Gambaran Organisasi P3A Belum Berbadan Hukum Perbedaan Karakteristik Anggota Organisasi P3A Berbadan Hukum Dan Belum Berbadan Hukum

43

4.3 Gambaran Organisasi P3A Belum Berbadan Hukum

P3A Belum Berbadan Hukum diwakili oleh P3A Horas di Desa Bandar Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun. P3A ini tidak memiliki SK sehingga masih kurang terorganisir maka dalam memberikan sanksi bagi petani yang tidak mematuhi peraturan belum terlaksana dengan tegas. P3A ini berdiri sudah lama, dan revitalisasi kepengurusan tahun 2010. Organisasi P3A ini Belum Berbadan Hukum karena mengganggap tidak terjadi pertengkaran mengenai pengelolaan sumberdaya air di daerah mereka. Organisasi ini juga tidak diberikan hak untuk mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak pemerintah, karena keberadaannya masih belum memiliki legalitas Berbadan Hukum. Organisasi Belum Berbadan Hukum tetap mendapat pengawasan dari dinas pertanian Provinsi Sumatera Utara tentang jaringan irigasi di wilayah organisasi P3A ini. Universitas Sumatera Utara 44

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan terhadap petani anggota P3A Berbadan Hukum di Desa Bandar Jawa dan P3A Belum Berbadan Hukum di Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun. 5.1 Perkembangan Di Kabupaten Simalungun 5.1.1 Perkembangan Komoditi Padi Sawah Simalungun merupakan salah satu Kabupaten terluas di Provinsi Sumatera Utara. Dengan luas wilayah 4.386,60 km 2 . Kabupaten ini memiliki 31 kecamatan dan merupakan salah satu lumbung padi di Sumatera Utara. Lahan sawah yang dimiliki oleh kabupaten ini cukup luas, berikut ini merupakan perkembangan luas tanam, luas panen, produksi dan produkstivitas tanaman padi sawah di Kabupaten Simalungun tahun 2010-2014. Tabel 11. Perkembangan Luas Tanam, Luas Panen, Produkstivitas Dan Produksi Tanaman Padi Sawah Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2014 Keterangan Satuan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Luas Tanam Ha 79.637 82.349 80.201 84.161 88.533 Luas Panen Ha 78.995 81.355 76.608 74.946 84.079 Produksi Ton 416.247 471.163 440.992 436.663 526.330 Produkstivitas TonHa 52,69 57,22 57,56 58,26 59,45 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun, 2015 Berdasarkan data di atas penurunan luas tanam, luas panen, produksi terjadi pada tahun 2012. Berikut ini grafik yang dihasilkan dari perubahan luas tanam dan hasil penen komoditi padi sawah di Kabupaten Simalungun: Universitas Sumatera Utara 45 Gambar 3. Grafik perkembangan Luas Tanam Dan Panen Tanaman Padi Sawah Di Simalungun Berdasarkan grafik di atas, terjadi kenaikan luas tanam pada tahun 2010-2011, kemudian terjadi penurunan pada tahun 2012 dengan luas tanam 80.201 ha. Kemudian di tahun selanjutnya mengalami peningkatan hingga tahun 2014. Hal ini disebabkan karena petani mulai peduli pentingnya perairan terhadap hasil produksi padi sawah. Luas panen komoditi padi sawah pada tahun 2010-2011 meningkat, sedangkan pada tahun 2011-2013 mengalami penurunan, dan tahun 2014 luas panennya meningkat kembali. Pada tahun 2010, lahan yang panen tidak jauh berbeda dengan luas lahan yang ditanam, sedangkan pada tahun 2013 luas lahan yang ditanam meningkat tetapi luas panen menurun sebanyak ±10.000 Ha. Hal ini diakibatkan kerusakan yang terjadi pada tanaman padi sawah, sehingga tanaman tersebut tidak dapat dipanen dan menurunkan hasil produksi. 65.000 70.000 75.000 80.000 85.000 90.000 2010 2011 2012 2013 2014 H a Tahun TANAM PANEN Universitas Sumatera Utara 46 Gambar 4. Perkembangan produksi tanaman padi sawah di Simalungun Produksi tanaman padi sawah tahun 2010-2011 mengalami peningkatan, sedangkan tahun 2011-2013 mengalami penurunan jumlah produksi yang disebabkan berkurangnya luas tanam padi sawah. Pergerakan grafik pada produksi tanaman padi sawah Gambar 4 mengalami penurunan seperti luas panen, yaitu pada tahun 2012 dan 2013, hal ini disebabkan karena kurangnya pemeliharaan dan penggunaan bibit yang kurang baik sehingga menyebabkan hasil panen tidak optimal. Dan pada tahun 2014 terjadi peningkatan produksi, hal ini disebabkan karena pemeliharaan yang dilakukan petani yaitu merawat irigasi dengan baik, sehingga perairan lancar dan hasil yang diperoleh meningkat, kemudian selain itu hal yang menyebabkan peningkatan produksi adalah penggunaan bibit unggul dan pupuk yang sesuai dosis. 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 2010 2011 2012 2013 2014 H a Tahun Produksi Universitas Sumatera Utara 47

