan memilih 100 sampel perusahaan publik akuntan yang dipercaya bahwa pelaksanaan praktek akuntan
publiknya tidak dikelola dengan baik. Kemudian peneliti tersebut dengan sengaja menyingkirkan perusahaannya dijadikan sebagai sample agar terhindar dari
pengamatan. Bagaimana pendapat Anda?
Ketiga. Sebuah televisi swasta yang diketahui adanya hubungan atau dimilki salah seorang kandidat presiden, sengaja melaksanakan polling
terus menerus untuk dan membuat prediksi lebih awal sebelum pemilu dilaksanakan. Bagaimana menurut anda, apakah model polling atau penelitian ini
dapat dikatakan memiliki etika? Keempat. Seorang manager perusahaan makanan mengajak seorang
peneliti untuk meyakinkan bahwa produk makanannya mengandung zat yang sangat bergizi, padahal kenyatannya tidak demikian. Bagaimana persaan Snda
terhadap praktek tersebut? Apakah hal ini sesuatu yang memenuhi unsur etika? Pertanyaan apakah sebenarnya yang dimaksud kode etik penelitian,
merupakan pertanyaan yang sangat filosofis. Tidak ada jawaban yang sama terhadap pertanyaan ini diantara para ahli. Namun demikian, semua ahli sepakat
bahwa etika penelitian harus selalu memperhatikan hak-hak dan kewajiban- kewajiban seseorang yang secara jelas harus mengikuti norma-norma yang terdapat
dalam masyarakat. Menururt Zikmund 1997 : 64 norma masyarakat diadopsi dari perilaku kelompok, apa yang harus dan tidak harus dilakukan pada kondisi-kondisi
tertentu di dalam kelompok masyarakat tersebut.
B. Hak dan Kewajiban Umum Peneliti, Pengguna dan Responden
Dalam penelitian bsinis terdapat tiga pihak yang terlibat three parties, yaitu peneliti, pengguna atau klien sebagai sponsor usersponsoring client dan
responden sebagai subjek penelitian. Interaksi antar pihak atau dua pihak di memerlukan etika yang standard. Baik secara sadar atau tidak, masing-masing
pihak memerlukan adanya hak-hak dan kewajiban terhadap pihak-pihak lain.
Jika terjadi presepsi yang berbeda antara peneliti dengan client atau responden maka akan timbul konflik. Sebagai contoh, jika peneliti berkepentingan
Kunjungi http:www.paksis.wordpress.com
untuk artikel manajemen gratis Metodologi Penelitian Bisnis
67 mengetahui informasi dari responden, namun responden tidak peduli dengan
kepentingan si peneliti. Ini dapat dimaklumi, karena responden kadang tidak sadar bahwa keterlibatannya dalam menjawab pertanyaan dalam penelitian pada akhirnya
akan membantu kepentingan mereka melalui peningkatan manajemen yang lebih baik sebagai hasil dari penelitian. Bahkan mungkin ada responden yang menolak
pertanyaan penelitian karena alasan “rahasia pribadi” atau “privacy”. Oleh karenanya, peneliti harus memiliki kode etik untuk mengatasi permasalahan
privacy tersebut, misalkan tidak menyebutkan nama responden yang sebenarnya.
C. Hak dan Kewajiban Responden
Kode etik penelitian bisnis sangat bervariasi tergantung dari jenis penelitian yang dilakukan. Responden yang diteliti dengan cara survei tentu saja
lebih longgar masalah kode etik yang dapat diterapkan dibandingkan dengan penelitian yang memerlukan treatment perlakuan seperti pada rancangan-
rancangan penelitian eksperimental. Sekali responden menyatakan bersedia dan setuju untuk dijadikan responden, kewajiban utama seorang responden adalah
memberikan jawaban yang jujur dan benar. Kerjasama yang jujur adalah kewajiban utama seorang responden sebagai subjek penelitian.
