Metode analisis data Pengalaman bertani tahun

27

3.4 Metode analisis data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk tujuan penelitian 1 mengenai bagaimana perkembangan jumlah organisasi P3A, luas lahan sawah, dan produksi padi sawah di Kabupaten Simalungun, Kecamatan Bandar, Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar dalam 5 tahun terakhir dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif, dengan mengumpulkan dan menjelaskan data yang diperoleh seperti luas lahan persawahan, produksi tanaman sawah, dan jumlah P3A selama 5 tahun terakhir di Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun. Untuk tujuan penelitian 2 dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif yaitu menggumpulkan data karakteristik petani meliputi umur, luas lahan, pendidikan, dan pengalaman bertani serta frekuensi pembayaran iuran P3A yang sudah di bayar oleh anggota di daerah penelitian. Kemudian untuk menguji perbedaan karakteristik petani anggota digunakan uji statistika non parametrik dengan menggunakan SPSS yaitu uji Independent t-test Supriana, 2010. Kriteria pengambilan keputusannya adalah: • H diterima jika nilai signifikansi ≥α • H 1 diterima jika nilai signifikansi ≤α Keterangan • H adalah tidak ada perbedaan umur, luas lahan, pendidikan, pengalaman bertani dan frekuensi pembayaran iuran P3A yang nyata antara petani anggota P3A Berbadan Hukum dan Tidak Berbadan Hukum. Universitas Sumatera Utara 28 • H 1 adalah ada perbedaan umur, luas lahan, pendidikan, pengalaman bertani dan frekuensi pembayaran iuran P3A yang nyata antara petani anggota P3A Berbadan Hukum dan Tidak Berbadan Hukum. Untuk tujuan penelitian 3, dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif skoring dan untuk melihat perbedaan dinamika organisasi diolah dengan SPSS uji independent t-test. Hal yang dianalisis adalah dinamika organisasi P3A Berbadan Hukum dan Belum Berbadan Hukum di Kecamatan Bandar. Penilaian dinamika organisasi didasarkan atas jumlah skor penilaian dinamika yang ditanyakan ke sample petani anggota. Berikut Tabel 5, parameter yang digunakan pada pengukuran dinamika organisasi: Tabel 6. Parameter Pengukuran Dinamika Organisasi Parameter Indikator Tujuan organisasi Pemahaman anggota terhadap tujuan organisasi Kesesuaian tujuan organisasi dengan kebutuhan anggota Keterlibatan anggota dalam menentukan tujuan organisasi Struktur Organisasi Kepemimpinan dalam organisasi Pembagian tugas dan kerja dalam organisasi Sistem komunikasi di organisasi Fungsi tugas organisasi Kepuasan anggota terhadap organisasi Keaktifan anggota mencari informasi Penyebaran informasi ternologi Koordinasi dalam organisasi Kejelasan organisasi Inisiatif Pembinaan dan pemeliharaan Organisasi Kegiatan organisasi Partisipasi anggota dalam kegiatan organisasi Peraturan organisasi Kekompakan Kerjasama antar anggota dalam melaksanakan kegiatan Universitas Sumatera Utara 29 Organisasi Keterlibatan dalam mengambil keputusan Kontrol sosial dalam organisasi Suasana organisasi Hubungan ketua, pengurus dan anggota Hubungan komunikasi diantara anggota Kebebasan anggota berpatisipasi dalam organisasi Tekanan Organisasi Peraturan dalam organisasi Sanksi terhadap pelanggaran di organisasi Motivasi melaksanakan peraturan Keefektifan organisasi Tingkat pencapaian tujuan organisasi Tingkat kebanggaan anggota terhadap organisasi Kepuasan anggota terhadap tujuan organisasi Pada pengukuran dinamika organisasi digunakan pertanyaan yang mengandung beberapa parameter. Sampel akan dibimbing menggunakan kuisioner, setiap pertanyaan mengandung 5 pilihan jawaban, yang diberi skor 1 hingga 5. Petani akan diarahkan untuk mengisi jawaban sesuai dengan organisasi P3A. Kemudian dibandingkan hasil skoring dinamika dengan menggunakan uji independet sampel T Tes. Berikut ini adalah persentase tingkatan skoring dinamika organisasi P3A: 1 - 19,5 = Sangat Rendah 20 - 39,5 = Rendah 40 - 59,5 = Sedang 60 - 79,5 = Tinggi 80 - 100 = Sangat Tinggi Keterangan: − Untuk skor yang diperoleh katergori sangat rendah menunjukan bahwa organisasi sangat kurang dinamis dinamika organisasi sangat rendah. Universitas Sumatera Utara 30 − Untuk skor yang diperoleh dalam kategori rendah menunjukan bahwa organisasi kurang dinamis dinamika organisasi