5.1.2 Perkembangan Organisasi P3A Di Kabupaten Simalungun

Organisai P3A yang berada di Kabupaten Simalungun tidak mengalami penambahan jumlah organisasi, tetapi perubahan terjadi pada P3A yang Berbadan Hukum yaitu mengalami peningkatan pada tahun 2011 sampai 2014. Hal itu terjadi karena legalitas badan hukum sangat berpengaruh terhadap campur tangan pemerintah. Legalitas organisasi P3A yang Berbadan Hukum akan memperoleh kemudahan dalam pengurusan berkas dan keberadaan organisasi P3A juga jelas bagi anggota organisasi. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah ini. Tabel 12.Perkembangan Organisasi P3A Di Kabupaten Simalungun Dalam 5 Tahun Terakhir Tahun Jumlah Daerah Irigasi P3A Berbadan Hukum P3A Belum Berbadan Hukum Total unit Jumlah unit Jumlah unit 2010 117 192 60,30 126 39,7 318 2011 117 192 60,30 126 39,7 318 2012 117 194 61,00 126 39,7 318 2013 117 198 62,26 120 37,7 318 2014 117 198 62,26 120 37,7 318 Sumber. Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun, 2015 Dari Tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa tidak ada peningkatan jumlah P3A di Kabupaten Simalungun, tetapi jumlah P3A Berbadan Hukum mengalami penambahan atau peningkatan, kerena organisasi P3A Belum Berbadan Hukum telah merubah statuslegalitas organisasi menjadi Badan Hukum, artinya petani atau organisasi P3A mulai peduli dengan legalitas organisasi P3Anya. karena sebuah P3A yang berbadan hukum, akan memiliki kebebasan dalam berkegiatan, serta memiliki hak untuk mengikuti kegiatan, perlombaan dan mengurus proposal untuk bantuan perbaikan irigasi. Universitas Sumatera Utara 48

5.1.3 Perkembangan P3A Berbadan Hukum

P3A Berbadan Hukum mempunyai posisi yang kuat karena sudah sama dengan perusahaan, karena akta pendirian yang berupa anggaran rumah tangga mereka sudah disahkan menjadi badan hukum sehingga apabila ada masalah, organisasi tersebut dapat melakukan sidang yaitu pemberian sanksi kepada pihak yang bersalah. Perkembangan lain yang terjadi adalah organisasi P3A Berbadan Hukum mendapatkan bantuan untuk perbaikan saluran irigasi sekunder. Bantuan ini diperoleh karena organisasi mengajukan proposal perbaikan saluran irigasi yang ditujukan kepada pemerintah daerah agar perairan dalam usahatani mereka berjalan lancar dan keberadaan organisasi ini juga jelas. Gambar 5. Kondisi saluran irigasi Gambar 6. Perbaikan saluran irigasi P3A Berbadan Hukum P3A Berbadan Hukum Manfaat yang diterima dari badan hukum yang dimiliki oleh organisasi P3A selain dapat melakukan sidang adalah kemudahan dalam pengurusan administrasi seperti mengajukan proposal bantuan perbaikan saluran irigasi. Gambar di atas adalah perbaikan irigasi saluran air P3A Berbadan Hukum yang memakai dana dari pemerintah daerah. Universitas Sumatera Utara 49 Beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi P3A Berbadan Hukum adalah melaksanakan rapat tahunan yang membahas kondisi air untuk memenuhi proses produksi tanaman padi sawah dalam usahatani anggota. Gambar 7. Pelaksanaan rapat oleh Gambar 8. Rapat dihadiri anggota organisasi P3A Berbadan Hukum dan pengurus organisasi P3A Organisasi P3A Berbadan Hukum memiliki iuran, yang dikutip setiap akhir panen padi. Iuran yang dikutip kepada seluruh anggota dan pengurus P3A Berbadan Hukum adalah Rp. 1000,- rante. Uang iuran yang terkumpul akan digunakan untuk memperbaiki jaringan tersier dan jaringan sekunder. Karena jaringan tersier merupakan tanggung jawab organisasi P3A dan P3A juga ikut bertanggung jawab pada jaringan sekunder yang juga diawasi oleh pihak pemerintah. Universitas Sumatera Utara 50