Kode etik yang berkaiatan dengan responden yang telah bersedia dijadikan sebagai sumber informasi dalam penelitian, pada umumnya berkaitan dengan
privacy, tipu daya deception dan hak responden untuk tahu the right to be informed.
1. Privacy
Privacy adalah informasi yang sifatnya rahasia dan berkaitan dengan hal yang sangat pribadi bagi responden dan tidak ingin diketahui oleh orang
lain. Menururt hasil polling dari beberapa lembaga penelitian terkemuka di USA, hampir 80 orang Amerika merasa sangat tersinggung jika masalah
informasi pribadi mereka seperti umur, besarnya gaji, status kawin, dsb dipublikasi atau diketahui oleh orang lain tanpa seijin yang bersangkutan. Hal
ini dianggap sebagai pelanggaran berat atau bahkan dapat dianggap kriminal. Oleh karena itu, menjadi sangat penting untuk menanyakan kepada responden,
apakah bersedia secara sukarela volunteerly untuk berpartisipasi dalam sebuah proyek penelitian bisnis karena setiap orang memiliki hak atau kebebasan untuk
memilih. Meskipun demikian, ada kemungkinan terdapat orang tua, orang miskin atau yang terlalu bodoh dan tidak terpelajar mungkin tidak akan
mengerti akan hak-haknya dalam penelitian bisnis.
68
Metodologi Penelitian Bisnis Kunjungi
http:www.paksis.wordpress.com untuk artikel manajemen gratis
Sumber : Zikmund 1997 : 64. Gambar 5.1.
Interaksi Antara Hak dan Kewajiban Peneliti, Pengguna dan Responden
Pertanyaan yang sering muncul berkaitan dengan masalah privacy “Apakah menginterupsi seorang responden yang sedang menikmati acara
kesayangannya di TV juga tergolong melanggar kode etik penelitian bisnis?”. Tentu saja tergantung kepada kemauan si responden. Peneliti harus dapat
memilih waktu yang paling menyenangkan convenient untuk melakukan interview, misalkan jangan terlalu larut malam, atau terlalu pagi dan sebaginya.
Interview penggalian data dalam penelitian bisnis secara survey dapat dilakukan atas dasar
“susu tante” kepanjangan dari “suka-sama suka” dan dalam keadan “sadar tanpa tekanan”.
2. Desepsi Penipuan dan Konsilasi menyembunyikan fakta
Desepsi deception atau konsilasi concealment adalah adanya keengganan untuk memberikan informasi atau adanya kesalahan karena peneliti
tidak dapat berinteraksi secara langsung dengan responden. Akibat yang fatal dalam penelitian bisnis karena adanya desepsi dapat berupa
“mis- communication”. Meskipun hal ini misalkan diwawancari dengan long distance
call dan dijamin tidak ada orang lain yang akan mengetahuinya. Padahal sebenarnya informasi yang akan diberikan tidak akan membahayakan harmfull
atau mempunyai efek negatif lain seperti efek psychologic, apalagi fisik. Oleh karenanya, peneliti berkewajiban memberikan pengertian kepada responden
bahwa apa yang dilakukan tidak akan berbahaya atau merugikan para responden.
3. Hak Responden Untuk Tahu The Right to be Informed
Menjadi sebuah perdebatan yang sengit apakah setiap responden harus mengetahui seluruh aspek penelitian bisnis termasuk informasi tentang tujuan
dari sponsor penelitian. Kewajiban peneliti untuk melindungi hak untuk tahu bagi responden. Jika tingkat pendidikan masyarakat telah baik, maka
pengetahuan akan penelitian bisnis akan menhadi lebih mudah. Namun demikian, tetap menjadi tugas public relations untuk menangani masalah ini.
Kunjungi http:www.paksis.wordpress.com
untuk artikel manajemen gratis Metodologi Penelitian Bisnis
69
D. Hak dan Kewajiban Peneliti