rendah. − Untuk skor yang diperoleh dengan kategori sedang menunjukan organisasi cukup dinamis dinamika organisasi sedang. − Untuk skor yang diperoleh dalam kategori tinggi, menunjukan bahwa organisasi dinamis dinamika organisasi tinggi. − Untuk skor yang diperoleh dalam kategori sangat tinggi menunjukan bahwa organisasi sangat dinamis dinamika organisasi sangat tinggi. Untuk tujuan penelitian 4 dianalisis dengan menggunakan metode analisis korelasi Rank Spearman dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS versi 22.0 For Windows. Dalam Supriana 2010 rumus analisis korelasi Rank Spearman sebagai berikut: Keterangan: R s = Koefisien korelasi Rank Spearman di= Selisih skor antara dua variabel n =jumlah petani sampel Kriteria pengambil keputusan adalah sebagai berikut: Jika signifikansi ≥α 0,05 ;H diterima dan H 1 ditolak tidak ada hubungan Jika signifikansi ≤α 0,05 ;H ditolak dan H 1 diterima ada hubungan. R S =1- ∑ Universitas Sumatera Utara 31 Keterangan: • H adalah tidak ada hubungan antara umur, luas lahan, pendidikan, pengalaman bertani dan frekuensi pembayaran iuran P3A dengan dinamika organisasi P3A Berbadan Hukum dan Tidak Berbadan Hukum. • H 1 adalah ada hubungan antara umur, luas lahan, pendidikan, pengalaman bertani dan frekuensi pembayaran iuran P3A dengan dinamika organisasi P3A Berbadan Hukum dan Tidak Berbadan Hukum. Untuk tujuan penelitian 5, dianalisis dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda untuk menguji pengaruh karakteristik petani umur, luas lahan, tingkat pendidikan, pengalaman bertani dan frekuensi pembayaran iuran P3A anggota terhadap dinamika organisasi P3A. Persamaan regresi linear berganda secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut: Y = a + a 1 X 1 + a 2 X 2 + a 3 X 3 + a 4 X 4 + a 5 X 5 + e Keterangan : Y = Dinamika Organisasi P3A a = Koefisien Intersep a 1-5 = Koefisien Regresi X 1 = Umur Petani Tahun X 2 = Luas Lahan Petani Anggota Ha X 3 = Tingkat Pendidikan Tahun X 4 = Pengalaman Bertani Tahun X 5 = Frekuensi Pembayaran Iuran P3A Tahun e = standard error. Universitas Sumatera Utara 32 a. Analisis Koefisien Determinasi R 2 Koefisien Determinasi R 2 bertujuan untuk melihat apakah variabel independent bebas cukup memberi arti terhadap variabel dependent terikatnya, dengan kata lain variasi variabel bebasnya dapat menjelaskan variabel terikatnya sebesar R 2 . b. Uji Kesesuaian Model Uji F Uji F adalah uji secara menyeluruh simultan signifikansi pengaruh perubahan variabel independent terhadap variabel dependent, artinya parameter X 1 , X 2 , X 3 , X 4 dan X 5 secara bersamaan diuji apakah memiliki signifikansi atau tidak. Kriteria pengujian: Jika sig. F ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H 1 diterima Jika sig. F ≥ 0,05 maka Ho diterima dan H 1 ditolak. Jika Ho diterima artinya faktor umur, luas lahan, pendidikan,pengalaman bertani dan frekuensi pembayaran iuran P3A secara serempak tidak berpengaruh signifikan terhadap Y dinamika organisasi P3A. Jika H 1 diterima artinya variabel umur, luas lahan, pendidikan, pengalaman bertani dan frekuensi pembayaran iuran P3A secara serempak berpengaruh signifikan terhadap Y dinamika organisasi. c. Uji T signifikansi predictor uji t adalah uji secara parsial pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent, digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Taraf signifikansi α yang digunakan dalam ilmu sosial adalah 5 Firdaus, 2011. Universitas Sumatera Utara 33

3.5 Definisi Dan Batasan Operasional

Dokumen yang terkait

Perbandingan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum di Kabupaten Serdang Bedagai. Studi kasus Desa Makmur dan Desa Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu

2 41 100

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 2 117

SISTEM INFORMASI PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A).

1 14 7

BELUM BERBADAN HUKUM SMA DAN SMK

0 1 1

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 12

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 1

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 7

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 16

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 3

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 25