5.1.4 Perkembangan P3A Belum Berbadan Hukum

Berikut ini merupakan kondisi saluran irigasi organisasi P3A Belum Berbadan Hukum. Gambar 9.Kondisi irigasi P3A Gambar 10. Kondisi air irigasi P3A Belum Berbadan Hukum Belum Berbadan Hukum Untuk kondisi saluran irigasi P3A Belum Berbadan Hukum cukup baik, persawahan juga mendapat perairan yang lancar. Sampai saat ini P3A ini belum memiliki legalitas yang sah Belum Berbadan Hukum, karena kurangnya informasi yang diterima oleh pengurus P3A Belum Berbadan Hukum mengenai prosedur dalam mengurus badan hukum. Pemerintah juga kurang bersosialisasi mengenai prosedur atau langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengurus badan hukum. Untuk tahun 2016 ini pengurus organisasi P3A ini akan berupaya untuk membuat organisasi mereka menjadi badan hukum. Organisas P3A Belum Berbadan Hukum juga memiliki iuran, yang dikutip kepada seluruh anggota dan pengurus P3A Belum Berbadan Hukum yaitu sebesar Rp. 1000,- rante. Uang iuran yang terkumpul akan digunakan untuk memperbaiki jaringan tersier dan jaringan sekunder yang kurang baik. Universitas Sumatera Utara 51

