Kunjungi http:www.paksis.wordpress.com
untuk artikel manajemen gratis Metodologi Penelitian Bisnis
65
BAB 5
KODE ETIK PENELITIAN BISNIS
A. Pengertian Kode Etik Penelitian Bisnis
ntuk mendapatkan hasil penelitian bisnis yang akurat sesuai dengan yang diharapkan, penelitian harus dilaksanakan sesuai dengan cara-cara yang
baik dan benar. Ibarat menyapu lantai di rumah, hasil lantai akan bersih jika alat yang dipakai seperti lap pel, sapu serta obat pembersihnya juga baik dan
bersih. Cara-cara yang elegan ini dapat diperoleh dengan menerapkan kode etik penelitian. Penelitian harus mengikuti kaidah-kaidah atau norma-norma yang
berlaku di masyarakat. Jika cara penelitian yang ditempuh mengabaikan asas-asas serta norma umum yang berlaku di masyarakat, maka hasil penelitian itu menjadi
“terasing” atau “outsider” dari masyarakatnya. Sebuah hasil penelitiana harus natural, apa adanya dan dilahirkan dari
kejujuran dan kerelaan mengungkapkan data yang diperlukan yang merupakan persyaratan mutlak bagi obsesi hati nurani manusia. Penelitian harus bebas dan
jauh dari sifat memaksakan kehendak terhadap sumber data atau respondent. Dengan kata lain, hasil penelitian harus free from coersive power.
Selain penelitian bisnis harus bebas dari pemaksaan kehendak, ada hal yang lebih hakiki lagi yaitu penelitian harus berdasarkan norma dan hati nurani.
Jika di dalam melaksanakan penelitian bisnis terjebak pada hasil yang asal sesuai selera atau hasilnya harus sesuai dengan pesanan, maka akan terjadi tindakan
“doctoring data” atau memanipulasi data demi menyesuaikan analisis yang diharapkan. Apabila penelitian selalu didasarkan pada kaidah-kaidah ilmiah,
akademik dan ilmu pengetahuan, serta pada hati nurani yang paling mendasar serta mengikuti kaidah dan norma yang berlaku umum masyarakat, maka tidak mungkin
akan terjadi apa yang disebut plagiarism penelitian yang menjiplak hasil karya orang lain. Plagiarism adalah tindakan dari peneliti yang berjiwa atau bermental
kerdil dwarfted mentality, serta menipu diri sendiri self-cheating.Bisa saja seorang peneliti mengutip hasil karya orang lain, namun jika dilakukan sesuai
dengan kaidah akademis tentu saja tidak dapat dikatakan sebagai menjiplak, dan masih dalam koridor yang bisa dimaklumi. Pengutipan pendapat orang lain harus
dicantumkan sumbernya secara jelas.
Hasil penelitian juga akan sangat berbahaya jika digunakan tidak pada tempatnya. Misalkan perang Irak tahun 2003 yang lalu dan telah memakan korban
harta benda serta ribuan korban sipil maupun tentara, dan sampai sekarang telah membunuh lebih dari 500 tentara USA serta koalisinya ternyata salah satu
sumbernya adalah hasil “tesis” mahasiswa di Inggris yang membuat tulisan tentang
adanya Weapon Mass of Destruction WMD atau senjata pemusnah masal. “Inggris Ambil Info WMD Irak Dari Tesis Mahasiswa”, demikian tulis harian
Kompas, pada halaman 2 2003 : 26. Bahkan karena hal ini terjadilah skandal
U
66
Metodologi Penelitian Bisnis Kunjungi
http:www.paksis.wordpress.com untuk artikel manajemen gratis
yang menyebabkan terbunuhnya David Kelly, peneliti dari Inggris tulis harian Kompas, pada edisi selanjutnya mengenai berita yang berhubungan dengan hal
tersebut. Korban lainnya adalah mundurnya para petinggi BBC London, yang disebabkan terkena skandal pemberitaan tersebut.
Banyak kasus-kasus lain yang dapat menyentuh atau menyinggung perasaan serta hati nurani seseorang karena cara-cara penelitian bisnis yang
dilakukan tidak memenuhi standar etika. Sebagai contoh, berikut adalah kegiatanm-kegiatan penelitian bisnis yang dapat dianggap tidak memperhatikan
etika penelitian yang seharusnya.
Pertama. Seorang manager sebuah perusahaan besar sedang berkeinginan untuk mengetahui bagaimana perilaku dan pandangan para karyawan anggauta
gerakan buruh di perusahaannya dengan cara memasang microphone yang disembunyikan di kafetaria karyawan perusahaan dan ditempelkan tape recorder
agar percakapan para karyawan dapat diamati selama makan di kafetaria. Bagaimana menurut pendapat Anda, apakah hal ini mengganggu hati nurani atau
perasaan Anda?
Kedua. Seorang peneliti yang mengharuskan memilih 100 sampel perusahaan publik akuntan yang dipercaya bahwa pelaksanaan praktek akuntan
publiknya tidak dikelola dengan baik. Kemudian peneliti tersebut dengan sengaja menyingkirkan perusahaannya dijadikan sebagai sample agar terhindar dari
pengamatan. Bagaimana pendapat Anda?
Ketiga. Sebuah televisi swasta yang diketahui adanya hubungan atau dimilki salah seorang kandidat presiden, sengaja melaksanakan polling
terus menerus untuk dan membuat prediksi lebih awal sebelum pemilu dilaksanakan. Bagaimana menurut anda, apakah model polling atau penelitian ini
dapat dikatakan memiliki etika? Keempat. Seorang manager perusahaan makanan mengajak seorang
peneliti untuk meyakinkan bahwa produk makanannya mengandung zat yang sangat bergizi, padahal kenyatannya tidak demikian. Bagaimana persaan Snda
terhadap praktek tersebut? Apakah hal ini sesuatu yang memenuhi unsur etika? Pertanyaan apakah sebenarnya yang dimaksud kode etik penelitian,
merupakan pertanyaan yang sangat filosofis. Tidak ada jawaban yang sama terhadap pertanyaan ini diantara para ahli. Namun demikian, semua ahli sepakat
bahwa etika penelitian harus selalu memperhatikan hak-hak dan kewajiban- kewajiban seseorang yang secara jelas harus mengikuti norma-norma yang terdapat
dalam masyarakat. Menururt Zikmund 1997 : 64 norma masyarakat diadopsi dari perilaku kelompok, apa yang harus dan tidak harus dilakukan pada kondisi-kondisi
tertentu di dalam kelompok masyarakat tersebut.
B. Hak dan Kewajiban Umum Peneliti, Pengguna dan Responden