5.2 Perbedaan Karakteristik Anggota Organisasi P3A Berbadan Hukum Dan Belum Berbadan Hukum

Sampel yang dimaksud adalah petani pemakai air yang merupakan anggota dari organisasi P3A Berbadan Hukum di Desa Bandar Jawa dan organisasi P3A Belum Berbadan Hukum di Desa Bandar. Karakteristik sampel meliputi umur petani, luas lahan yang di usahakan, tingkat pendidikan petani sampel, lamanya pengalaman bertani petani dan frekuensi iuran. Secara terperinci karakteristik umur, luas lahan, pendidikan, pengalaman bertani dan frekuensi pembayaran iuran anggota P3A Berbadan Hukum dan organisasi P3A Belum Berbadan Hukum tertera pada Tabel 12 di bawah: Tabel 13. Karakteristik Anggota Organisasi P3A Berbadan Hukum Dan P3A Belum Berbadan Hukum No Karakteristik petani anggota Satuan P3A Berbadan Hukum P3A Belum Berbadan Hukum Range Rataan Range rataan 1 Umur Tahun 36-60 49,13 31 -69 49,20 2 Luas Lahan Ha 0,2-2 0,75 0,2-1 0,44 3 Tingkat Pendidikan Tahun 0-12 9,10 4-12 7,80 4 Pengalaman Bertani Tahun 10-38 20,60 10-35 19,20 5 Frekuensi Pembayaran Iuran P3A Kali 9-10 9,00 4-7 6,00 Sumber: Lampiran 4 dan 5 diolah Dari Tabel di atas diketahui bahwa umur yang dimiliki anggota organisasi P3A Berbadan Hukum dan Belum Berbadan Hukum tidak berbeda, yaitu termasuk produktif. Luas lahan yang dimiliki oleh anggota P3A Berbadan Hukum sama dengan anggota P3A Belum Berbadan Hukum yaitu rata-rata dibawah 1 ha. Tingkat pendidikan yang dimiliki anggota P3A Berbadan Hukum adalah tamatan Sekolah Menengah Pertama SMP, sedangkan pada P3A Belum Berbadan Universitas Sumatera Utara 52 Hukum rata-rata anggotanya tidak tamat SMP. Pengalaman bertani anggota P3A Berbadan Hukum juga tidak berbeda dengan P3A Belum Berbadan Hukum, yaitu cukup berpengalaman. Untuk variabel frekuensi pembayaran iuran yang dibayar oleh anggota setiap musim panennya adalah anggota organisasi P3A lebih rajin membayar kutipan iuran rutin, dari pada anggota organisasi P3A Belum Berbadan Hukum. Berikut ini adalah hasil olah data dengan aplikasi IBM Spss Statistics 22,0 yang menunjukan ada atau tidaknya perbedaan karakteristik anggota P3A Berbadan Hukum dan Belum Berbadan Hukum berikut: Tabel 14. Uji Beda Rata-Rata Umur Anggota Organisasi P3aberbadan Hukum Dan Belum Berbadan Hukum T Sig. 2-tailed Equal variances assumed -,032 ,974 Equal variances not assumed -,032 ,974 Sumber: Lampiran 8 diolah Hasil analisis didapat nilai sig.2-tailed adalah sebesar 0,974 nilai yang diperoleh lebih besar dari kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 0,05. Hal ini menunjukan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan umur anggota organisasi P3A Berbadan Hukum Dan Belum Berbadan Hukum . Tabel 15. Uji Beda Rata-Rata Luas Lahan Anggota Organisasi P3aberbadan Hukum Dan Belum Berbadan Hukum t Sig. 2-tailed Equal variances assumed 1,445 ,154 Equal variances not assumed 1,445 ,154 Sumber: Lampiran 8 diolah Universitas Sumatera Utara 53 Hasil analisis didapat nilai sig.2-tailed adalah sebesar 0,154 nilai yang diperoleh lebih besar dari kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 0,05. Hal ini menunjukan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan luas lahan anggota organisasi P3A Berbadan Hukum dan Belum Berbadan Hukum. Tabel 16. Uji Beda Rata-Rata Tingkat Pendidikan Anggota Organisasi P3A Berbadan Hukum Dan Belum Berbadan Hukum t Sig. 2-tailed Equal variances assumed 1,618 ,111 Equal variances not assumed 1,618 ,111 Sumber: Lampiran 8 diolah Hasil analisis didapat nilai sig.2-tailed adalah sebesar 0,111 nilai yang diperoleh lebih besar dari kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 0,05. Hal ini menunjukan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan tingkat pendidikan formal anggota organisasi P3A Berbadan Hukum dan Belum Berbadan Hukum. Tabel 17. Uji Beda Rata-Rata Pengalaman Bertani Petani Anggota Organisasi P3A Berbadan Hukum Dan Belum Berbadan Hukum t Sig. 2-tailed Equal variances assumed ,854 ,397 Equal variances not assumed ,854 ,397 Sumber : Lampiran 11diolah Hasil analisis didapat nilai sig.2-tailed adalah sebesar 0,397 nilai yang diperoleh lebih besar dari kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 0,05. Hal ini menunjukan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan pengalaman bertani anggota organisasi P3A Berbadan Hukum dan Belum Berbadan Hukum. Universitas Sumatera Utara 54 Tabel 18. Uji Beda Rata-Rata Frekuensi Pembayaran Iuran Anggota Organisasi P3A Berbadan Hukum Dan Belum Berbadan Hukum t-test for Equality of Means t Sig. 2-tailed Equal variances assumed -10,791 ,000 Equal variances not assumed -10,791 ,000 Sumber : Lampiran 8 diolah Hasil analisis didapat nilai sig.2-tailed adalah sebesar 0,00 nilai yang diperoleh lebih kecil dari kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 0,05. Hal ini menunjukan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, artinya ada perbedaan frekuensi pembayaran iuran yang dibayar petani organisasi P3A Berbadan Hukum dan Belum Berbadan Hukum. Berdasarkan hasil di atas bahwa karakteristik umur, luas lahan, tingkat pendidikan, dan pengalaman bertani antara anggota P3A Berbadan Hukum dan Belum Berbadan Hukum tidak berbeda, sedangkan frekuensi pembayaran iuran anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A Belum Berbadan Hukum memiliki perbedaan, anggota P3A Berbadan Hukum lebih rajin membayar iuran P3A karena apabila anggota tidak mematuhi peraturan membayar iuran akan dikenakan sanksi, yaitu tidak mendapat jatah air pada musim tanam berikutnya, serta hal ini sudah ditegaskan dalam peraturan yang ada dalam Anggaran Dasar organisasi ini. Di dalam organisasi P3A Berbadan Hukum anggota wajib menaati peraturan yang ada di dalam organisasi, karena organisasi sudah di sahkan menjadi badan hukum. Universitas Sumatera Utara 55

5.3 Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum Dan Belum Berbadan Hukum

Dokumen yang terkait

Perbandingan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum di Kabupaten Serdang Bedagai. Studi kasus Desa Makmur dan Desa Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu

2 41 100

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 2 117

SISTEM INFORMASI PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A).

1 14 7

BELUM BERBADAN HUKUM SMA DAN SMK

0 1 1

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 12

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 1

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 7

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 16

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 3

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 25